Berita Daerah

Tolak Pengosongan Lahan, Para Orang Tua Murid Berjaga-jaga di SDN Pondok Cina 1 Depok Sejak Subuh

Hendro merespon dan memastikan orangtua yang bertahan hingga hari ini terkait pengosongan lahan, tidak melakukan kekerasan di lingkungan sekolah

Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Aksi penolakan sejumlah orang tua murid SDN Pondok Cina 1 Depok yang tak ingin direlokasi ke tempat yang jauh masih berlanjut. Bahkan, para orang tua murid memilih berjaga di lahan SDN Pondok Cina 1 sejak Minggu (11/12/2022) pukul 04.00 WIB. 

TRIBUNBEKASI.COM ---- Aksi penolakan sejumlah orang tua murid SDN Pondok Cina 1 Depok yang tak ingin anaknya direlokasi ke sekolah yang jauh masih berlanjut.

Bahkan, para orang tua murid memilih berjaga di lahan SDN Pondok Cina 1 sejak Minggu (11/12/2022) pukul 04.00 WIB.

Hal itu dilakukan menyusul beredarnya surat terkait pengosongan lahan sekolah untuk segera dibangun masjid.

"Kita dari jam 4, kita hanya membalas reaksi atas surat yang beredar terkait dengan pengosongan lahan ini," ungkap Hendro, perwakilan orang tua murid, kepada wartawan TribunnewsDepok.com.

BERITA VIDEO : IRONI, GEDUNG SEKOLAH BARU TANPA MEJA DAN KURSI

Hendro mengungkapkan awalnya tidak ada rencana untuk menginap di lokasi sekolah. 

"Malam Minggu kemarin sempat ingin ada SuperCamp buat anak-anak yang telah usai menghadapi ujian. Semalem kita mengadakan SuperCamp dan mengundang relawan. Tetapi saat mendengar ada kabar berita bahwa akan ada kejadian seperti ini saat itu kita pulangin juga anak-anak. Karena ini semua enggak bagus untuk anak-anak," papar Hendro. 

Hendro merespon dan memastikan orangtua yang bertahan hingga hari ini terkait pengosongan lahan, tidak melakukan kekerasan di lingkungan sekolah

Baca juga: Sebagian Besar Orang Tua Belum Mau Sekolahkan Anaknya di SDN 03 dan 05, Ini Upaya SDN Pondok Cina 1

"Intinya adalah kita enggak mau ada kekerasan di dalam sekolah. Yang kita lakukan adalah bertahan aja dan enggak lebih dari itu. Karena buat kami secara advokasi ini masih cacat hukum," jelasnya. 

Mewakili orangtua siswa dirinya pun menegaskan bahwa tuntutan mereka masih sama kepada Pemerintah Kota Depok. 

"Tetap pada tuntutan awal aja, silahkan bangun ini (Masjid) , tapi relokasi kita dengan satu tempat yang sama dan tidak dipecah ya. Jadi kasih kita satu tempat," jelasnya. 

Terkait dengan ruang diskusi yang direncanakan, Hendro bersama orangtua murid pun masih menunggu jadwalnya hingga saat ini. 

"Ya kita nunggu aja dari mereka, kalo memang mau ajak diskusi. Tapi kami maunya dengan Wali Kota ya. Langsung," tegasnya. 

Bantu disdik amankan aset SD

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, Lienda Ratna Nurdianny juga angkat bicara terkait dengan pengosongan lahan di SDN Pondok Cina 1.

Dirinya menuturkan bahwa kedatangannya ke lahan Pondok Cina 1 untuk mengajak diskusi antara dirinya dan orangtua murid terkait dengan pengosongan lahan

"Saya sebagai penanggung jawab yang membantu Dinas Pendidikan ( Disdik) Kota Depok membantu untuk pengamanan pengosongan aset SD Pocin ini," ungkapnya. 

Meski begitu Lienda tak menampik bahwa komunikasi yang sudah dilakukan dengan orang tua murid berjalan alot dan tidak menemukan titik terang. 

"Dialog sudah alot dari tadi, ini kan harus melihat kondisinya, kalau persepsi masing-masing belum nyambung ini harus ada yang disambungkan lagi," Jelas Lienda. 

"Harus ada media atau forum untuk bisa berdialog lagi," sambungnya. 

Dirinya pun tidak bisa memaksakan lebih jauh untuk masuk ke lahan SDN Pondok Cina. 

"Kalau kita paksakan masuk, walaupun kita punya kewenangan ya, karena ini aset pemerintah, kita aparat pemerintah yang resmi namun melihat kondisi dan menjaga situasi agar kondusif maka kita coba buka komunikasi dari pada komunikasi sekarang di jalan dan ngotot-ngotoan juga tidak ada ujungnya atau tidak ada selesainya," ungkap Lienda. 

Ketika ditanya kapan diskusi itu akan dilakukan, Lienda mengatakan dirinya akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan Pemerintah Kota Depok. 

"Tentang waktu pelaksanaannya dialog, kami juga akan berdialog dulu. Intinya kami siap diajak dialog," ungkapnya. 

Selanjutnya, terkait dengan pengosongan lahan hari ini karena tidak ada hasil, dirinya pun mengungkapkan bahwa sebetulnya tidak ada eksekusi. 

"Jadi, pengosongan lahan ini adalah persiapan untuk pemusnahan aset. Kenapa pemusnahan aset itu harus dilakukan, karena aset atau bangunan ini berdiri diatas lahan yang sudah beralih peruntukkannya dari pendidikan ke masjid," ucapnya.

"Intinya kami disini mengawal, mau menjaga, mau menguapayakan Disdik untuk bisa mengamankan aset-aset yang ada di ruang-ruang kelas itu untuk bisa dipindahlan ke sekolah yang nanti dipergunakan untuk belajar anak-anak," tutup Lienda. 

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

(Sumber : Laporan wartawan wartakotalive.com, Cahya Nugraha/m33)


 

 

Sumber: Tribun depok
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved