Berita Karawang
Komnas PA Jabar Temukan Kejanggalan Kasus Bocah 14 Tahun Akhiri Hidup di Bawah Jembatan
Komnas PA temukan banyak informasi baru dari hasil pengumpulan fakta di lokasi kejadian dan wawancara terhadap keluarga, dan orang terdekat korban.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat menemukan kejanggalan kasus bocah 14 tahun ditemukan mengakhiri hidup di bawah Jembatan Tol Jakarta-Cikampek wilayah Karawang, pada Senin (9/5/2022) malam lalu.
Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan menyebut menemukan banyak informasi baru dari hasil pengumpulan fakta di lokasi kejadian dan wawancara terhadap keluarga, dan orang terdekat atas kematian bocah laki-laki inisial S (14).
Sejumlah informasi baru itu disebutkan di lokasi kejadian tepatnya di bengkel Parmin atau kaka Ipar S bocah itu putus sekolah lalu bekerja membantu kakak iparnya menambal ban juga mengisi bensin.
Tapi, dari keterangan RT pemilik bengkel (Parmin) tidak termasuk warga Dusun Pejaten Desa Sirnabaya, Telukjambe Timur.
Kemudian pihaknya langsung melihat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepat di bawah jembatan Tol Jakarta Cikampek (Japek).
Baca juga: Diduga Lepas dari Pengawasan Bocah Usia 7 Tahun Tewas Tenggelam di Kolam Renang
Baca juga: Pamit Buka Bersama, Wanita Muda Ini Belum Juga Diketahui Keberadaannya
“Saat dilihat dari video penemuan saat pertama kali ditemukan jenazah S, lokasi tersebut begitu sempit dan posisi S ditemukan telungkup di antara celah kontruksi kaki di bawah jembatan, dan cantolan tali yang diikatkan ke kepala hanya berjarak kurang lebih 1 meter dari tubuh korban,” katanya kepada awak media, pada Kamis (12/5/2022).
Disebutkan juga, di lokasi terlihat ada bentangan kabel listrik bertegangan tinggi menempel di kontruksi jembatan.
"Jadi saya menduga ada kemungkinan lain selain gantung diri hingga bocah ini meninggal,” beber dia.
Wawan menambahkan, Komnas PA juga mendatangi kediaman orangtua korban yang lokasinya memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Kota Karawang tepatnya berada di kawasan hutan industri di Desa Parungmulya, Kecamatan Telukjambe Barat.
Melihat kondisi rumahnya, keluarga S ini tergolong keluarga tidak mampu, ayah S bernama Sali (45) bekerja sebagai buruh kasar pembuat arang kayu, dan memiliki 4 anak dan S merupakan anak ketiga.
Baca juga: Sule Bangga, Rizwan Fadilah alias Njan Jadi Idola baru Masyarakat
Baca juga: DKPPP Kota Bekasi Maksimalkan Penyuluhan Antisipasi Kasus Penyakit Mulut dan Kuku
Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Dinkes Kabupaten Bekasi Minta Nakes Lebih Cermat Lihat Gejala Pasien
"Saat ditanya Komnas PA, Sali mengaku anaknya S dikenal baik meski ia harus putus sekolah," beber dia.
Atas hal itu, informasi soal S keterbelakangan mental dan depresi sehingga mengakhiri hidupnya dengan jalan gantung diri bisa terbantahkan.
"Tapi ternyata setelah kita gali informasi dan beberapa bukti pendukung berupa dokumen administrasi kependudukan dan buku beasiswa sekolah, putus sekolah saat kelas 6 SD, terus 3 hari setelah lebaran lanjut bantu kakak iparnya," katanya.
Untuk tanda kekerasan, kata Wawan, bisa ditanyakan ke pihak kepolisian, karena pihak Komnas PA tidak ikut dalam kegiatan penemuan mayat korban tersebut.
"Ada beberapa fakta di lapangan yang berhasil kita ungkap, tetapi karena ini bisa menjadi informasi dan fakta awal lidik pihak kepolisian, kita akan sampaikan ke pihak kepolisian," tandasnya.
