Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Patung Jenderal Sudirman Proses Pembangunannya Dibiayai tanpa APBD

Melekat dengan nama jalan, bagi yang terbiasa melewati Jalan Sudirman tentu tak akan asing dengan keberadaan Patung Jenderal Sudirman

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Kemacetan lalu lintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (01/10/2012). 

Pengusaha yang telah ditunjuk mendanai pembangunan patung, yakni PT. Patriamega. Sebagai kompensasinya, PT.Patriamega memperoleh dua titik reklame di lahan strategis di Dukuh Atas, yakni di titik A dan 6B.

Bagi kalangan penyelenggara reklame, titik tersebut adalah sangat strategis dan nilai jualnya paling mahal.

Sebenarnya, rencana pembangunan patung Sudirman dan sejumlah patung yang akan menghiasi jalan protokol sesuai nama jalan mencuat pada September 2001.

Rencana itu merupakan realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan tahun 1999.

Lokasi patung merupakan satu garis lurus yang berujung dari Patung Pemuda Membangun di Kebayoran sampai Tugu Monumen Nasional.

Peresmian Patung Jenderal Sudirman dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Sutiyoso didampingi Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta Maurits Napitupulu dan salah satu keluarga besar Jenderal Sudirman, Hanung Faini,

Peresmian sempat diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda.

Panglima Besar Kemerdekaan RI yang seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia kini telah pudar makna kepahlawanannya.

Karena Jenderal Sudirman digambarkan sedang dalam posisi menghormat.

Posisi patung dianggap tidak pada tempatnya karena sebagai Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormati.

Hal ini pula yang sempat diangkat dalam film Nagabonar 2.

Menurut cucu sang jenderal yang bernama Ganang Soedirman, patung dibuat menghormat karena Jenderal Sudirman ingin menghormat kepada rakyat, bukan untuk dihormati.

Baca juga: Sejarah Jakarta: Stasiun Jakarta Kota Karya Besar Arsitek Belanda Kelahiran Tulungagung

Baca juga: Sejarah Jakarta: Stasiun Manggarai tak Pernah Luntur jadi Jalur Vital Sejak Dibangun Tahun 1873

Diketahui Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman lahir pada 24 Januari 1916.

Ia adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia.

Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. 

Penyakit TBC yang diidapnya kambuh kemudian ia pensiun dan pindah ke Magelang.

Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia tepatnya pada 29 Januari 1950.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
 

--

Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved