Berita Bekasi

Gunungan Sampah di Jalan Alternatif Kawasan Industri MM 2100, Warga Tegur Pemerintah Daerah

Sampah menggunung di jalan alternatif menuju kawasan industri MM 2100, di Kampung Jarakosta RT 06 RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Panji Baskhara
TribunBekasi.com/Rangga Baskoro
Sampah menggunung di jalan alternatif menuju kawasan industri MM 2100, di Kampung Jarakosta RT 06 RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

TRIBUNBEKASI.COM - Sampah menggunung di jalan alternatif menuju kawasan industri MM 2100.

Gunungan sampah yang lokasinya tepat di Kampung Jarakosta RT 06 RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini setinggi satu meteran.

Sampah yang didominasi limbah rumah tangga itu keberadaannya juga nampak memanjang hingga 15 meter.

Menggunungnya sampah rumah tangga ini dikeluhkan oleh warga sekitar lantaran menimbulkan aroma tak sedap.

Baca juga: Sampah di Jalan Alternatif Menuju MM 2100 Bikin Jalan Jadi Licin, Warga Kebauan oleh Aroma Tak Sedap

Baca juga: Sampah Menggunung di Jalan Alternatif Menuju MM 2100 Bekasi

Baca juga: Pengakutan Sampah di Desa Setiadarma Tambun Selatan, Total Beratnya Mencapai Lima Ton

Patan (48) salah satu pekerja pemeliharaan jembatan yang berdekatan dengan lokasi tumpukan sampah mengaku telah cukup lama melihat tumpukan sampah.

"Pas saya kesini juga sudah ada, kalau kapannya saya tidak tahu. Tapi ada kok yang ngangkut, tapi saya enggak tahu itu ngangkut dari sini apa buang ke sini,"

"Yang pasti ada orang yang suka bawa sampah pakai gerobak ke sini," kata Patan saat ditemui di lokasi, pada Senin (16/5/2022).

Menurutnya, lokasi terrsebut awalnya hanya lahan kosong, namun diduga jadi tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar karena tempatnya yang tidak jauh dari pemukiman warga.

Keberadaan tumpukan sampah tersebut diakui sangat menganggu, selain bau, juga ganggu aktivitas masyarakat yang memanfaatkan jalan tersebut, untuk berangkat dan pulang kerja dari kawasan industri.

"Iya bau, jalan ini kan ramai kalau hari biasa banyak yang pulang pergi kerja lewat sini, harapan saya sih biar Pemerintah sediakan tempat pembuangan sampah yang layaklah jangan sampai kaya gini," ungkapnya.

Hal itu juga dibenarkan seorang warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi tumpukan sampah.

Dimana, sebenarnya tempat sampah tersebut dikelola oleh pengurus RT setempat.

Setiap bulannya warga dikenakan iuran sebesar Rp15.000 per kepala keluarga.

Namun sejak tiga bulan terakhir, sampah-sampah tersebut sudah tidak lagi diangkut.

Alasannya tak adanya armada pengangkutan sampah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved