Bocah Penderita Tumor
Selesai Operasi di RS Polri Kramat Jati Bocah Penderita Tumor di Kaki Asal Rembang Jalani Kemoterapi
"Jadi kita berharap empat dari sekarang itu seluruh rangkaian pengobatan sudah rampung. Mudah-mudahan ananda Sinta juga bisa survive dengan pengobatan
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM ----Sinta Aulia Maulidia (10), bocah yang menderita osteosarcoma atau tumor pada kakinya bakal menjalani kemoterapi pasca operasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (23/2/2022).
Tim dokter gabungan yang menangani Sinta, dr Achmad Fauzi Kamal mengatakan kemoterapi akan dilakukan selama tiga kali dan berlangsung selama tiga atau empat minggu kedepan.
"Tentu nanti akan dievaluasi dari satu kemo ke kemo lainnya adalah keadaan umumnya, yang kedua pemeriksaan laboratorium rutin maupun untuk menilai kekambuhan," ujar Kamal, Rabu (23/2/2022).
Meski begitu, bukan tidak mungkina kemoterapi yang bakal dijalani bocah yang sempat dibesuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan ingin jadi Polwan itu terkendala.
Baca juga: Idap Tumor Ganas Segede Bayi, Melanie Subono Mengakui Dua Tahun sempat Malas Cek Up ke Rumah Sakit
Baca juga: Stunting saat Balita bisa Sebabkan Aneka Penyakit saat Dewasa, Inilah Upaya Mencegah Balita Stunting
Pasalnya apabila hemoglobin Sinta menurun dari ambang batas minimal maka dengan kondisi itu proses pengobatan kemoterapi harus ditunda.
Untuk itu, dia berharap dan memohon dukungan doa dari seluruh masyarakat supaya bocah asal Desa Samaran RT 03/01 Kecamatan Pamotan, Rembang, Jawa Tengah itu bisa sembuh.
"Jadi kita berharap empat dari sekarang itu seluruh rangkaian pengobatan sudah rampung. Mudah-mudahan ananda Sinta juga bisa survive dengan pengobatan kemonya," kata Kamal.
Kamal menambahkan setelah menjalani amputasi Sinta akan mulai menggunakan kaki palsu untuk menunjang aktivitasnya usai proses kemoterapi yang bakal dijalani.
"Penggunaan kaki palsu jika pada orang dewasa itu dipertimbangkan setelah tiga bulan. Tapi pada ananda Sinta nanti kita lihat, ananda masih anak-anak masih panjang perjalanannya," tuturnya.
BERITA VIDEO : OPERASI TUMOR KAKI BOCAH SELESAI
Selesai jalani operasi
Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Asep Hendradiana mengatakan proses operasi bocah yang sempat dibesuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjalan lancar tanpa ada hambatan.
“Alhamdulillah berkat dukungan doa dari Bapak Kapolri dan Ibu dan masyarakat khususnya yang peduli pada kesembuhan dan kesehatan Sinta dapat berjalan lancar,” ujarnya, Rabu (23/2/2022).
Operasi amputasi kaki kiri Sinta adalah pilihan terbaik untuk menyelamatkan nyawa bocah yang bercita-cita sebagai Polwan itu dari penyakit yang diderita usai mendapat persetujuan orangtua.
"Untuk kegiatan operasi ini membutuhkan izin dari ananda Sinta dan kedua orangtua yang disepakati dan disetujui," katanya.
Asep memastikan proses operasi Sinta ditangani langsung oleh tim dokter spesialis dari RS Polri Kramatjati maupun rumah sakit lainnya seperti RSCM guna memastikan operasi berjalan lancar.
"Semoga perawatan berikutnya dapat masih bisa berjalan lebih baik lagi," kata Asep.
Sementara tim dokter gabungan dr Achmad Fauzi Kamal mengatakan operasi amputasi merupakan pilihan terbaik untuk proses pengobatan tumor yang berada di kaki kiri Sinta.
"Amputasi setinggi pangkal paha, sendinya kita buang. Kalau secara kasat mata tadi kira-kira bebas tumor, mudah-mudahan tidak kambuh lagi," ungkapnya.
Kamal menceritakan pendarahan terbilang relatif minimal saat proses amputasi kaki kiri pagi tadi hingga sekira pukul 11.35 WIB seluruh tumor di kaki Sinta sudah bisa diangkat.
"Total selesai operasi pukul 12.30 WIB dengan keadaan selamat. Kita berharap setelah tumor dibuang keadaan semakin membaik, kemudian nafsu makan membaik," ujarnya.
Nantinya Sinta juga akan menjalani pengobatan lanjutan yakni kemoterapi berlangsung pada dua hingga empat minggu pascaoperasi untuk bisa memastikan tumor sudah terangkat seluruhnya.
"Mudah-mudahan selambatnya pascabedah, setelah hari ini, kemo akan dilakukan oleh tim RS Darmais dan MRCC untuk siap melaksanakan kemoterapi," katanya.
(Sumber : Warta Kota/Junianto Hamonangan/jhs)