Berita Bekasi
Dinkes Kota Bekasi Waspada Cacar Monyet walau Belum Ada Laporan Temuan Monkeypox di Kota Bekasi
Belum ditemukan laporan kasus cacar monyet di Kota Bekasi, tapi Dinkes Kota Bekasi sudah siap penanganannya.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
"Ini (monkeypox) baru menular jika gejalanya sudah terlihat," kata Budi, Rabu (27/7), sebagaimana dilansir laman Kementerian Kesehatan.
Tidak seperti Covid-19, penularan virus monkeypox terjadi melalui sentuhan fisik dengan penderita. Virus menular melalui cairan yang melepuh dari ruam atau bercak merah penderita.
Gejala
Gejala awal dimulai dari demam dan merasa kurang sehat. Tapi baru diduga kuat sebagai penyakit monkeypox setelah ada bercak merah yang muncul.
Bercak tersebut harus cepat diambil cairannya untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnosa. Biasanya penyakit ini bisa sembuh dalam waktu 2 minggu sampai 4 minggu.
Di Indonesia kasus monkeypox tidak terdeteksi hingga saat ini. Sebelumnya ada 9 orang suspek namun kemudian dinyatakan bukan monkeypox setelah pemeriksaan Lab.
Ada pula 2 orang kontak erat dari Singapura yang transit di Indonesia yang akan menuju Malaysia.
"Jadi sampai sekarang Indonesia belum ada kasus monkeypox," kata Budi.
Kesiapan laboratorium
Meski begitu, lanjut Menkes, antisipasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah melalui surveilans yang bagus dan pemeriksaan Laboratorium yang maksimal. Sudah ada 1.100 laboratorium di Indonesia yang bisa digunakan untuk pemeriksaa cacar monyet.
"Kami sudah datangkan 500 reagen dan kami tambah lagi, sudah ada 1.000," kata Budi.
Terkait vaksinasi cacar monyet, lanjut menkes, baru ada di Amerika Serikat dan Rusia.
Vaksinnya sama dengan vaksin cacar air, cukup diberikan satu kali untuk seumur hidup. (*)