Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Pasar Rebo Berawal dari Pasar yang Dibuka Tiap Hari Rabu Saja di Zaman Belanda

Ternyata Pasar Rebo sudah hidup sejak zaman awal penjajahan Belanda. Sejarah Pasar Rebo dan Land Tandjong Oost tidak bisa dipisahkan

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
Wikipedia
Sejarah Jakarta Sejarah Pasar Rebo kantor kecamatan Pasar Rebo 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ---- Pasar Rebo punya banyak Sejarah Jakarta sejak abad ke-16.

Diketahui saat ini Pasar Rebo adalah salah satu kecamatan di Jakarta Timur.

Wilayah Kecamatan Pasar Rebo cukup padat karena dihuni 208.108 jiwa sesuai sensus tahun 2015.

Kepadatan penduduk Pasar Rebo sebesar 16.033 jiwa/km⊃2; dan laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 2013-2015 yang mencapai 1,71 persen.

Saat ini Pasar Rebo memiliki 5 kelurahan, 53 RW dan 524 RT.

Siapa sangka, ternyata Pasar Rebo sudah hidup sejak zaman awal penjajahan Belanda.

Sejarah Pasar Rebo dan Land Tandjong Oost tidak bisa dipisahkan.

Dua situs ini adalah situs kuno yang masih eksis hingga hari ini.

Keberadaan dua situs ini haruslah dihubungkan dengan awal kolonialisasi Belanda di hulu sungai Tjiliwong.

Pasar Rebo adalah wilayah yang cukup penting untuk perkembangan ekonomi di Batavia kala itu.

Baca juga: Sejarah Jakarta: Terminal Kampung Rambutan Berawal penuh Pohon Buah, Kini Bersiap Dimodernisasi

Saat itu ada tiga pasar sekunder di selatan Batavia, yakni Pasar Rebo di jalur perdagangan bagian  timur (Oosternweg), Pasar Jumat di bagian barat (Westernweg) dan Pasar Minggoe di bagian tengah (Middenweg).

Tiga pasar ini terhubung dengan dua pasar utama di pusat kota yakni Pasar Senen di Weltevreden dan Pasar Sabtu di Tanah Abang.

Dua pasar penting di sayap adalah Pasar Kamis di Bekasi yang terhubung dengan Pasar Senen dan Pasar Selasa di Tangerang yang terhubung dengan Pasar Sabtu di Tanah Abang.

Tujuh pasar ini adalah pilar-pilar utama yang menopang konfigurasi jaringan perdagangan di Batavia tempo doeloe.

Pasar Tandjong Oost didirikan pada tahun 1762. Pada tahun 1762, pasar Tandjong Oost dapat dikatakan sebuah pasar yang baru.

Pasar ini adalah pasar swasta, pasar yang didirikan oleh pemilik tanah partikelir (land) Tandjong Oost.

Dulunya pasar ini dibuka setiap hari Woensdag atau Rabu.

Baca juga: Sejarah Jakarta: Lapangan Kebon Torong sudah ada Sejak 1945, Tempat Puskesmas Glodok akan Didirikan

Namun, masyarakat Betawi melafalkan kata "Rabu" dengan "Rebo".

Tak ayal di lidah orang pribumi, kawasan Tandjong Oost kemudian dikenal dengan sebutan Pasar Rebo.

Keberadaan pasar Tandjong Oost menjadi strategis karena posisinya berada di tengah antara Pasar Bidara Tjina (Pasar Meester Cornelis) dengan Pasar Tjiloear (Buitenzorg).

Dengan demikian di sisi timur sungai Tjiliwong (Oosternweg) sudah terdapat empat pasar, yakni: Pasar Senen di Weltevreden, Pasar Bidara Tjina di Meester Cornelis, Pasar Tjiloear di Buitenzorg dan Pasar Tandjong (Oost).

Dalam berita surat kabar nama Pasar Rebo muncul kali pertama, paling tidak pada tahun 1899.

Namun diprediksi pengenalan wilayah Tandjong Oost dengan nama Pasar Rebo sudah terjadi jauh sebelum pemberitaan di surat kabar tersebut.

Baca juga: Sejarah Jakarta: Berdiri Sejak 38 Tahun Lalu, Wahana di Dufan Semuanya Murni Buatan Anak Bangsa

Kecamatan Pasar Rebo pada masa Hindia Belanda merupakan bagian wilayah Meester Cornelis Kawedanan Jatinegara, melingkupi Bekasi, Cikarang, Matraman, Tebet, Kramat Jati, Mampang, Pondok Gede, Pasar Rebo, Pancoran, dan Kebayoran hingga tahun 1949.

Tetapi, sekarang pasar-pasar di kawasan Pasar Rebo sudah buka setiap hari, dan kehidupan masyarakatnya telah jauh berubah, seiring dengan perkembangan kota Jakarta.

Kini di wilayah Pasar Rebo terdapat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta Timur, yang cukup besar dan telah menjadi tempat rujukan berobat untuk segala penyakit bagi masyarakat di wilayah Jakarta Timur

 

Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved