Berita Karawang

Polisi Selidiki Tewasnya Bocah 14 Tahun Akhiri Hidup di Bawah Jembatan Tol, Ada Dugaan Dibunuh?

Kematian S, bocah 14 tahun yang disebutkan gatung diri menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat. Termasuk Komnas PA Jawa Barat.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Ilustrasi mayat - Kematian S, bocah 14 tahun yang disebutkan gatung diri menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat. Termasuk Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat yang menyebut menemukan sejumlah kejanggalan. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Kematian S, bocah 14 tahun yang disebutkan gatung diri menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat.

Termasuk Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat yang menyebut menemukan sejumlah kejanggalan.

Atas hal itu, Polres Karawang akan menyelidiki dan menelusuri kembali terkait hal tersebut.

"Ya kami selidiki dan lakukan pendalaman kembali kasus itu," kata Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono saat diwawancarai awak media di Mapolres Karawang, pada Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Komnas PA Jabar Temukan Kejanggalan Kasus Bocah 14 Tahun Gantung Diri di Bawah Jembatan Tol Japek

Baca juga: Usai Antar Neneknya ke Rumah Paman, Pemuda di Pasirgombong Diduga Bakar Diri Hingga Tewas

Dikatakan Aldi, pihaknya sudah mendatangi lokasi pertama kali mayat S ditemukan, lalu kediaman keluarga korban, hingga makam korban. Sejumlah saksi-saksi juga telah dilakukan pemeriksaan.

"Kami sedang pendalaman saksi-saksi. Sementara ini kami sudah periksa lima saksi," kata Aldi.

Ketika ditanya adanya kemungkinan korban dibunuh, Aldi belum dapat menjawab.

"Kami sudah mengambil langkah-langkah. Sudah ada titik terang. Biarkan kami bekerja, nanti kami sampaikan," jelas sia.

BERITA VIDEO : DUA SISWA PKL TEWAS TERSENGAT LISTRIK SAAY PERBAIKI JARINGAN WIFI

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat mendorong kepolisian melakukan autopsi jasad S, bocah 14 tahun ditemukan bunuh diri di bawah jembatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat.

Pasalnya, Komnas PA menemukan adanya kejanggalan atas meninggalkan bocah yang disebutkan karena gantung diri.

"Kami mendorong upaya-upaya Kepolisian untuk mengugkapkan kasus ini lebih lanjut. Ya utamanya itu autopsi jasad anak itu," kata Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan saat dihubungi, pada Kamis (12/5/2022).

Dikatakannya, autopsi menjadi langkah penting agar tidak timbul asumsi-asumsi liar terkait kepastian penyebab kematian S anak 14 tahun tersebut.

Baca juga: Bocah 14 Tahun di Karawang Akhiri Hidup, Komnas PA: Ternyata Tidak Tergantung tapi Tengkurap

Terlebih, ditemukan sejumlah kejanggalan baik dari keterangan tentang korban maupun di lokasi kejadian ditemukan korban.

"Karena ketika hal itu (autopsi) tidak dilakukan akan sulit untuk mengungkap fakta-falta sebenarnya. Permasalahn ini kan jadi hal sensitif di masyarakat, beredar info liar, spekulasi juga bermunculan," jelas dia.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat menemukan sejumlah kejanggalan kasus S, bocah 14 tahun ditemukan tewas gantung diri di bawah Jembatan Tol Jakarta-Cikampek wilayah Karawang, pada Senin (9/5/2022) malam lalu.

Diantaranya, jasad bocah itu tidak ditemukan dalam keadaan tergantung. Akan tetapi ditemukan tengkurap di tanah bawah jembatan tersebut.

"Mayat ketika pertama kali ditemukan bukan posisi tergantung tapi tengkurap, ada video yang beredar, kamu juga sudah bertanya ke pihak aparatur desa dan saksi-saksi saat awal penemuan," kata Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan saat dihubungi, pada Kamis (12/5/2022).

Dari hasil pengamatan di lokasi kejadian juga, kata Wawan, di bawah jembatan itu sangat sempit sehingga tidak memungkinkan untuk gantung diri.

Kemudian juga ketinggian jembatan dengan pijakan itu pendek. Apalagi tali tambang yang ditemukan itu panjangnya satu meter.

"Tempatnya pas bangat tempat berdiri kita, pendek. Kalau dari pengamatan kami di TKP asumsi bundir (bunuh diri) itu dengan kondisional tempat itu juga tidak memungkinkan untuk dia melakukan aksi gantung diri," ungkap dia.

BERITA VIDEO : PENGEMUDI BUS TRANSJAKARTA GAGALKAN UPAYA BUNUH DIRI

Selain itu juga, dari hasil pengamatan informasi di lapangan, tanda-tanda bunuh diri itu engga ada. Misal, lidah terjulur, keluar mani dari kemaluan atau kotoran dari dubur.

"Makanya kenapa kita kemaren melakukan pendalaman. Kalau dari fakta-fakta informasi yang kami dapat sepertinya dengan usia yang sebegitu dan tekanan-tekan yang kemarin tidak mungkin dia untuk bundir," jelas dia.

Terkait penyebab bunuh diri karena depresi, kata Wawan, pihaknya juga telah melakukan penggalian informasi.

Didapati bahwa S ini sempat sekolah walaupun putus sekolah pada kelas 6 SD.

"Tapi ternyata setelah kita gali informasi dan  beberapa bukti pendukung berupa dokumen administrasi kependudukan dan buku beasiswa sekolah, putus sekolah saat kelas 6 SD, terus 3 hari setelah lebaran lanjut bantu kakak iparnya," katanya.

Atas hal itu, informasi soal S keterbelakangan mental dan depresi sehingga mengakhiri hidupnya dengan jalan gantung diri bisa terbantahkan.

"Saat ditanya Komnas PA, orangtua korban mengaku anaknya S dikenal baik tapi harus putus sekolah karena tergolong keluarga tidak mampu," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Geger, bocah usia 14 tahun ditemukan tewas gantung diri dibawah Jembatan Tol Jakarta Cikampek Belakang PT.TMMIN Kawasan Karawang International Industrial City (KIIC), Dusun Pajaten Rt. 003/002, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

Kapolsek Telukjambe Timur, Kompol Oesman mengatakan, adanya laporan masyarakat yang menemukan anak gantung diri Senin (9/5/2022) pukul 19.00 WIB.

"Iya betul, awalnya kami mendapat laporan dari masyarakat adanya sorang anak dibawah umur gantung diri dan kemudian mendatangi lokasi dan melakukan cek tempat kejadian perkara (TKP)," kata Oesman, saat dikonfirmasi, pada Selasa (10/5/2022).

Dari hasil olah TKP, kata Oesman, hasil kasat mata tidak ditemukan kekerasan fisik pada jasad korban.

Korban ditemukan gantung diri di kolong jembatan tol menggunakan tali tambang yang diikatkan di leher dan cantolkan menggunakan kayu ke sela-sela panel jembatan.

"Pihak keluarga menolak saat hendak dibawa untuk divisum atau autopsi. Keluarga sudah buat surat penolakan," jelas dia.

Dari keterangan saksi keluarga korban bernama Parmin mencari korban yang sejak siang pergi dari bengkel.

Menurut Oesman, pihaknya juga sudah melakukan pendalaman terkait penyebab korban gantung diri.

Dari keterangan dua saksi, diduga korban gantung diri karena merasa tertekan setelah dimarahi oleh istri saksi, gara-gara bensin yang dijualnya belum dibayar oleh pembeli.

"Saksi-saksi ada dua orang dimintai keterangan, penyebabnya dimarahi karena bensin yang dibeli pembeli belum dibayar," tandasnya. 
 
 
 


Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved