Berita Jakarta
Harga Gas Elpiji Non Subsidi Naik, Pemilik Pangkalan Gas Ini Yakini Warga Bakalan Beralih ke Subsidi
Harga gas elpiji non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram ditetapkan naik oleh Pertamina.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM - Harga gas elpiji non subsidi yang berukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram ditetapkan naik oleh Pertamina seiring mengikuti perkembangan industri minyak dan gas.
Kebijakan tersebut diyakini bakal mempengaruhi pola pembelian gas elpiji non subsidi yang selama ini dilakukan masyarakat.
Bahkan tidak menutup kemungkinan beralih ke gas subsidi.
“Ya sangat berpengaruh, karena kan tadinya beli gas 12 kilogram jadinya ke gas 3 kilogram,” ujarnya Hermansyah, pemilik pangkalan gas di Jalan Lodan, Jakarta Utara, Selasa (1/3/2022).
Menurut Hermansyah, masyarakat menengah yang biasanya tinggal di perumahan bisa beralih menggunakan gas 3 kilogram untuk menyiasati harga gas elpiji non subsidi yang terus naik.
“Kalau perumahan itu kan memang ada sedikit perubahan larinya ke (gas) 3 kilogram,” ujarnya.
Kondisi itu diyakini bakal menambah signifikan jumlah pelanggan gas elpiji subsidi.
Sementara gas melon 3 kilogram yang selama ini dijualnya sangat terbatas jumlahnya.
“Jadinya gas 3 kilogram tambah pelanggannya, stok kita kan pas-pasan. Kuota kita dalam satu hari itu pas-pasan banget jadi kita agak sedikit keteteran,” tuturnya.
Meski begitu hingga saat ini belum ada kenaikan untuk bulan Februari.
Kenaikan harga gas elpiji non subsidi terakhir mengalami kenaikan pada bulan Desember 2021 silam.
“Bulan Desember kita beda Rp 10 ribu doang, kita eceran biasanya Rp 150 ribu terus kita naikin Rp 10 ribu jadi Rp 160 ribu,” sambungnya.
Adapun para pelanggan gas elpiji non subsidi yang dijualnya berasal dari berbagai kalangan mulai dari warga perumahan hingga penghuni apartemen.
Meski begitu, pelanggan terbesar gas elpiji non subsidi yang selama ini dijualnya untuk kebutuhan operasional dari kapal-kapal di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa.
“Kita kadang juga kirim ke pelabuhan, kalau kapal stand by barengan bisa dalam satu hari sampai 20 tabung, 30 tabung. Tapi kadang juga dalam sehari cuma 5 tabung,” tuturnya.