Berita Kriminal

Dokter Terduga Teroris Ditembak Densus 88 Antiteror Polri, Sempat Menolak Masuk Grup WhatsApp Warga

Seorang pria berprofesi dokter yang juga terduga teroris ditembak mati Detasemen Khusus (Densus) 99 Antiteror Polri.

Editor: Panji Baskhara
Sumber: KOMPAS.com /ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Ilustrasi: Seorang pria berprofesi dokter yang juga terduga teroris ditembak mati Detasemen Khusus (Densus) 99 Antiteror Polri, di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2022) sekira pukul 21.00 WIB. 

TRIBUNBEKASI.COM - Seorang pria terduga teroris ditembak mati Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

Pria terduga teroris berinisial SU tersebut meninggal dunia di Sukoharjo, Jawa Tengah.

SU ditembak lantaran mencoba melarikan diri saat hendak ditangkap Densus 88 Antiteror Polri, Rabu (9/3/2022) sekira pukul 21.00 WIB.

Dilansir Kompas.com, ternyata SU dikenal berprofesi sebagai seorang dokter.

Ketua rukun tetangga (RT) tempat tinggal SU, Bambang Pujiana, membenarkan hal itu.

"Pekerjaannya, yang saya tahu dia dokter," kata Bambang di Kelurahan Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Kamis (10/3/2022).

Bambang menyebutkan, SU dikenal sebagai pribadi yang tertutup.

Laki-laki 54 tahun itu disebut tidak pernah hadir dalam kegiatan warga.

"Sepanjang saya menjabat Ketua RT dari tahun 2019, SU saat saya mengadakan pertemuan-pertemuan kegiatan warga tidak pernah ada, tidak pernah datang tidak pernah sosialisasi," kata Bambang.

SU juga dikatakan enggan masuk dalam grup WhatsApp RT tempat tinggalnya.

Bahkan, iuran warga pun tidak pernah dibayarnya.

"Iuran warga setiap bulannya Rp 25.000 juga tidak pernah memberikan," ujar Bambang.

Menurut Bambang, SU hanya terlihat saat datang ke masjid untuk shalat berjemaah.

Namun, tidak pernah berbincang dengan warga lain.

Setelah tewas saat ditangkap Densus 88, rumah SU terlihat sepi.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved