Bencana alam

Gempa Bumi Cianjur: Apih Masih Trauma karena Lihat Rumah Tetangga Terangkat dan Terjungkal

Apihbadi (62) warga Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, masih trauma akibat gempa bumi Cianjur

Penulis: Hironimus Rama | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Hironimus Rama
Kerusakan di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur akibat gempa bumi pada Senin (21/11/2022). 

"Kalau ada bantuan Pemerintah, alhamdulilah. Semoga bisa perbaik rumah dan tetap tinggal di sini. Tetapi cucu saya tidak mau lagi tinggal di sini, dia masih trauma," tandas Apih.

Bangun tenda sendiri

Ribuan warga di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang mengungsi ke tenda darurat akibat gempa 5,6 magnitudo yang menghantam Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022).

Para pengungsi ini tersebar di 136 posko pengungsian yang berada di Kampung Cisarua, Kampung Salakawung, Kampung Sarampad, Kampung Sukawarna dan Kampung Jamaras.

Selain takut gempa susulan, para pengungsi tinggal di tenda darurat karena kondisi rumah mereka yang rusak karena guncangan gempa bumi.

Kepala Desa Sarampad, Dudu Abdurajab, mengatakan, sekitar 50 persen rumah di Desa Samarad mengalami rusak berat.

"Kerusakan terparah ada di Kampung Sarampad, sekitar 80 persen rumah warga rusak berat. Sementara di Kampung Cisarua 40 persen rusak berat dan Kampung Salakawung 40 persen yang rusak berat," kata Dudu di Sarampad, Sabtu (25/11/2022).

Meskipun 136 posko pengungsian telah berdiri di Desa Sarampad, namun masih banyak warga yang mengeluhkan kurangnya tenda untuk tempat tinggal sementara.

Bahkan banyak warga yang membangun tenda sendiri di bekas reruntuhan atau pun di daerah persawahan.

Salah satunya Nyang (62), warga Kampung Sarampad.

Saat ditemui Hironimus Rama, reporter Warta Kota, pada Sabtu (26/11/2022) sore, Nyang sedang sibuk membuat tenda sederhana di bagian depan reruntuhan rumahnya yang rata dengan tanah.

Dia mengaku tidak kerasan tinggal di tenda pengungsian Posko 5 Desa Sarampad yang lokasinya tak jauh dari reruntuhan tempat tinggalnya.

"Beberapa hari ini kami sekeluarga mengungsi ke Posko 5. Tetapi saya tidak betah karena terlalu banyak orang," kata Nyang.

Meskipun sudah selesai membuat rangka tenda di depan reruntuhan rumahnya, Nyang mengaku belum memiliki terpal sebagai penutup bagian atasnya.

"Terpal belum ada, lagi dicari. Semoga besok ada yang menyumbangkan," tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved