Berita Daerah
Kolong Flyover Cibodas Tangerang Kembali Terendam Banjir 1 Meter, Sopir Truk Tertahan Berjam-jam
Titik banjir dengan ketinggian yang cukup tinggi berada di jembatan yang berada di atas aliran Kali Sabi tersebut.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Jalan Gatot Subroto yang berada di kolong Fly Over Cibodas Kota Tangerang terulang kembali terendam banjir.
Banjir melanda kawasan yang telah menjadi langganan banjir tersebut diakibatkan oleh hujan deras yang mengguyur selama satu jam, sejak pukul 17.30 WIB.
Pantauan Wartakotalive.com, hingga pukul 21.00 WIB, banjir setinggi 1 meter atau sekira perut orang dewasa masih menggenangi ruas jalan menuju Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang.
Titik banjir dengan ketinggian yang cukup tinggi berada di jembatan yang berada di atas aliran Kali Sabi tersebut.
Baca juga: Imbas GOR Rusak Parah Terendam Banjir, Puluhan Atlet Kesulitan Latihan Persiapan Porprov Banten 2022
Baca juga: Dilanda Banjir Selama 13 Jam, Kawasan Perumahan Taman Cibodas Berantakan, Penuh Lumpur dan Sampah
Selain itu, Kali Sabi juga dipenuhi dengan sampah plastik, sterofom, hingga batang pohon yang berukuran cukup besar.
Tumpukan sampah tersebut tersendat di atas aliran banjir yang mengalir deras.
Akibat banjir tersebut, belasan kendaraan mobil yang berukuran besar seperti truk dan kontainer terpaksa berhenti, untuk tidak melintas jalur tersebut.
Pasalnya, para supir yang mengendarai kendaraan berukuran besar itu khawatir kendaraannya menjadi rusak ataupun mogok, apabila memaksa untuk menerobos banjir.
BERITA VIDEO : KOTA TANGERANG DIKEPUNG BANJIR DAN POHON TUMBANG
Selain itu, kendaraan lainnya seperti motor dan mobil juga terlihat memutar balik paksa kendaraanya tersebut, lantaran melihat kondisi banjir yang cukup dalam.
Warga pun terlihat bergotong-royong untuk mengarahkan para pengendara, sambil menutup jalan menggunakan kursi berukuran kecil.
Hal tersebut dilakukan, guna menghindari para pengendara untuk tidak melintas melalui jalur yang berada di kolong Fly Over Cibodas itu.
Rahmat, salah seorang supir kendaraan besar jenis trailer mengaku, terpaksa memberhentikan kendaraanya, lantaran kedalaman banjir yang cukup tinggi.
"Saya terpaksa berhenti dahulu dan tidak menerobos banjir di Jalan Gatot Subroto ini, karena kondisi banjirnya tinggi banget," ujar Rahmat kepada Wartakotalive.com, Jumat (20/5/2022).
"Soalnya kalau saya paksa menerobos banjir, yang ada mobilnya yang mogok, apalagi kendaraan besar seperti trailer ini," imbuhnya.
"Banjir di Jalan Gatot Subroto ini mah udah lama, sering banget (terjadi banjir) sudah bertahum-tahun enggak pernah ada perbaikan," ujar Karsali saat diwawancarai Wartakotalive.com, Rabu (11/5/2022).
"Kalau hujan deras turun, banjirnya bisa sampe setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar 80 cm, tinggi banget kan," imbuhnya.
Rahmat mengatakan, dirinya telah berhenti untuk menunggu banjir hingga surut selama satu jam lamanya.
Ia pun mengeluhkan hal tersebut, sebab banjir yang menggenangi itu sanga menyulitkan masyarakat sekitar ataupun pengendara yang melintas.
Pasalnya, banjir dengan kedalaman satu meter pada kawasan tersebut memerlukan waktu lama hingga 3 sampai 4 jam
Hal itu diketahui Rahmat, sebab telah menjadi supir trailer pengangku cairan kimia dari Jakarta menuju Kota Tangerang selama 4 hingga 5 tahun.
"Saya sudah jadi supir trailer yang mengangkut cairan kimia ini bolak-balik Jakarta Tangerang lebih dari 4 tahun, dan setiap banjir pasti harus menunggu surut dulu baru bisa lewat," kata dia.
"Kalau begini kan kita yang kesusahan, karena untuk menunggu banjir surut bisa sampai 6 jam paling lama, apalagi ini ada satu meter dalemnya," ungkapnya.
Rahmat pun mengharap, Pemerintah Kota Tangerang dapat segera menangani banjir yang terus berulang melanda wilayah tersebut.
Sebab menurutnya, aliran Kali Sabi yang sempit serta kerap kali terlihat tumpukan sampah, menjadi penyebab banjir yang melanda wilayah tersebut.
"Untuk Pemkot Tangerang tolong lah diperbaiki masalah di Jalan Gatot Subroto ini, masa terus-terusan berulang banjir kalau hujan turun," keluhnya.
"Kalau begini kami masyarakat yang jadi korban, karena kita kerja harus sampai malem, karena pekerjaan kita jadi terhambat," tegas Rahmat.
(Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Gilbert Sem Sandro/M28)