Bencana alam

Gempa Bumi Cianjur: Jumlah Korban Jiwa Teridentifikasi 271 orang, 40 Masih Hilang

Jumlah korban jiwa gempa bumi Cianjur bertambah menjadi 271 orang. Pendistribusian bantuan berdasarkan laporan kebutuhan kecamatan.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Wartakotalive.com
Ketua RT 06/RW,01, Kampung Cibeureum, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Yani Suryani menyampaikan bahwa saat ini warganya memerlukan tenda yang layak untuk bermalam. 

TRIBUNBEKASI.COM, CIANJUR -- Jumlah korban jiwa gempa bumi Cianjur terus bertambah, seiring dengan ditemukannya para korban yang tertimbun tanah dan reruntuhan bangunan.

Sebagaimana dilansir laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sudah 271 jenazah teridentifikasi dan 40 orang masih hilang.

Namun orang yang masih hilang itu belum bisa dikatakan meninggal dunia.

"Per hari ini 271 jenazah sudah teridentifikasi. Pencarian dan evakuasi gabungan dari tim SAR, BNPB, BPBD, TNI/POLRI dan relawan lebih dari 1.000 personel. Hasilnya menemukan empat orang, tiga meninggal dunia di Cugenang dan satu selamat. Masih ada korban hilang 40 orang," ujar Suharyanto dalam konferensi pers di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11).

"Data ini dari puskesmas dan rumah sakit di Cianjur. Akan ditelusuri apakah termasuk yang sudah dimakamkan oleh keluarganya," tambahnya.

Pencarian korban

Sampai Rabu ini fokus BNPB adalah pencarian korban yang dilakukan oleh tim gabungan penanganan bencana gempa Cianjur M5.6.

Suharyanto menegaskan, tim gabungan tanpa kenal lelah terus melakukan pencarian meski terkendala hujan.

Pendataan sementara, korban luka tercatat 2.043 orang, dan pengungsi 61.908 orang.

Sedangkan kerugian materil sebanyak 56.320 rumah rusak, dengan rincian rusak berat 22.241 unit, rusak sedang 11.641 unit, dan rusak ringan 22.090 unit.

Fasilitas umum yang terdampak gempa bumi antara lain 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 gedung perkantoran.

"Rumah ini didata mulai RT, RW, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas sampai kepala OPD. Kepala OPD telah diperintahkan oleh Bupati untuk ikut melakukan pendataan. Di samping itu adanya bantuan dari perguruan tinggi, tim PUPR juga telah turun melakukan pendataan," kata Suharyanto.

Mekanisme pendistribusian bantuan

Terkait adanya keluhan masyarakat soal bantuan yang belum diterima, Suharyanto menjelaskan bahwa pendistribusian bantuan akan bekerja sama dengan perangkat desa setempat, untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi.

"Pendistribusian logistik, setiap pagi pukul 08.00 para camat mengajukan kebutuhan, lalu disiapkan armada untuk melakukan pengiriman ke kantor kecamatan jam 9 setiap pagi. Nanti kepala desa, babinsa, dan babinkatibmas mendistribusilan ke titik-titik pengungsian," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved