Berita Jakarta
Enggan Kecolongan seperti Pilkada DKI 2017 Lalu, Pengamat Sebut PDIP Bakal Lihat Situasi Dulu
“Dia (PDI Perjuangan) akan melihat situasi dulu ya, kelihatannya PDIP nggak mau kecolongan lagi. Kita tahu PDI Perjuangan pemenang (DPRD) di DKI
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Partai NasDem dan Partai Golkar memberikan sinyal bakal menduetkan Ahmad Sahroni dengan Airin Rachmi Diany dalam ajang Pilkada DKI Jakarta pada November 2024 mendatang.
Namun PDI Perjuangan selaku partai peraih kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta belum mengumumkan nama-nama yang berpotensi bakal dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Dia (PDI Perjuangan) akan melihat situasi dulu ya, kelihatannya PDIP nggak mau kecolongan lagi. Kita tahu PDI Perjuangan pemenang (DPRD) di DKI makanya dapat jatah Ketua DPRD, tapi (calon) Gubernurnya kan kalah yang didukung PDIP,” ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin pada Sabtu (12/3/2022).
Ujang memprediksi, PDI Perjuangan masih mengkalkulasikan secara matang sosok kader yang dinilai layak menjadi calon Gubernur DKI.
Baca juga: M. Taufik Sebut Mantan Walkot Tangsel Airin Dianggap Menarik dalam Pilkada DKI 2024, Ini Alasannya
Baca juga: Digadang-gadang Jadi Calon Bupati Karawang, Acep Jamhuri: Saya Tidak Memikirkan Pilkada, Masih Jauh!
Dia menyebut ada beberapa sosok kader PDI Perjuangan yang bisa saja dimunculkan, seperti Menteri Sosial Tri Rismaharini, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka atau mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.
“Saya kira PDIP masih melihat situasi dulu, kelihatannya ada Risma, ada Gibran atau Djarot. Nama-nama itu mungkin saja didorong PDI Perjuangan ketika melihat potensi menangnya ada,” kata Ujang.
Dalam kesempatan itu, Ujang juga menanggapi keputusan Golkar yang kemungkinan mencalonkan Airin dalam kandidat Cawagub DKI Jakarta.
Meski Ketua Dewan Pembina DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik menilai kinerja Airin cemerlang di Tangsel selama 10 tahun.
Namun nama Airin tidak terlepas dengan citra dinasti politik di Provinsi Banten.
BERITA VIDEO : MANTAN WABUP KARAWANG BATAL BIKIN KTA PARTAI GERINDRA
“Itu kan hal negatif juga. Ada plus dan ada minus. Apalagi mohon maaf, Airin kan juga bukan Betawi. Jadi itu juga menjadi faktor juga, dan jadi belum tentu yang dibilang bang Taufik itu. Tapi apapun yang disampaikan itu sah-sah saja karena sifatnya kan politik,” jelasnya.
Seperti diketahui, nama Sahroni dan Airin mengemuka di publik ketika Airin mendampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (10/3/2022) lalu.
Saat itu Ahmad Sahroni juga turut hadir mendampingi Surya Paloh, dan mereka berempat berfoto bersama.
Dianggap cukup berat
Duet Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni dengan mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dianggap cukup berat dalam ajang Pilkada DKI Jakarta pada November 2024 nanti.
Apalagi jika mereka bertemu dengan petahana, Anies Baswedan.
“Saya melihat lawannya berat nih, lawannya ada Anies, Ariza (Wakil Gubernur DKI Jakarta dari Gerindra) dan lainnya. Saya melihat peluangnya masih 50:50, kesempatan peluangnya bisa menang dan bisa kalah,” ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, Sabtu (12/3/2022).
Baca juga: PKB Karawang Rekrut Anak-anak Muda Jadi Pengurus Partai, Ini Program Konkretnya
Menurut Ujang, sampai sekarang elektabilitas duet Sahroni-Airin belum teruji karena belum ada pihak yang melakukan penelitian.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan keduanya di Jakarta, diperlukan pengukuran terhadap tiga indikator, yaitu popularitas, elektabilitas dan aksesibilitas.
“Hari ini kita belum bisa mengukur apakah akan kuat atau tidak, menang atau tidak, karena elektabilitasnya kan belum diukur. Jadi kita masih harus menunggu. Mereka punya peluang, tapi kan belum teruji juga. Artinya kita melihat yang paling penting itu popularitas, elektabilitas dan aksesibilitas,” kata Ujang.

Dalam kesempatan itu, Ujang juga menanggapi kemungkinan duet Ariza-Airin pada Pilkada DKI 2024. Hal itu bisa saja terjadi karena sifat politik pada umumnya dinamis, sehingga arah koalisi dapat berubah menjelang pendaftaran kandidat Pilkada di KPU.
Selain itu, para elit parpol juga harus melihat lawan politiknya yang ikut bertarung.
“Kita kan tidak tahu koalisi yang akan dibangun nanti, apakah dengan NasDem atau dengan Gerindra. Harus dilihat apakah Airin dengan Sahroni atau dengan Ariza (Gerindra),” jelasnya.
(Sumber : Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri/faf)