Kabupaten Karawang

MUI Karawang Gencarkan Latih Warga Jadi Pengurus Jenazah, dari Wartawan hingga Ibu Rumah Tangga

MUI Karawang latih warga agar mampu mengurus jenazah, menyusul minimnya pengurus jenazah di lingkungan masyarakat.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Mohamad Yusuf
Tribunbekasi/Muhammad Azzam
PEMULASARAN JENAZAH - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang menggelar pelatihan pemulasaran jenazah di Sekretariat PWI Karawang pada Jumat (24/10/2025). Kegiatan ini diikuti 30 wartawan dan keluarga mereka. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG - Suara air mengalir dari ember plastik di sudut ruangan. Beberapa peserta tampak serius memperhatikan seorang ustaz yang memperagakan cara memandikan jenazah.

Aroma sabun khas rumah sakit samar tercium di udara. Suasana itu bukan di ruang duka, melainkan di Sekretariat PWI Karawang, tempat berlangsungnya pelatihan pemulasaran jenazah oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang, Jumat (24/10/2025).

Pelatihan ini digelar karena semakin sedikitnya warga yang mampu mengurus jenazah di lingkungannya sendiri. MUI Karawang menilai, kondisi itu sudah cukup mengkhawatirkan.

Baca juga: Tito Karnavian Sentil Bobby Nasution, 19 Daerah di Sumut Belum Terbitkan PBG untuk Rakyat Miskin

Baca juga: Demi Anak Masuk Akpol, Pria Pekalongan Rela Keluarkan Rp 2,6 Miliar, Tapi Akhirnya Justru Ditipu

Baca juga: Ternyata Ini Meme yang Dianggap Hina Bahlil dan akan Dilaporkan AMPG ke Polda Metro

Bagian Pendidikan dan Ekonomi Syariah MUI Karawang, KH Ahmad Gozali, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga keberlangsungan pengetahuan fardhu kifayah di tengah masyarakat.

“Sekarang ini kita mulai kekurangan generasi baru amil pemulasaran jenazah di Karawang. Maka kami gencarkan pelatihan ini agar tradisi dan ilmu ini tidak hilang,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 15 Oktober 2025, MUI Karawang telah melatih 100 perempuan dari berbagai kecamatan untuk menjadi kader pemulasaran jenazah.

“Dan hari ini kami melatih 30 wartawan dan keluarganya yang tergabung dalam PWI Karawang,” katanya.

Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali pengetahuan lengkap tentang tata cara pemulasaran jenazah seorang muslim, mulai dari memandikan, mengkafani, menshalatkan, hingga menguburkan.

“Barang siapa yang memandikan jenazah lalu menutupi aibnya, Allah akan memberinya ampunan empat puluh kali lipat. Dan siapa yang menggali kubur untuknya, akan diberi pahala seperti orang yang memberi tempat tinggal hingga hari kiamat,” ujar KH Ahmad mengutip hadis Nabi Muhammad SAW.

Ia juga mengingatkan peserta tentang firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 185 yang menegaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

“Jadi, pelatihan ini bukan hanya soal teknis, tapi juga soal mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk akhirat,” katanya menambahkan.

Salah satu peserta, Iwan Sugriwa, mengaku banyak mendapatkan pengetahuan baru dari kegiatan ini.

“Apalagi selain penyampaian materi, tadi juga praktik langsung memandikan dan mengkafani jenazah,” ucapnya.

Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan agar masyarakat, terutama generasi muda, tidak canggung lagi ketika dihadapkan pada kematian di lingkungan sekitar.

Bagi MUI Karawang, pelatihan ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Di baliknya ada semangat untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan di tengah perubahan zaman.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved