Berita Jakarta
Pemprov DKI Luncurkan Platform Informasi Data Kualitas Udara Terintegrasi
Kanal informasi tersebut dihadirkan guna mempermudah masyarakat dalam mencari informasi kualitas udara di Jakarta.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membuat kanal informasi yang menampilkan data kualitas udara terintegrasi.
Kanal informasi tersebut menggabungkan data pemantauan dari seluruh alat pemantau yang ada di Jakarta.
Kanal tersebut dihadirkan guna mempermudah masyarakat dalam mencari informasi kualitas udara di Jakarta.
Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan website Jakarta Rendah Emisi dengan mengembangkan fitur-fitur terbaru, agar manfaatnya dapat dirasakan untuk semua masyarakat.
"Fitur ini dapat menunjukkan data kualitas dari delapan alat pemantau di Jakarta agar masyarakat bisa mendapatkan data kualitas udara yang berada di dekat mereka tanpa melihat dari berbagai kanal yang berbeda. Ke depannya, fitur ini akan terus kami kembangkan," ucap Asep Kuswanto dalam keterangan resminya yang dikutip, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Tim Advokasi Solidaritas untuk Korban Banjir Minta Pemprov DKI Tuntaskan Turap Kali Mampang
Baca juga: Minyak Goreng Masih Langka, Aparat Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI Datangi Produsen
Anak buah Anies Baswedan ini juga mengatakan bahwa fitur baru dalam website Jakarta Rendah Emisi ini dapat menunjukkan data kualitas udara yang terdiri dari polutan particulate matter (PM2.5, PM10), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NOx), Karbon Dioksida (CO), dan ozon (O3) dari delapan alat pemantau di seluruh wilayah Jakarta.
Hal ini ditujukan agar masyarakat mendapatkan informasi secara real-time tentang tingkat polusi udara di sekitarnya.
"Peta kualitas udara baru ini, akan memudahkan warga untuk mendapatkan informasi tentang kualitas udara di wilayah tempat tinggal masyarakat, dan datanya juga dapat diunduh. Selain membantu masyarakat, peta kualitas udara juga membantu untuk menargetkan intervenvensi yang solutif," jelas Asep.
Menurutnya, data kualitas udara didapatkan dari Air Quality Monitoring System (AQMS) terpasang menggunakan dua metode, yaitu metode aktif otomatis, dan passive sampler.
"Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) otomatis ditempatkan pada lima lokasi strategis seperti dan bekerja secara kontinyu (24 jam) untuk menghitung konsentrasi polutan," ucap dia.
Baca juga: KPK Temukan Eks Pejabat Pemprov DKI Cairkan Cek 35 Miliar, Sebagian Buat Beli Rumah 3,5 MIliar
Baca juga: Wagub Ariza Tegaskan ASN Pemprov DKI Tak Diwajibkan Beli Tiket Formula E Jakarta
Kelima lokasi tersebut, kata dia, merepresentasikan penggunaan lahan dan wilayah administratif, yaitu untuk wilayah pusat kota, kawasan komersial (Kelapa Gading, Lubang Buaya dan Kebun Jeruk), dan permukiman (Jagakarsa).
"Selain itu, Jakarta Rendah Emisi juga menyediakan data dari stasiun pemantau yang dioperasikan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (Hang Jebat dan Tugu Tani), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gelora Bung Karno)," jelas dia.
Diketahui sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah berkolaborasi dengan Vital Strategies sejak 2019 dalam program Jakarta Clean Air Partnership.
Kolaborasi tersebut berkomitmen untuk mengatasi polusi udara di Jakarta melalui peningkatan ketersediaan dan penggunaan data kualitas udara, analisa solusi kebijakan, dan efektivitasnya, serta mempromosikan kesadaran publik tentang dampak polusi udara bagi kesehatan.
Selain itu, website Jakarta Rendah Emisi (https://rendahemisi.jakarta.go.id) juga merupakan hasil kolaborasi dari Pemprov DKI Jakarta dengan Vital Strategies dan didukung oleh Bloomberg Philantrophies yang diluncurkan pada November 2021