Berita Nasional
Dinilai Lecehkan Agama, Ketua Komisi VIII DPR Desak Aparat Tangkap Pendeta Saefudin Ibrahim
Yandri Susanto menegaskan, bagi umat Islam Indonesia, masalah toleransi sudah selesai dengan berkomitmen untuk saling menghormati antarumat beragama.
TRIBUNBEKASI.COM — Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mendesak aparat penegak hukum untuk segera melakukan penangkapan terhadap Pendeta Saefudin Ibrahim.
Penangkapan terhadap Pendeta Saefudin Ibrahim itu perlu dilakukan karena yang bersangkutan dinilai telah melecehkan Islam lantaran unggahan videonya yang meminta 300 Ayat Alquran dihapus.
"Videonya sudah viral dan jelas jelas menista Umat Islam. Aparat harus segera menangkap dan menindak tegas Pendeta Saefudin Ibrahim," kata Yandri Susanto kepada wartawan, Kamis, (17/3/2022)
Wakil Ketua Umum PAN itu juga mengecam pernyataan Pendeta Saefudin Ibrahim yang menyatakan pesantren sebagai sumber teroris.
"Pernyataan ini menyakiti Ulama dan Kyai yang selama ini mendidik para santri untuk mengabdi pada umat, bangsa dan negara," kata Yandri Susanto.
Baca juga: Ketua Komisi VIII Sebut Bantuan Pemberdayaan Kemensos Jadi Stimulus Keluar dari Garis Kemiskinan
Lebih lanjut, Yandri Susanto menegaskan bahwa bagi umat Islam Indonesia, masalah toleransi sudah selesai dengan berkomitmen untuk saling menghormati antarumat beragama
"Jangan beri ruang sedikit pun bagi mereka yang mengusik dan memprovokasi kehidupan beragama yang sudah berjalan baik di Indonesia," pungkasnya.
Menteri Agama Bantah Kenal
Diketahui, Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Thobib Al Asyhar memastikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak mengenal Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Dalam sebuah video, Pendeta Saifuddin mengatakan berulangkali menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Pendeta Saifuddin dalam videonya menyinggung masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme, serta usulan menghapus 300 ayat Al-Qur’an.
Baca juga: Kisruh Toa dan Gonggongan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Bakal Dilaporkan Roy Suryo ke Polisi
“Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim," ujar Thobib melalui keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).
Menurut Thobib, selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Gus Menteri dengan Pendeta Saifuddin.
Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu terkait agenda pertemuan Menag dengan Pendeta Saifuddin.
"Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifuddin berulangkali dikatakan ke Menag," ucap Thobib.
Thobib menyayangkan pernyataan dari Pendeta Saifuddin. Dirinya menilai yang disampaikan Pendeta Saifuddin terkait pesantren dan ayat Al-Quran adalah hal yang salah.
Baca juga: DMI Kabupaten Bekasi Menolak Surat Edaran Menteri Agama Soal Aturan Pengeras Suara Masjid dan Musala
"Tidak pada tempatnya Pendeta Saifuddin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren," kata Thobib.
Menurut Thobib, Yaqut tidak dengan pernyataan Pendeta Saifuddin tersebut.
Selama ini, Thobib mengatakan Yaqut selalu memprioritaskan kebijakan mengenai pesantren.
"Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin. Gus Menteri bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya,” jelas Thobib.
Selain itu, Thobib juga menilai pernyataan Pendeta Saifuddin tentang ayat-ayat Al-Quran adalah salah.
Baca juga: Menteri Agama Bandingkan Suara Adzan dari Toa Masjid dengan Gonggongan, Sekjen PBB: Introspeksi Diri
Al-Quran, kata Thobib, adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Thobib menilai tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.
Yaqut, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya.
Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifuddin, menurut Thobib, semestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan. (Tribunnews.com/Reza Deni)