Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Gereja Ayam di Jakarta Dibangun 1936, Gunakan Orgel dan Cawan Baptisan Kuno

Sejarah Jakarta, Gereja Ayam Menteng dibangun tahun 1936, masih gunakan Cawan Baptisan berusia 87 Tahun

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
Kompas.com
Sejarah Jakarta Sejarah Gereja Ayam Menteng 

Pada saat itu, jemaat Gereja Immanuel berasal dari kelompok bangsawan dan pegawai-pegawai pemerintah Hindia Belanda.

Sementara gereja ayam jemaatnya berasal dari kalangan rakyat biasa, seperti Melayu, Tamil, Tionghoa, dan yang lainnya.

Baca juga: Sejarah Jakarta: TPU Tegal Alur Saksi Bisu Pandemi Covid-19 di Jakarta

Bangunan gereja ini dirancang oleh Biro Arsitek ternama, yakni Algemeen Ingenieurs en Architecten (AIA) Bureau, yang bekerja sama dengan Firma Sitzen en Louzada.

Arsitek yang digunakan adalah Ir WE Burhoven Jaspers yang juga merancang gedung Hotel des Indes (1930) yang dibongkar tahun 1972.

Bangunan ini mengedepankan semboyan arsitek FJL Ghijsels, pendiri AIA, yakni Simplicity in the shortest path to beauty.

Gereja ini memiliki bangunan yang kompleks.

Bangunan gereja berada di sebelah utara dengan atap sirap yang terjal, ditudungi menara langsing bagaikan jari telunjuk yang menunjuk ke atas.

Arti simboliknya adalah ”Hendaklah orang memikirkan hal-hal yang di atas dan bukan pertama-tama hal-hal yang di bumi saja”.

Pada keempat sisi menara itu terdapat jam yang dapat terlihat dari jauh, termasuk dari Jalan Sudirman (Hotel Sahid Jaya).

Baca juga: Sejarah Jakarta: Patung Tugu Tani Sempat Dianggap Simbol Komunisme, Digagas Bung Karno

Saat ini Gereja Ayam Menteng juga menjadi bangunan cagar budaya peninggalan Belanda yang tetap dijaga kelestariannya.

Keberadaan GPIB Paulus yang beranggotakan sebanyak 800 keluarga yang tersebar di Menteng dan sekitarnya merepresentasikan persatuan, kerukunan, dan harmonisasi antarumat beragama.

Bangunan yang tua, Gereja Ayam Menteng juga memiliki sejumlah alat peribadatan yang cukup tua.

Dikutip dari Kompas.com, di Gereja Ayam terdapat sebuah orgel, alat musik yang terbuat dari pipa ukuran besar bisa mencapai tinggi 10 meter dan bekerja dengan bantuan tiupan angin, terpasang di balkon, di atas belakang mimbar.

Khusus di Gereja Protestan di Jakarta, alat musik seperti ini hanya bisa dijumpai di tiga tempat, yakni Gereja Sion (Kota), Immanuel (Pejambon), dan Paulus (Menteng).

Orgel itu juga kini masih digunakan untuk peribadatan di Gereja Ayam.

Halaman
123
Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved