Berita Jakarta
Agen Ini Berani Menantang Orang Kaya yang Beli Gas Non Subsidi: Saya Bilang, Itu Buat Orang Miskin!
Seorang agen gas di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat menolak menjual gas non subsidi ke orang kaya atau berekonomi mampu
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM - Seorang agen gas di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat prediksi, bakalan terjadi pengalihan penggunaan gas non subsidi ke subsidi.
Kembalinya penggunaan gas subsidi tersebut bisa terjadi bila harga gas non subidi naik lagi.
Pasalnya, selama ini pengguna gas non subsidi adalah warga mampu atau yang biasa disebut orang kaya.
Dadiyono akui, pengguna gas tanpa bantuan dari pemerintah biasanya tinggal di komplek atau perumahan.
Ia berharap, warga kategori mampu tidak membeli gas subsidi karena di tabungnya sudah jelas ada tulisan untuk orang miskin.
"Kalau enggak mampu, tak masalah. Ini (gas non subsidi) diperuntukan bagi yang miskin, jelas kan? Tapi, namanya orang kita (warga mampu di Indonesia) mau dibilang apa lagi," jelasnya, Selasa (1/3/2022).
Pria 63 tahun itu melanjutkan, untuk mengetahui warga tak mampu atau mampu cukup melihat dari penjualannya setiap hari.
Jika dalam kesehari ia hanya menjual 10 tabung gas tiga kilogram, maka pembelinya masih normal orang miskin.
"Tapi kalau sudah 20 sampai 30 tabung gas tiga kilogram, maka itu patut dievaluasi, pasti ada keterlibatan orang kaya yang beli," tegasnya.
Dia pernah memiliki pengalaman ketika ada warga mengendarai mobil ingin membeli beberapa tabung gas tiga kilogram.
Pria lanjut usia itu lantas menolak pembeli tersebut karena peruntukannya bukan untuk warga mampu.
"Terus dia nunjuk, itu ada pak gasnya, saya bilang itu buat orang miskin, saya berani nantang karena dia memang warga mampu atau orang kaya, belinya pakai mobil kalau jalan kaki saya kasih," ujar Dadiyono.
Ia juga sudah mendapat wanti-wanti dari pedagang gas eceran agar tidak menjual ke pembeli orang kaya.
Tujuannya supaya tabung gas tersebut diterima tepat sasaran dan tidak jatuh ke orang kaya atau mampu.
"Semenjak ada ini seperti loundry enggak boleh pakai dia pakai, restauran dia pakai tiga kilogram, seperti perumahan punya mobil dia pakai juga," katanya.