Berita Bekasi
Sampah Menggunung di Jalan Alternatif Menuju MM 2100 Bekasi
Tumpukan sampah yang didominasi limbah rumah tangga itu tampak setinggi satu meter dan memanjang hingga 15 meter.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG BARAT — Tumpukan sampah menggunung terlihat di jalan alternatif menuju kawasan industri MM 2100, tepatnya di Kampung Jarakosta RT 06 RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Tumpukan sampah yang didominasi limbah rumah tangga itu tampak setinggi satu meter dan memanjang hingga 15 meter.
Menggunungnya sampah dikeluhkan oleh warga sekitar lantaran menimbulkan aroma tak sedap.
Patan (48) salah satu pekerja pemeliharaan jembatan yang berdekatan dengan lokasi tumpukan sampah mengaku telah cukup lama melihat tumpukan sampah.
"Pas saya kesini juga sudah ada, kalau kapannya saya tidak tahu. Tapi ada kok yang ngangkut, tapi saya enggak tahu itu ngangkut dari sini apa buang ke sini, yang pasti ada orang yang suka bawa sampah pakai gerobak ke sini," kata Patan saat ditemui di lokasi, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Dukung Penelitian Gen Kuda Asli Indonesia oleh Pordasi dan IPB
Baca juga: Resmi Melamar Sang Kekasih, Bintang Emon Setting Gaya Pusing
Menurutnya, lokasi terrsebut awalnya hanya lahan kosong, namun diduga jadi tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar karena tempatnya yang tidak jauh dari pemukiman warga.
Keberadaan tumpukan sampah tersebut diakui sangat menganggu, selain bau, juga mengganggu aktivitas masyarakat yang memanfaatkan jalan tersebut untuk berangkat dan pulang kerja dari kawasan industri.
"Iya bau, jalan ini kan ramai kalau hari biasa banyak yang pulang pergi kerja lewat sini, harapan saya sih biar Pemerintah sediakan tempat pembuangan sampah yang layaklah jangan sampai kaya gini," ungkapnya.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu warga yang tinggal tak jauh dari lokasi tumpukan sampah, sebenarnya tempat sampah tersebut dikelola oleh pengurus RT setempat.
Setiap bulannya warga dikenakan iuran sebesar Rp15.000 per kepala keluarga, namun sejak tiga bulan terakhir, sampah-sampah tersebut sudah tidak lagi diangkut dengan alasan tak adanya armada pengangkutan sampah.
Baca juga: Periode Angkutan Lebaran, 651 ribu Penumpang KAJJ Berangkat dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen
Baca juga: Dhini Aminarti dan Dimas Seto Senang Jadi Suami Istri di Film Cinta Subuh
"Tadinya lancar diangkut, tapi dari mulai sebelum puasa sampah udah mulai banyak, karna gak diangkut-angkut. Padahal warga bayar iuran tiap bulannya," tuturnya
Sampah-sampah yang berceceran hingga ke jalanan itu juga mengakibatkan jalanan menjadi licin saat hujan turun, sehingga membahayakan bagi para pengendara sepeda motor yang melintas dijalan tersebut.
.
Bahkan aroma tak sedap yang dikeluarkan tercium hingga radius 300 meter saat angin mengarah kepemukiman warga.
Warga berharap ada langkah tegas dari Dinas terkait untuk bisa segera mengangkat tumpukan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan bau tidak sedap dan menganggu aktivitas masyarakat yang mengandalkan jalan alternatif tersebut.