Berita Superball
Ingatkan Pemain Persija, Thomas Doll Nilai Strategi Ulur Waktu di Menit Akhir, Bukan Sikap Respek
Thomas Doll pun menyayangkan para pelatih yang tidak menarik keluar pemain apabila sang pemain itu sudah tidak kuat untuk melanjutkan pertandingan.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhilah | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Mengulur waktu di menit akhir sebuah pertandingan sepakbola sering kali dilakukan kesebelasan mana pun di dunia, begitu pun kesebelasan di Indonesia.
Hal tersebut sering dilakukan oleh sebagian pemain sebagai salah satu teknik untuk menjaga keunggulan di menit-menit krusial.
Namun, Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll tak setuju dengan strategi mengulur waktu tersebut.
Menurut Thomas Doll hal itu adalah bentuk sikap tidak respek terhadap sang lawan yang sedang berusaha mengejar ketertinggalan.
"Saya rasa ini penting untuk dibicarakan, yaitu mengenai bagaimana pada saat tim sedang unggul, dan pemainnya berjatuhan (menjatuhkan diri) pada sepuluh menit terakhir," ujar Thomas Doll saat ditemui usai memimpin latihan di Nirwana Park, Depok, Jawa Barat, Senin (20/2/2023).
BERITA VIDEO: MENANG DRAMATIS KONTRA BALI UNITED DI STADION PATRIOT BEKASI, THOMAS DOLL: KAMI LAYAK 3 POIN
"Pemain ditandu keluar dan kemudian masuk lagi, itu tidak respek, dan seharusnya wasit bisa memberikan waktu lebih. Itu tidak bisa terjadi ketika kita diberikan waktu 5 menit, dan kemudian ada yang ditandu keluar, itu memalukan dan tidak benar," tegasnya.
Thomas Doll pun menyayangkan para pelatih yang tidak menarik keluar pemain apabila sang pemain itu sudah tidak kuat untuk melanjutkan pertandingan.
Hal-hal seperti menurutnya bisa merusak jalannya pertandingan sepakbola dan tentu bisa berdampak buruk bagi sepakbola tanah air.
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Selasa 21 Februari 2023
Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi Selasa, 21 Februari 2023, di Dua Lokasi Satpas, Simak Syaratnya
"Apabila pemain tidak bisa berlari lagi, keluar, dan masuk ke ruang ganti lalu beristirahat, tidak tiduran di lapangan dan ditandu keluar, itu merusak sepak bola, itu tidak benar. Penonton di stadion, di televisi, mereka ingin menonton sepakbola, bukannya akting," ungkap pelatih asal Jerman itu.
Menurutnya, Wasit juga harus memiliki tanggung jawab lebih dengan situasi ini, dan harus melihat berapa lama dia ditandu keluar.
"Kami tidak bisa bermain sepanjang 12 menit dan itu juga apabila diberikan 12 menit, karena ketika enam pemain di tanah (berjatuhan), dan kita kehilangan tujuh menit, tidak mungkin kami hanya bermain empat menit saja," tegasnya.
Thomas Doll pun menekankan agar anak didiknya tidak melakukan hal seperti itu dan harus tetap bermain dengan menghormati lawan.
"Saya harap pemain saya tidak melakukan hal itu, berjatuhan di menit akhir, saya tidak mau melihat seperti itu.
Baca juga: SIM Keliling Karawang Selasa 21 Februari 2023 di Parkiran Mega Mall, Simak Detail Persyaratannya
Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi Selasa 21 Februari 2023 di Polsek Bantargebang, Cek Syarat dan Waktunya
Kritik STY
Kritikan Thomas Doll terhadap jalannya Liga Indonesia maupun persepakbolaan di Indonesia bukan kali ini saja.
Sebelumnya diberitakan, Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll juga mengkritik program pemusatan latihan (training center/TC) yang diterapkan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY) untuk para pemain Timnas Indonesia U-20.
Kritikan itu diungkapkan Thomas Doll menyusul dipanggilnya sembilan pemain Persija untuk mengikuti TC menjelang pentas Piala Asia U-20 2023, yang akan berlangsung 1-18 Maret mendatang.
Thomas Doll memiliki persepsi yang berbeda dalam menerapkan kebijaka TC bagi para pemain muda tersebut.
Menurut Thomas Doll, TC jangka panjang justru menjadi bumerang bagi para pemain muda itu sendiri.
Baca juga: Bripka Madih Dilaporkan ke Polisi oleh Tetangganya Soal Penyerobotan Tanah
Baca juga: Sudah 10 Kali Beraksi, Dua Pencuri Spesialis Modus Pecah Kaca Mobil Ini Diringkus Polisi
Juru latih asal Jerman itu lebih menginginkan anak didiknya ditempa bersama untuk bisa tampil di Liga reguler.
Hal tersebut menurutnya justru lebih baik dibanding menerapkan TC jangka panjang yang tidak kompetitif.
"Di sini saya tidak bicara sebagai manajer Persija karena harusnya pemain U-20 itu tampil di Liga 1, mereka berlatih bersama Yusuf (Helal), Hanno (Behrens), (Ondrej) Kudela, (Michael) krmencik," kata Thomas Doll.
"Saat bermain mereka berkompetisi melawan Ilija Spasojevic, Ciro Alves, jadi ada sebuah kompetisi. Itu adalah level yang sangat bagus karena mereka akan tampil di hadapan 40 ribu penonton," kata sambungnya.
Thomas Doll yang sudah malang melintang menjadi pemain atau pelatih di Eropa pun sampai menyebut Shin Tae-yong tidak paham soal program TC.
Baca juga: Jelang Lawan Barito Putera, Tiga Pemain Asing Persija Absen Dalam Sesi Latihan
Baca juga: Masyarakat Kabupaten Bekasi Diimbau Waspadai Cuaca Hujan dan Angin Kencang
Menurut mantan Pelatih Borussia Dortmund itu, yang dibutuhkan pemain muda saat ini adalah jam terbang dalam kompetisi.
"Lihat Ferrari contohnya, tahun lalu mungkin waktu bermainnya sedikit dan mainnya belum terlalu bagus. Tapi sekarang, dia punya kompetisi dan pendamping yang bagus, jadi bisa dilihat sekarang dia sangat bagus," ungkap pelatih berusia 56 tahun itu.
"Itu poinnya, semua pemain U-20 itu membutuhkan sebuah kompetisi. Saya merasa STY tidak paham soal ini karena saya juga tidak tahu kapan mereka harus dilepas," pungkas Thomas Doll. (Tribunnews.com/Alfarizy AF)
Jelang Lawan Barito Putera, Tiga Pemain Asing Persija Absen Dalam Sesi Latihan |
![]() |
---|
Pelatih Arema FC Akui Sulit Keluar dari Tekanan Saat Hadapi Persija Jakarta |
![]() |
---|
Menang Lawan Arema, Bawa Persija Kembali ke Puncak Klasemen Sementara |
![]() |
---|
Liga 1: PREVIEW Persija vs Arema: Witan Sulaeman Bisa Debut, Hanno Behrens Absen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.