Berita Karawang
Api yang Membakar Asrama Ponpes Miftahul Khoirot Membesar dengan Cepat, Menimbulkan Kepanikan Santri
Api berasal dari percikan api yang jatuh ke kasur di asrama santri. Ketika itu para santri sedang tidur siang.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG -- Api yang membakar gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot pada Senin (21/2) membesar dengan cepat.
Hal itu diungkapkan Hilman Faqih (22), warga Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, yang turut serta memadamkan api sebelum bala pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian.
Dia menjelaskan, kebakaran diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00. Dia mengaku mendapat kabar kebakaran ini melalui telepon.

"Awalnya dapat kabar dari telepon, saya datang (ke pesantren) benar ada asap," kata Hilman.
Melihat itu Hilman langsung menuju SPBU atau pom bensin terdekat, untuk meminjam alat pemadam api ringan (APAR), karena ketika itu belum ada pemadam kebakaran.
Saat dia tiba kembali ke pesantren, api sudah membesar.
"Semua pada teriak (untuk) menyelamatkan diri. Ya warga sama santri lain berusaha memadamkan api," ucapnya.
Ketika itu, lanjut Hilman, suasananya sangat mencekam, sebab santri yang berada di dalam gedung yang terbakar berhamburan menyelamatkan diri.
Dia tak menyangka ada delapan santri yang terjebak hingga meninggal terbakar.
"Enggak tahu ternyata masih ada santri di dalam kamar lantai 2 itu," katanya.
Dugaan sementara, penyebab kebakaran bangunan pondok di Pesantren Miftahul Khoirot itu adalah percikan api dari kipas angin yang mengalami kerusakan.
Hal itu dikatakan Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono, di lokasi kejadian kebakaran.
Aldi menjelaskan, dari keterangan korban yang selamat, terlihat percikan api dari kipas angin yang berada di kamar di lantai 2. Di lantai itu memang terdapat asrama para santri.
Lalu, percikan api itu jatuh ke kasur, dan membakar kasur tersebut.