Lifestyle
Heboh Bisnis Thrifting yang Kini Dilarang, Berikut Penjelasan Bahaya Menggunakan Pakaian Bekas
Presiden Jokowi Larang Bisnis Thrifting, berikut penjelasan bahaya menggunakan pakaian bekas serta bagaimana tatalaksananya bila terlanjur beli
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ------ Beberapa waktu lalu Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mengusulkan pelarangan bisnis pakaian impor bekas atau thrifting.
Usulan tersebut kemudian direspon oleh Presiden Joko Widodo, lalu dilakukan penindakan pelarangan pelaku bisnis thrifting.
Menanggapi hal itu, Spesialis kulit dan kelamin dari DNI Skin Centre, Dr. dr Darma, SpKK, Subsp.OBK, FINSDV, FAADV menjelaskan definisi dari thrifting.
"Perlu diketahui definisi thrifting adalah sebuah aktivitas dalam mencari dan membeli barang-barang bekas," ujar Darma melalui pesan singkat WhatsApp kepada Warta Kota, Sabtu (25/3/2023).
Darma menjelaskan, biasanya thrifting dilakukan dengan tujuan untuk dipakai atau dijual kembali.
Ia pun mengaku bahwa saat ini tren dengan thrifting baju atau pakaian sedang naik daun. Peminat berbelanja thrift shop atau baju bekas semakin meningkat.
"Selain harganya yang murah, bisa menemukan baju-baju yang unik, branded, dan tidak pasaran. Ada juga beberapa baju second impor sisa produksi," ucap Darma.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Musnahkan Pakaian Bekas Impor di Gudang Karawang
Akan tetapi, Darma menegaskan baju bekas tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama kulit.
Ia mengatakan bahwa produk thrift bisa menyebabkan penyakit pada kulit.
Pembeli tidak mengetahui pemilik sebelumnya memiliki penyakit kulit apa.
"Beberapa penyakit bisa menular secara tidak langsung melalui pakaian, topi, dan lainnya. Contohnya infeksi jamur dan infeksi parasit (terutama kutu)," kata Darma.
Darma menyampaikan, infeksi jamur dapat ditularkan dari pemilik baju sebelumnya, seperti panu dan kurap (tinea korporis). Kemudian, topi bekas juga dapat menjadi sumber infeksi jamur kepala.
Baca juga: Iis Dahlia Bicara Hujatan Netizen Perihal Pakaian Ketat, Hingga Alasan Putranya Pindah Rumah
Baca juga: Warga Kranji Bekasi Resah, Pakaian Dalam Kerap Hilang di Jemuran, Ternyata Pelakunya Bocah SD
Sementara itu, biasanya baju bekas akan ditimbun di gudang dalam waktu yang cukup lama, sehingga ditumbuhi jamur atau kuman-kuman lain yang bukan berasal dari pemilik sebelumnya.
Oleh karena itu, Darma mengkhawatirkan pembeli pakaian bekas dapat rentan mengalami infeksi kulit, pencernaan, sampai infeksi saluran kemih.
"Beberapa pengujian bahwa ada beberapa jenis mikroorganisme bertahan hidup pada pakaian yaitu bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus), bakteri Escherichia coli (E. coli), dan jamur (kapang atau khamir)," pungkas Darma.
Beri Pengalaman Unik, Gokana Hadir di Aeon Deltamas Cikarang Usung Konsep Show Kitchen |
![]() |
---|
Infeksi Cacing Gelang Picu Kematian Balita di Sukabumi, Kenali Gejala dan Pencegahannya |
![]() |
---|
Anak Down Syndrome Punya Banyak Potensi, Begini Cara Mengasahnya |
![]() |
---|
BPOM Cabut 21 Izin Edar Kosmetik, Komposisi Tak Sesuai yang Didaftarkan |
![]() |
---|
Dihadiri Ribuan Penonton, SyahLive Sukses Gelar Konser FUNTAZTIC.LY by BRI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.