Ramadan 2023: Pasar Tanah Abang Tempatnya cari Bedug Aneka Ukuran, Konon sejak Zaman Si Pitung

"Jadi bisa Alhamdulillah dapat Rp 30 juta bersih sudah sama modal itu. Tapi tergantung juga, bisa dapat Rp 10 juta atau Rp 20 juta," lanjutnya.

Dia berujar, dagangannya itu selalu habis tak bersisa saat akhir Ramadan nanti. 

Menurutnya, salah satu hal yang membuat dagangannya menarik adalah sebab ia memanfaatkan bahan daur ulang menjadi barang yang bernilai jual tinggi.

Selain itu, ia juga melukis dan menghiasi bedug-bedug dagangannya dengan menggunakan cat dan berbagai karakter kartun lucu, sehingga menarik minat pembeli terutama anak-anak.

Bahkan, ia menyulap ember plastik bekas es krim menjadi sebuah bedug yang ramah digunakan anak-anak.

Sementara untuk bedug masjid ukuran besar, ia memanfaatkan tong minyak bekas kapasitas 65 kilogram. 

"Emang ada karakternya biar menarik buat anak-anak usia tiga sampai lima tahun, ini dibuatnya dari plastik es krim daur ulang," ujar dia. 

Baca juga: Sejarah Jakarta: Masjid Al-Alam Marunda, Kisah Tentang Ulama, Pasukan Mataram hingga Si Pitung

Baca juga: Sejarah Jakarta: Berdiri Sejak 1991 Masjid Lautze jadi Saksi Mualaf Ribuan Etnis Tionghoa

Kendati begitu, Farid menggunakan kulit sapi dan kambing asli sebagai alas bedug. Sehingga saat ditabuh, bedug buatannya itu menghasilkan suara yang nyaring dan mantap. 

"Iya pakai kulit asli, ini ngambil dari pengepul di Pasar Kambing sana, ini juga saya pajang-pajangin," ujar dia. 

Farid mengatakan, satu bedug karakter ukuran kecil dibanderol dengan harga Rp 100.000. 

Sementara yang sedang dihargainya Rp 200.000 sampai Rp 250.000.

Adapun bedug raksaksa ukuran 65 kilogram dihargai Rp 1.100.000 untuk yang menggunakan kulit kambing, dan Rp 1.800.000 untuk yang menggunakan kulit sapi. (m40)