Berita Nasional
Mendagri Tito Karnavian Soroti Pemborosan Pemda, Perjalanan Dinas 4 Kali Dibikin 20 Kali
Mendagri Tito Karnavian bongkar pemborosan anggaran daerah. Lahat jadi contoh efisiensi hingga Rp 462 miliar untuk irigasi pertanian.
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Masih banyak daerah di Indonesia yang dinilai belum bijak menggunakan anggaran.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bahkan menyoroti sejumlah praktik pemborosan yang masih dilakukan pemerintah daerah.
Mulai dari rapat yang tak penting hingga perjalanan dinas berlebihan, semua dianggap masih jadi “penyakit lama” dalam pengelolaan keuangan daerah.
“Efisiensi belanja wajib dilakukan, bukan malah sengaja jadi pemborosan. Banyak sekali pemborosan-pemborosan terjadi,” ujar Tito saat memberikan materi dalam acara Peluncuran Masterplan Produktivitas Nasional di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Roy Suryo Seret Lagi Isu Ijazah Jokowi, Minta Polri Buka Kembali Kasus yang Sudah Dihentikan
Baca juga: Miris! Air PDAM Tidak Mengalir, Ida Terpaksa Rogoh Kocek Rp 50 Ribu per Hari untuk Isi Ulang
Baca juga: Etanol Bikin Mesin Rusak dan BBM Boros? Ini Kata Pakar Energi ITB dan ITERA!
Menurut Tito, sejumlah pemda masih mengalokasikan dana besar untuk kegiatan yang seharusnya bisa dipangkas.
“Belanja birokrasi, belanja operasional pegawai kami lihat banyak juga terjadi pemborosan. Rapat-rapat yang tidak penting cukup dua kali dibuat 10 kali. Perjalanan dinas yang mestinya empat kali dibikin 20 kali,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pengeluaran untuk biaya pemeliharaan dan perawatan yang kerap dinaikkan tanpa dasar jelas. Padahal, pemerintah pusat sudah meminta agar efisiensi anggaran menjadi prioritas di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
Meski begitu, Tito tak menampik bahwa ada daerah yang berhasil menekan pemborosan dan mengalihkan anggaran untuk hal produktif.
“Daerah ada banyak yang mengeluh, tapi ada juga yang bisa melakukan efisiensi dengan baik. Contohnya Kabupaten Lahat,” kata Tito.
Ia menuturkan, Bupati Lahat mampu melakukan penyisiran anggaran yang sebelumnya digunakan untuk pembiayaan birokrasi, lalu dialihkan untuk pembangunan sistem irigasi.
“Dia mampu menyederhanakan dan mengefisienkan sekitar Rp 462 miliar yang tadinya mau dipakai untuk berbagai kegiatan birokrasi, tapi akhirnya dialihkan kepada program yang langsung bisa membantu rakyat,” ujar Tito.
Program irigasi tersebut disebut mampu mengairi 8.000 hektare lahan pertanian, yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
Mendagri berharap langkah seperti yang dilakukan Kabupaten Lahat bisa menjadi contoh bagi pemerintah daerah lain. Ia menegaskan, efisiensi bukan berarti memotong program penting, melainkan menghindari pemborosan yang tak berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Yang kita dorong sekarang bukan sekadar hemat, tapi bagaimana uang daerah benar-benar digunakan untuk hal yang produktif dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” tutup Tito.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Pertemuan Jokowi–Prabowo, Hendri Satrio Duga Bahas Ijazah Gibran dan Dukungan Dua Periode |
![]() |
---|
SAH! Kementerian BUMN Dibubarkan, Resmi Diganti Jadi BP BUMN |
![]() |
---|
Resmi Tak Lagi Jadi Menteri, Sri Mulyani Dapat Dana Pensiun dari Taspen |
![]() |
---|
Mengenal Peer Support Buddy, Gerakan Pelajar untuk Lawan Bunuh Diri dan Bullying |
![]() |
---|
Resmi, Bahlil Lahadalia Jadi Ketua Dewan Pembina Pemuda Masjid Dunia, Tokoh Dunia Ikut Gabung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.