Berita Karawang

Stok Langka, Pengusaha Travel Haji Umroh di Karawang Minta Syarat Vaksin Meningitis Dilonggarkan

Rafiudin mengungkapkan, beberapa jemaahnya gagal berangkat umroh atas persyaratan tersebut.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Pengelola Haji Umroh, Sanema Tour and Travel, Rafiudin Firdaus. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Pengusaha travel haji umroh Karawang, Jawa Barat meminta syarat vaksin meningitis untuk keberangkatan haji dan umroh dilonggarkan.

Pasalnya, persyaratan itu menghambat para jemaah umroh untuk berangkat ke tanah suci, apalagi sekarang ini stok vaksin meningitis langka.

"Kami sebagai pengusaha travel sebagai penyedia perjalanan ibadah umroh dan juga mewakili asosiasi, saya jujur kecewa. Karena apa itu menghambat, kita tahu susah mendapatkan vaksin meningitis tersebut," kata
Pengelola Sanema Tour and Travel, Rafiudin Firdaus, pada Minggu (2/9/2022).

Rafiudin mengungkapkan, beberapa jemaahnya gagal berangkat umroh atas persyaratan tersebut.

BERITA VIDEO : RIDWAN KAMIL BERI PESAN INI KEPADA CALON HAJI JAWA BARAT

Padahal, mereka sudah memiliki tiket, visa, dan membayar hotel.

"Ada jemaah kami gagal berangkat dari Surabaya. Makanya, ketika ada itu harusnya koordinasi dulu dengan Kementerian Agama agar bisa diberi tahu ke semua penyelenggara umroh. Ini juga stok vaksinnya langka," jelas dia.

Menurutnya, para pengusaha travel haji umroh sudah mengalami hal sulit selama dua tahun lalu akibat adanya pandemi Covid-19. Tidak adanya pelaksanaan ibadah haji dan umroh.

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Diingatkan Jangan Merokok di Madinah kalau Tak Mau Bayar Denda Rp800.000

Baca juga: Jemaah Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Wajib Jalani Tes Antigen Sebelum Pulang

Saat ini ketika sudah mulai bangkit, muncul persoalan mulai dari mahalnya harga tiket pesawat hingga kelangkaan stok vaksin meningitis yang menjadi syarat perjalanan.

"Dua tahun diuji pandemi kedua belum lama terkait haji furoda, banyak mengalami kerugian bahkan tutup. Terus mahalnya tiket umroh dan aturan soal ini yang sulitnya mendapatkan kartu vaksin meningitis. Silahkan saja sosialisasi tapi juga berikan solusinya, kasian karena ini banyak gagal berangkat, siapa yang nanggung kerugian ini ya kami," ungkapnya.

Pada dasarnya, kata Rafiudin, pihaknya akan taat soal aturan itu. Akan tetapi, pada kenyataan sulitnya mendapatkan vaksin meningitis.

Sebagai contoh, salah satu jamaahnya di Karawang keliling engga mendapatkan vaksin tersebut.

Pertama di Karawang tidak ada stoknya, lalu pergi ke Bndung ternyata juga tidak ada. Dilanjut ke Jakarta, akan tetapi juga kosong.

"Kan kasihan jamaah, makanya itu jangan dipersulit untuk melakukan ibadah. Itu sangat zolim dan ingat bahaya sekali," ucapnya.

Dia meminta agar syarat vaksin itu dicabut atau dilonggarkan. Apalagi, di Arab Saudi sudah melanggorkan terkait aturan vaksin meningitis tersebut.

"Di Saudi mereka sudah melonggarkan soal aturan itu, dalam artian kartu vaksin ini engga dicek lagi di Saudi. Jadi tolong dilonggarkan atau dicabut saja sampai memang ketersediaan vaksinnya aman," tandasnya.

Dinas Kesehatan Karawang menyatakan stok vaksin meningitis. Pihaknya masih menunggu informasi dan kebijakan pemerintah pusat soal vaksin meningitis, khususnya bagi para jamaah haji dan umroh.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu menyebut ketersediaan vaksin meningitis di Karawang kosong.

"Kita kosong ya saat ini (ketersediaan vaksin meningitis), dari Jawa Baratnya juga informasinya kosong,"  kata Yayuk Minggu (2/9/2022).

Yayuk menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat terkait ketersediaan stok vaksin meningitis.

"Kita tunggu aja nanti kalau memang dari (pemerintah) ada, kemudian datang ke Jawa Barat, Karawang pasti juga akan dapat juga," ucap dia.

Yayuk mengatakan, ada delapan klinik dan rumah sakit yang biasa melayani vaksinasi meningitis bagi calon jamaah umrah. Adapun bagi calon jemaah haji diberikan oleh Dinas Kesehatan secara gratis.

Namun, karena stok kosong vaksin layanan itu tidak ada dan diarahkan ke rumah sakit swasta.

"Jadi memang pada kosong ketersediaannya, jadi tidak bisa melayani vaksin mengingitis di rumah sakit maupun klinik yang biasa melayani. Di KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) juga kosong," ucap Yayuk.

Sebelumnya, Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri) Jabar, Bisma Banyu Setia, memperkirakan ada ribuan jemaah umrah terancam gagal berangkat akibat krisis vaksin meningitis.

Kondisi ini menjadi peringatan atau alarm untuk pemerintah. Dia juga menyebut beberapa kantor kesehatan pelabuhan (KKP) menutup sementara layanan vaksin meningitis. 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved