Kebakaran

Kesaksian Petugas Damkar yang Evakuasi Jenazah 8 Santri, Enggak seperti Biasa, Tercium Bau Wangi

Para petugas Pemadam Kebakaran menemukan fenomena menarik saat bertugas memadamkan api di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
Tribun Bekasi/Muhammad Azzam
Kedua orangtua Moreno Aditya tampak memeluk peti berisi jenazah putranya. Moreno Aditya adalah satu dari 8 santri yang meninggal dunia dalam kebakaran di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, Senin (21/2/2022) 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG -- Petugas pemadam kebakaran yang bertugas memadamkan kebakaran di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, Senin (21/2), menemukan fenomena yang menarik.

Mereka mencium wangi harum saat mengevakuasi jenazah 8 santri yang meninggal dunia dalam musibah kebakaran itu.

Cerita ini sekarang tengah viral di antara warganet Karawang, begitu diunggah akun media sosial @infokrw.

Postingannya yang bentuknya foto tangkapan layar pesan Whatsapp berisi kesaksian para oetugas pemadam kebaran yang tidak mencium bau gosong saat proses evakuasi tersebut.

Sebaliknya mereka mencium wangi harum dari jasad para santri penghapal Al-Quran tersebut.

Syahid

Kepala Bidang (Kabid) Damkar pada BPDB Karawang, Rohmat, membenarkan soal cerita tersebut.

"Kemarin pas orang-orang Damkar evakuasi jenazah korban itu, ada bau wangi. Iinfo dari teman-teman saat padamin dan evakuasi. Itu enggak seperti biasanya," kata Rohmat saat dikonfirmasi pada Rabu (23/2/2022).

Terkait fenomena itu, Rohmat mengambil sisi positifnya yakni menjadi suatu hikmah bahwa para adik-adik santri meninggal dalam keadaan syahid.

"Saya juga klarifikasi atas viral itu ke petugas di Cilamaya. Benar Pak Danru, kalau seperti biasanya kecium gosong gitu ini enggak ya, enggak seperti biasanya lah," ucapnya.

Sementara Fitra Adi Sutrisno anggota Damkar Kecamatan Cilamaya membenarkan soal mencium bau wangi nan harum itu.

"Iya betul, memang wanginya beda, enggak seperti biasanya saat evakuasi korban meninggal kebakaran lain," katanya.

Dia memperkirakan dua kemungkinan fenomena ini terjadi. Pertama karena minyak wangi yang biasa digunakan para santri, dan yang kedua adalah kehendak Allah.

"Mungkin ya ada beberapa faktor, dari mayat, mungkin juga di dalam itu ada minyak wangi. Biasa kan anak pesantren suka simpan minyak wangi jadi ikut kebakar," katanya.

"Atau karena apakah mereka ini ya syuhada, calon penghuni surga. Karena memang baunya beda," imbuh Fitra.

Dia menambahkan, kedelapan jenazah itu ditemukan di sejumlah tempat. Ada yang di dekat tangga keluar, ada uang di dekat jendela.

Jasad mereka ditemukan, ada yang dalam posisi berpelukan dan bertumpuk seperti hendak saling melindungi dan menyelamatkan diri.

"Insya Allah mereka syahid, pas evakuasi saya lihatnya sudah hangus sadaya (semuanya), ya sedih sekali lihatnya," tandas Fitra.

Dia menjelaskan, ada dua regu dalam proses pemadaman dan evakuasi korban meninggal dunia. Dua regu itu masing-masing beranggotakan enam personel, dari Damkar Cilamaya dan Damkar Telagasari.

"Ada bantuan mobil juga dari Damkar Pertamina, tapi pas proses evakuasi kami menunggu pihak Kepolisian," katanya.

Barang bukti

Sebelumnya diberitakan, Tim Puslabfor (pusat laboratorium forensik) Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, di Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (22/2/2022).

"Tujuan kami untuk mencari penyebab kebakaran. Kami enggak bisa kasih tahu penyebabnya kayak dukun. Tanpa barang bukti kami enggak bisa bicara. Makanya kamia cari BB yang ada di TKP," kata Kasubdit Laka Bakar Puslabfor Mabes Polri, Kompol Nurkolis, pada Selasa kemarin.

Dari hasil olah TKP, Tim Puslabfor Mabes Polri mengumpulkan beberapa barang bukti.
Di antaranya instalasi listrik, kipas angin, soket listrik, dan abu hasil kebakaran.

"Barang bukti ini harus kami periksa di lab dengan alat, untuk bisa bicara penyebab kebakaran. Maknaya kami butuh waktu paling cepat satu hari, besok kami seleaaikan. Kemudian baru bisa kami simpulkan penyebab kebakaran," tandas Nurkolis.

Musibah kebakaran ini menyebabkan 8 orang santri Ponpes Hafizd Miftahul Khoirot Karawang meninggal, dan tiga lainnya luka-luka.

Delapan orang santri yang meninggal ini tidak bisa menyelamatkan diri dari lahapan si jago merah, saat mereka tidur siang di lantai dua gedung pesantren.

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved