Berita Nasional
Menkominfo Dorong Kolaborasi di 13 Kawasan Prioritas Demi Percepatan Adopsi Teknologi Digital UMKM
Saat ini, Kemenkominfo terus dorong transformasi digital bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia.
TRIBUNBEKASI.COM - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendorong transformasi digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Upaya dilakukan melalui Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM, program pendampingan berkelanjutan kepada UMKM produsen di sektor pengolahan di 13 kawasan prioritas.
"Program ini akan dilakukan selama 6 bulan secara offline maupun online, melibatkan 165 fasilitator atau lokal heroes, dan dilaksanakan di 15 lokasi Training Center yang tersebar di 13 kawasan prioritas."
"Indonesia ini besar, mengerjakannya tidak sederhana," jelas Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate saat memberi sambutan dalam Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM secara hibrida dari Jakarta Pusat, Jumat (13/05/2022).
Baca juga: Terjadi Gangguan Jaringan SKKL Rute Jakarta-Surabaya dan Merauke-Timika, Berikut Imbauan Menkominfo
Baca juga: Menkominfo Sebut Hari Raya Idul Fitri 2022 Sebagai Momen Berakhirnya Era Pandemi Menuju Endemi
Baca juga: Indonesia Tunjukkan Kemampuan Teknologi Digital kepada Dunia, Menkominfo Apresiasi Langkah WIR Group
Ketiga belas kawasan tersebut meliputi:
- Sumatera Utara
- Bangka Belitung
- Banten
- Jabodetabek
- Kepulauan Seribu
- Jawa Tengah
- Daerah Istimewa Yogyakarta
- Jawa Timur
- Kalimantan Barat
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua Barat
- Papua
"Hampir menjangkau seluruh kawasan nusantara. Untuk mendukung fasilitas pendampingan UMKM akan disediakan starterkit"
"Berupa paket data untuk 30.000 UMKM selama 6 bulan dan dilengkapi dengan aplikasi agregator sistem Point of Sales (PoS) dan learning management system,” ujarnya.
Melalui program adopsi teknologi digital UMKM 4.0 ini diharapkan dapat terjadi peningkatan level atau scaling-up UMKM dari sisi adopsi teknologi digital yang dibagi berdasarkan empat level yaitu level beginner, observer, adopter, dan leader.
Level beginner ditujukan bagi UMKM dengan dimensi bisnis dan keuangan dan teknologi yang masih rendah.
"Level pertama beginner yang paling awal, menggunakan media sosial. Kita butuh mereka mengenal bagaimana menggunakan media sosial dengan baik,” ungkap Menkominfo.
Kedua, observer atau dengan marketplace, bagi usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern namun di tingkat penggunaan teknologi yang cenderung rendah.
"Kita perlu memperjuangkan dan memperkenalkan marketplace," ucapnya.
Ketiga yaitu adopter, yaitu usaha-usaha dengan tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang cukup baik.
Akan tetapi pengelolaan usaha masih cenderung tradisional, menggunakan platform fintech dan aggregator dan Point of Salessystem.
Sedangkan level leader adalah usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern dan memiliki tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang relatif tinggi.
“Atau menggunakan Big Data 3D modelling, QR Code, Augmented Reality atau Virtual Reality,” tutur Menteri Johnny.
Menkominfo menjelaskan, program ini merupakan bentuk pendampingan lanjutan dari program UMKM go digital atau digital onboarding dan bersifat lebih intensif.
Fasilitasi Pendampingan dengan Kolaborasi
Melalui fasilitas pendampingan yang berkelanjutan tersebut, diharapkan UMKM produsen sektor pengolahan dapat memperluas akses pemasaran.
Selain itu meningkatkan pendapatan, daya saing inovasi, serta efisiensi dan efektivitas operasional bisnis.
Agar UMKM dapat naik kelas dan lebih berkontribusi terhadap perekonomian terutama dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Program Adopsi Teknologi di era 4.0 untuk UMKM ini pun bekerja sama dengan Program Digital Entrepreneurship Academy dari Kominfo.
Hal itu merupakan bagian dari program Digital Talent Scholarship, yang harapkan berlangsung dan terlaksana baik.
Oleh karena itu, menurut Johnny, dibutuhkan komitmen dukungan kebijakan strategis dari berbagai pihak.
"Termasuk Bapak-Ibu para kepala daerah, kementerian dan lembaga, serta dukungan dari industri itu sendiri baik technology company domestic maupun global technology,"
"Serta ekosistem digital nasional kita secara keseluruhan. Kita bersama-sama perlu memastikan kebermanfaatan dan keberlanjutan dari program ini,” ajaknya.
Kepada Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Johnny menitipkan pesan agar benar-benar fokus agar program dilakukan tepat sasaran.
"Agar dilakukan secara berkelanjutan, karena UMKM nasional kita sangat besar dan fondasi GDP nasional kita bertumpu pada UMKM yang merupakan penyumbang lebih dari 97 persen lapangan pekerjaan,” ucapnya.
Johnny menilai, di momen-momen saat sekarang ini publik berpihak dan menempatkan penciptaan lapangan pekerjaan sebagai prioritas pertama, dan UMKM menjadi simpul penting untuk penciptaan lapangan pekerjaan.
Baik jumlah maupun kualifikasi lapangan pekerjaan dan kualitas lapangan pekerjaan itu sendiri.
"Oleh karena itu marilah kita lanjutkan momentum sinergi bersama ini, perkuat dukungan dan kolaborasi, bangun orkestrasi nasional secara perbesaran demi mewujudkan Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju" ujarnya.
Kontribusi UMKM pada Pemulihan Pasca Covid-19
Dalam sambutannya, Johnny turut memaparkan peran penting sektor ekonomi digital dalam pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.
Johnny menyatakan, hal itu ditunjukkan dengan peningkatan kontribusi ekonomi digital yang konsisten terhadap produk domestik bruto Indonesia.
"Di tahun 2019 kontribusi-kontribusi ekonomi digital baru sekitar 2,9 persenyang meningkat menjadi sekitar 4 persen di tahun 2020"
"Dan kita bersama mengusahakannya agar kontribusi ekonomi digital bagi PDB di tahun 2030 sekitar 18,8 persen,” ungkapnya.
Maka itu, diperlukan usaha secara terkoordinasi, terorkestrasi dengan baik di semua lini kehidupan perekonomian digital, baik pemerintah pusat dan daerah, para pelaku usaha, hingga para pembuat undang-undang peraturan.
"Agar usaha bersama kita untuk meningkatkan kontribusi digital ekonomi bagi produk domestik bruto secara bertahap dari tahun ke tahun terus meningkat"
"dan secara signifikan menyumbang GDP Indonesia sebesar 18,8 persen di tahun 2030," ungkapnya Johnny.
Diakui Johnny, konsistensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tentu tidak terlepas dari peran dan kontribusi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Begitu besar perannya terutama melalui aktivitas perdagangan melalui platform digital."
"Perdagangan digital atau e-Commerce diproyeksikan memiliki kontribusi signifikan terhadap total ekonomi digital Indonesia, yang kita juga perkirakan total terdapat 70.000 pendampingan terhadap UMKM sampai dengan tahun 2024," ujarnya.
Johnny menilai, jumlah itu kecil dibandingkan dengan 64,2 juta UMKM tetapi 70.000 ini adalah inkubasi yang harus dibangun sebagai percontohan untuk nanti terus dikembangkan.
Hadir dampngi Johnny G Plate yakni Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan dan Dirjen IKP Kemenkominfo, Usman Kansong.
Hadir juga Kepala Badan Litbang SDM Kemenkominfo, Hary Budhiarto dan Deputi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Odo RM Manuhutu, serta Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kominfo, I Nyoman Adhiarna.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya hadir secara virtual.
Acara Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 Bagi UMKM ini diikuti 100 orang secara luring.
Sekitar 1.000 orang itu termasuk perwakilan dari pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, platform digital, fasilitator UMKM, dan pelaku UMKM, mengikuti acara melalui Zoom meeting
Acara juga dapat disaksikan melalui kanal YouTube Kemkominfo di https://www.youtube.com/watch?v=zSiIJZEqdPY
Dalam sesi diskusi, hadir pula VP Public Policy and Government Relations Gojek Group, Tricia Iskandar, President and Co-Founder Qasir, Rachmat Anggara Supriyadi, serta Wakil Kepala Bidang Pelatihan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI) Khoirunurrofik, dan perwakilan pelaku UMKM fashion, Ida Royani dan Jenahara.
(TribunBekasi.com/BAS/Biro Humas Kementerian Kominfo)