Berita Karawang
Antiretroviral Obat HIV Kini Tersedia di 7 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit di Karawang
Pemerintah Kabupaten Karawang menyediakan obat HIV/AIDS Antiretroviral di 7 puskesmas dan 2 rumah sakit di Kabupaten Karawang.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG -- angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karawang dari tahun 1992 sampai 2022 mencapai angka 2.052 kasus.
Karena itulah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menyediakan Antiretroviral (ARV), atau obat HIV/AIDS, di 7 puskesmas dan 2 rumah sakit di Karawang, Jawa Barat.
Staf Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Karawang, Yana Aryana, menjelaskan, pihaknya sudah membuka layanan klinik PDP (Pelayanan, Dukungan, dan Pengobatan) di rumah sakit dan puskemas.
"Layanan PDP di 2 rumah sakit dan 7 Puskesmas. Layanan PDP fokus kepada penyebaran dan penanganan penyakit HIV AIDS," kata Yana pada Rabu (31/8/2022).

Dia menjelaskan, dua rumah sakit yang menyediakan obat HIV itu adalah RSUD Karawang dan Rumah Sakit Paru Cikampek.
Lalu, 7 puskesmas yang memiliki ARV adalah Puskesmas Ciampel, Puskesmas Cikampek, Puskesmas Cilamaya, Puskesmas Lemah Abang, Puskesmas Rengasdengklok, Puskesmas Kutawaluya, dan Puskesmas Pedes.
"Untuk di puskemas, obatnya atau penanganannya untuk lini satu atau stadium awal," kata Yana.
Selain menyediakan obat, tempat-tempat itu juga membuka layanan pemeriksaan HIV/AIDS.
Gencar kampanye
Yana menjelaskan, KPA Karawang selalu gencar melakukan sosialisasi mengenai HIV/AIDS, mulai dari informasi tentang penyakitnya, penularannya, hingga penanganannya.
Pihaknya juga mulai menyasar remaja dalam kegiatan sosialisasi tersebut, dengan melakukan kampanye di sekolah-sekolah dan kampus.
"Kami masuk ke Majlis Taklim, ke kader posyandu, hingga ke dunia kerja. Kami masuk ke perusahaan juga untuk kegiatan sosialisasi," katanya.
Yana kembali mengingatkan agar masyarakat menghindari perilaku seks bebas, dan wajib setia dengan pasangannya.
Kemudian jika mengalami gelaja HIV/AIDS agar segera memeriksakan diri.
"Yang punya perilaku atau gejala ayo tes, semakin cepat semakin baik dalam penanganan. HIV sudah ada obatnya," katanya.
Untuk diketahui, angka kumulatif HIV/AIDS sejak tahun 1992 hingga 2022 sebanyak 2.052 kasus.
Tiap tahun bertambah secara fluktuatif. Misalnya tahun 2021 ada 244 kasus, sedangkan periode Januari hingga Juni 2022 ada 157 kasus.
Rata-rata pengidap HIV/AIDS masih berusia produktif, dengan rentang usia 20 sampai 29 tahun yang paling banyak kasusnya, yakni 684.
Dari data itu termasuk pula pelajar dan mahasiswa yang tertular HIV. Untuk pelajar ada 28 orang dan mahasiswa 25 orang.
LSL
Dari jumlah kasus infeksi HIV/AIDS itu, 63 persennya adalah laki-laki. Faktor penularnya mulai dari yang sering melakukan seks bebas hingga penyuka sesama jenis laki-laki dengan laki-laki.
"Termasuk pelajar sendiri penularan terjadi dari seks bebas dan juga homoseksual," katanya.
Kasus HIV/AIDS akibat perilaku homoseksual di Karawang, kata Yana, boleh dikata meledak.
Total kasus kumulatif sebanyak 482 kalangan homosekual, atau LSL (Laki-laki Seks Laki-laki) terinfeksi HIV/AIDS. Dari jumlah itu ada beberapa di antaranya pelajar.
"Ada pergeseran tren penularan HIV/AIDS, sekarang yang paling tinggi karena perilaku homoseksual," kata Yana Aryana, pada Rabu (31/8/2022).
Yana menjelaskan, awalnya kasus paling tinggi didominasi kalangan penyalahguna narkoba atau napza karena menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Akan tetap sejak 2016 hingga 2022, tren penularan HIV/AIDS melalui hubungan laki-laki dengan laki-laki.
"Belum lama juga LSM Peduli AIDS, lakukan tes terhadap 450 kalangan homoseksual. Hasilnya, 80 orang positif HIV," beber dia.
Yana mengimbau masyarakat Kabupaten Karawang untuk tidak berhubungan seks bebas, dan jangan berhubungan dengan sesama jenis.
"Bagi yang memiliki perilaku beresiko, lebih baik periksakan sejak dini agar cepat mendapatkan penanganan sebelum semakin parah dan menularkan ke orang lain," katanya mengulang imbauannya.