Berita pendidikan
Mahasiswa FTUI Juara Hacks to Heal Our Planet: ESG Idea Pitching, Kalahkan Perusahaan Startup
Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) memenangi kompetisi ESG Symposium 2022 Regional Competition.
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, DEPOK- Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil memenangi kompetisi ESG Symposium 2022 "Hacks to Heal Our Planet: ESG Idea Pitching" Regional Competition yang diselenggarakan oleh PT Siam Cement Group (SCG).
Afra Moedya Abadi, Tiffany Liuvinia, dan Yosep Dhimas Sinaga, yang merupakan mahasiswa semester 5 Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), menawarkan gagasan panel surya roll dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai salah satu komponennya.
Mereka memberi nama hasil penelitian ini Printable Alternative Solar Roll (PARASOL).
Kalahkan 235 tim
Hacks to Heal Our Planet: ESG Idea Pitching' Regional Competition ini diikuti 3 negara, yakni Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
"Kami masuk 1 dari dua tim yang mewakili Indonesia, sampai pada akhirnya masuk final. Di final kami bersaing secara ketat dengan Thailand dan Vietnam," ungkap Tiffany Liuvinia, saat ditemui di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).
Tiffany menjelaskan bahwa tim UI mengalahkan 230 tim dari Indonesia untuk melaju ke tingkat regional.
Di kompetisi ESG 2022 di tingkat regional, Tim UI kembali berjaya dengan mengalahkan lima tim lain dari Thailand dan Vietnam.
Diam-diam
Fakta menariknya adalah, ketiga mahasiswa tersebut mengikuti kompetisi ini tanpa sepengetahuan pihak Universitas maupun Fakultas.
"Jujur, tidak ada dosen yang kami beritahu karena semua pendaftaran dan lainnya kami coba secara mandiri, karena kan itu coba coba aja. Justru dosen kami mengetahui itu dari publikasi yang diterbitkan oleh UI," kata Tiffany.
"Setelah menang itulah baru kami mencoba untuk mancari dosen pembimbing untuk pendalaman alat ini," sambungnya.
Perusahaan startup
Sementara itu, Afra Moedya Abadi, atau yang akrab disapa Maudy, menceritakan bahwa pesaing terberat dalam kompetisi itu adalah wakil dari Vietnam, ITB dan perusahaan startup.
"Merasa insecure karena yang mengikuti hampir semuanya adalah senior kami. Ada yang dari startup dan lulusan S2. Saingan terberat dari Vietnam dan ITB. Pada akhirnya juga tidak menyangka bisa lolos seperti ini sampai menjuarai," kata Maudy dengan tersenyum.