Kabupaten Karawang
Proyek Underpass Gorowong Karawang Dikebut, Baru 39 Persen tapi Target Selesai Desember 2025
Proyek underpass Gorowong Karawang sudah capai 39 persen. Ditargetkan rampung Desember 2025, dilengkapi pompa air antibanjir.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Hujan sempat turun rintik-rintik siang itu di Desa Warungbambu, Karawang Timur.
Namun, deru alat berat di area proyek Underpass Gorowong tak juga berhenti.
Puluhan pekerja berseragam oranye tetap sibuk di bawah terik dan lumpur, seolah berpacu dengan waktu.
Proyek underpass Gorowong kini terus dikebut. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang, progres pekerjaan sudah mencapai 39,97 persen hingga awal Oktober 2025.
Baca juga: Roy Suryo Seret Lagi Isu Ijazah Jokowi, Minta Polri Buka Kembali Kasus yang Sudah Dihentikan
Baca juga: Miris! Air PDAM Tidak Mengalir, Ida Terpaksa Rogoh Kocek Rp 50 Ribu per Hari untuk Isi Ulang
Baca juga: Etanol Bikin Mesin Rusak dan BBM Boros? Ini Kata Pakar Energi ITB dan ITERA!
Proyek ini menelan anggaran Rp13,2 miliar dari pagu sebesar Rp15 miliar dan ditargetkan rampung pada akhir Desember 2025.
“Sekarang pengerjaan terus berjalan dan progresnya sudah 39,97 persen,” kata Julianto Agung Nugroho, Ketua Tim Jembatan DPUPR Karawang, Selasa (7/10/2025).
Julianto menjelaskan, pekerjaan yang sudah dilakukan meliputi pemasangan dinding penahan tanah, pembuatan penyangga rel kereta, dan penggalian area di bawah lintasan.
“Saat ini kita masih dalam tahap penggalian. Tahapan ini penting sebelum masuk ke pembangunan struktur utama di bawah rel dan pengecoran beton,” ujarnya.
Proyek ini menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah karena selama ini perlintasan sebidang di kawasan Gorowong kerap menimbulkan kemacetan panjang, terutama saat jam sibuk pagi dan sore.
Julianto menambahkan, underpass Gorowong dirancang dengan sistem pompa air otomatis untuk menghindari genangan di musim hujan.
“Pompa-pompa ini akan bekerja otomatis saat hujan deras, menyedot air dari titik terendah, dan membuangnya ke saluran drainase,” jelasnya.
Dengan sistem ini, pemerintah berharap underpass tetap kering dan aman dilalui kendaraan, meski di tengah curah hujan tinggi.
Meski progres berjalan baik, proyek ini sempat menghadapi tantangan teknis di lapangan.
Salah satunya adalah keberadaan pipa gas besar yang melintang di lokasi pengerjaan.
“Untuk pemindahan pipa gas ini, kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Jadwal pemindahan sudah ditetapkan pertengahan Oktober,” kata Julianto.
DPUPR memastikan pengawasan ketat agar pemindahan itu tidak mengganggu jadwal proyek.
“Kami tidak ingin pekerjaan tertunda karena faktor teknis seperti ini. Koordinasi terus kami lakukan agar progres tetap lancar,” tegasnya.
Kementerian ATR/BPN Bahas "Satu Peta" di Karawang, Solusi Redam Konflik Lahan |
![]() |
---|
Dian Fahrud Sambangi Desa Karangmulya, 55 Rumah Tak Layak Huni Dapat Bantuan Perbaikan |
![]() |
---|
Warga Keluhkan Jalan Rusak, Pemkab Karawang Tertibkan Truk Tronton di Badami–Loji |
![]() |
---|
Perda LP2B Bekasi Disahkan, Tapi Data Petani Belum Jelas, Bupati Bekasi: “Itu Mah Teknis" |
![]() |
---|
Tak Ada Ampun, Truk di Atas 8 Ton Dilarang Lewat Jalur Badami-Loji Karawang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.