Berita Karawang
Siapkan Beasiswa, Pemkab Karawang Minta Sekolah Data Siswa yang Orangtuanya Meninggal karena Covid
Sebab, walaupun SPP gratis akan tetapi ditakutkan ada kebutuhan lain dari siswa yang orangtuanya meninggal Covid-19.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Pemerintah Kabupaten Karawang menyiapkan program beasiswa Karawang Cerdas (Kacer) untuk anak ya ditinggal orangtuanya meninggal karena Covid-19.
"Kami berikan beasiswa sebesar Rp 1 juta per tahun selama maksimal usia 17 tahun," kata Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Asep Junaedi menambahkan, bantuan bagi siswa yang orangtua Covid-19 itu melalui program Karawang Cerdas.
"Ada bantuan melalui Karawang Cerdas, tapi lengkap bisa ditanya ke Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) yang kewenangannya di sana," tutur dia.
Baca juga: Tak Hanya Rekrutmen TNI, Ponpes Attaqwa Putra Infokan Lowongan Kerja dan Beasiswa Sekolah ke Santri
Baca juga: Ada 11.950 Pelajar Dapat Beasiswa, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana: Gunakan Sebaik Mungkin
Selain itu, dia juga meminta agar pihak sekolah maupun komite sekolah lebih memperhatikan siswa-siswa yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Sebab, walaupun SPP gratis akan tetapi ditakutkan ada kebutuhan lain dari siswa yang orangtuanya meninggal Covid-19.
"Tentu sudah saya intruksikan dan sampaikan ke sekolah dan komite sekolah agar memperhatikan siswa siswi yang orangtuanya meninggal karena Covid-19," beber dia.
Sub Koordinator Kelompok Subtansi Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Karawang, Ahmad Nurjaya menjelaskan jumlah siswa SD, SMP dan SMA yang mendapatkan beasiswa Kacer karena orangtuanya meninggal Covid-19 sebanyak 289.
Beasiswa itu jumlah sebesar Rp 1 juta per tahun.
BERITA VIDEO : BUPATI CELLICA BICARA BEASISWA HINGGA LUMBUNG PADI
Sedangkan untuk mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Kacer karena orangtuanya meninggal karena Covid-19 sebanyak 36. Beasiswa itu jumlah sebesar Rp 6 juta per tahun.
"Total anggaran yang disiapkan Rp 505.000.000, ini untuk anggaran tahun 2022," tandasnya.
Istri Korban Covid-19 kerja serabutan demi tiga anaknya
Rawut kesedihan masih nampak terlihat pada wajah Mutia Pebriyani usia 7 tahun.
Anak ketiga dari Budi Hermawan (41) dan Ella Hayati (39), ditinggal selama-lamanya oleh Budi ayahnya yang terpapar Covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu.
Budi atau biasa dikenal Om Damar itu wafat meninggalkan seorang istri, dan ketiga anaknya.
Anak pertamanya bernama Nengsri Rahmayani (20 tahun), Sekar Rahayu (14 tahun) dan Mutia Pebriyani (7 tahun).

Untuk Negsri telah lulus SMK dan saat ini telah bekerja di salah satu minimarket modern di Karawang.
Untuk Sekar masih sekolah kelas 2 di SMP Negeri 1 Kota Baru dan Mutia kelas satu di SD Negeri Pucung 3.
Ella menceritakan suaminya itu meninggal terpapar Covid-19 setelah sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Izzah Cikampek selama tiga hari.
Jauh sebelum dirawat di rumah sakit, suaminya juga telebih dahulu dirawat di rumah selama dua hari. Karena kondisinya terus memburuk akhirnya dibawa ke rumah sakit.
"Meninggal hari Jumat 16 Juli 2021, saya ingat betul waktu lemas dan gimana bingung ya," katanya saat ditemui di kediamannya di Perum Griya Cikampek, Kecamatan Kotabaru, Karawang pada Kamis (3/2/2022).
Awalnya dia sempat kehilangan semangat hidupnya, apalagi semenjak meninggal sang suami kehidupannya berubah drastis.
Kondisi ekonomi sangat mempengaruhinya, karena saat ini dia menjadi ibu sekaligus tulang punggung keluarga.
"Tapi saya pikir engga mungkin gini terus, ada anak-anak yang harus terus diperjuangkan masa depannya," beber dia.
Hingga akhirnya Ella memutuskan memulai kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
Berbekal keahliannya menjahit, dirinya mulai membuka orderan jahitan. Tiap pekan ada saja order jahitan boneka. Karena Cikampek terkenal dengan daerah perajin boneka.
Selain itu juga, dia membuat risol maupun karoket dengan dibantu penjualannya di pabrik oleh temannya.
"Jadi ya apa saja saya kerjakan, dari jahit alhamdulillah dapat tiap minggu Rp 150 ribu. Dari jualan risol juga lumayan buat sehari-hari, makan dan uang jajan anak-anak," ungkap dia.
Ella menambahkan, selain menjahit dan menjual risol. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Karawang melalui program Karawang Cerdas (Kacer) sebesar Rp 1 juta per tahun untuk kedua anaknya yang masih sekolah sangat membantu.
Ditambah, teman almarhum suaminya di komunitas mobil Timor memberikan bantuan uang sebesar Rp 200 ribu tiap bulan untuk anaknya yang SD.
Meski demikian dia tak berharap banyak dari uluran tangan baik itu dari pemerintah maupun tetangga dan keluarganya.
Bagi dirinya fokus utama terus berusaha melakukan kegiatan yang menghasilkan uang dengan cara halal untuk anak-anaknya.
"Engga terlalu berharap tapi jika ada yang kasih ya diterima, cuman engga mau bergantung selagi saya bisa saya usaha sendiri," ucapnya.
Pemkab Karawang Berikan Beasiswa Karawang Cerdas untuk Anak yang Orangtuanya Meninggal Covid-19