Berita Bekasi
Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak Ditemukan di Kota Bekasi, Kasus Impor dari Wilayah Terjangkit
Penyakit mulut dan kuku hewan ternak sudah ditemukan di Kota Bekasi, karena masuknya sapi dari wilayah terjangkit.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN -- Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sudah ditemukan di Kota Bekasi.
Hal ini terjadi karena ada peternak yang nekat membeli sapi dari wilayah lain, meski sudah disarankan menunda dulu pembelian itu karena sedang berjangkit PMK.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi mengumumkan bahwa PMK yang menyerang hewan ternak teridentifikasi di Kota Bekasi.
Kepala DKPPP Kota Bekasi, Herbert Panjaitan, menjelaskan bahwa PMK teridentifikasi di dua kelurahan pada sepekan terakhir.
"Kami sudah melakukan pemantauan sejak 4 hari yang lalu. Selama satu mnggu kemarin ditemukan penyakit PMK di Kota Bekasi, di daerah Aren Jaya, Bekasi Timur, dan Jatiluhur, Jatiasih, berdasarkan hasil uji lab dari provinsi yang kami laporkan," kata Herbert, Minggu (29/5/2022).
Dengan begitu, kata Herbert, Kota Bekasi menjadi satu dari 20 wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat yang melaporkan adanya PMK di Peovinsi Jawa Barat.
"Dua hari yang lalu dilaporkan oleh provinsi, dari 27 kota/kabupaten sudah 20 daerah yang sudah terkena PMK," katanya.
Nekat beli sapi
Sementara itu, Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Kota Bekasi, Wadi Rimal, mengatakan ternak yang terkena PMK berjenis sapi dengan rincian 8 sapi di Aren Jaya dan 11 sapi di Jatiluhur.
Padahal, Wadi menambahkan, pihaknya telah mengimbau para peternak untuk tidak memesan sapi dari wilayah yang memiliki kasus PMK, yang tak ingin dia sebutkan namanya.
"Pertengahan Mei ada dua peternak yang bilang ke saya mau nambah sapi. Saya bilang nanti saja karena lagi ada PMK. Biasanya kan kalau ada sapi datang kami langsung cek kesehatannya," ujar Wadi.
Meski sudah diingatkan, Wadi melanjutkan, dua peternak tersebut tetap memesan sapi. Benar saja, sapi yang mereka pesan ternyata terkena PMK.
"Kalau yang di Aren Jaya pas kami cek kesehatannya enggak ada masalah. Tapi sehari kemudian pemiliknya langsung laporan kalau ternaknya keluar banyak air liur. Kemudian kalau yang di Jatilurhur, pemilik awalnya tak jujur kalau baru pesan ternak baru. Ternyata sama, pas dicek positif PMK," katanya.
Micro lockdown
Sebelum PMK ditemukan di wilayah Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi melakukan langkah pencegahan dengan membuat posko dan call center di setiap Kelurahan dan Kecamatan. Tujuannya agar kasus PMK dapat termonitor.
Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyampaikan pada dua pekan lalu akan lebih mengoptimalkan sosialisasi pencegahan PMK di wilayahnya, termasuk membentuk satgas.
"Tadi malam sudah dilakukan sosialisasi, sosialisasi terkait PMK yang ada di Kota Bekasi. Yang jelas kami akan membuat satgas, kami akan siapkan antisipasi terkait dengan PMK menjelang kurban," kata Tri Adhianto, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Polisi Ungkap Pembunuh Ceking Si Pria Bertato, Baru Satu Pelaku yang Ditangkap
Baca juga: Sehari Sebelum Ditemukan Tewas, Ceking Berkabar Dapat Kerjaan di Tambun Selatan
"Kami minta secara bertahap mereka melakukan pengawasan, sehingga mereka tahu tanda-tanda awal. Karena yang penting bagaimana hewan yang datang memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh pengiriman asal," katanya.
Pembentukan satgas itu merupakan langkah antisipasi setelah Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendirii telah memberlakukan pembatasan mikro untuk mencegah penyebaran PMK hewan ternak.
Keputusanl ini diambil menyusul enam wilayah di Jabar terkonfirmasi kasus PMK.
Dari enam wilayah itu, diantaranya Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Kuningan.
Meskipun Kota Bekasi belum termasuk daerah yang masuk kebijakan micro-lockdown oleh Pemrov Jabar,
Meski saat ini belum ada temuan kasus PMK di Kota Bekasi,