Liga 1

Suporter PSIS vs PSS Rusuh, Dianggap tak Belajar dari Kasus Kanjuruhan dan Gagalnya Piala Dunia

Suporter PSIS vs PSS Rusuh, Fans Persita: Belajar Dari Kanjuruhan, stop kekerasan di Sepak Bola!

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Lilis Setyaningsih
Istimewa
Kericuhan pertandingan PSIS Semarang Vs PSS Sleman terjadi di Snex Tribun Utara berawal dari saling adul yel-yel suporter, pada Minggu (2/4/2023). 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ---- Kerusuhan antar suporter klub sepak bola Indonesia lagi dan lagi kembali terjadi.

Kali ini bentrokan suporter terjadi pada pertandingan antara PSIS Semarang vs PSS Sleman.

Dalam partai terakhir yang dimenangi oleh PSIS Semarang dengan skor 5-2 di Stadion Jatidiri tersebut kericuhan terjadi antara BCS suporter PSS dengan Snex Suporter PSIS.

Video-video yang menampilkan bentrok suporter tersebut pun langsung tersebar viral di berbagai platform Sosial Media.

Termasuk hingga ke Tangerang.

Hamdan, salah seorang suporter Persita Tangerang turut menyampaikan kekecewaannya melihat hal tersebut.

Pasalnya, laga pamungkas ke dua klub tersebut tidak memiliki faktor penentuan untuk memperebuti status juara yang telah diraih oleh PSM Makasar.

"Ngapain sih harus ada lagi bentrok-bentrok suporter bola Indonesia, pertandingan ini kan sama sekali enggak menentukan juara buat PSIS ataupun PSS, kenapa harus ada ribut-ribut suporter," ujar Hamdan saat diwawancarai Wartakotalive.com, Minggu (2/4/2023) malam.

Baca juga: Hadir di Silaturahmi Ramadan PAN, Jokowi Akui Pusing Urusi Piala Dunia U-20 Dua Pekan Terakhir

Hamdan menilai, seluruh suporter klub sepak bola Indonesia seharusnya tengah bersatu saat ini.

Sebab, sepak bola Indonesia saat ini tengah mengalami gelombang bencana dan duka.

Mulai dari peristiwa Kanjuruhan, gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, hingga sanksi berat FIFA yang siap menanti.

Hal tersebut dirasa cukup untuk menyadarkan seluruh pecinta sepak bola Tanah Air, untuk tetap menjaga marwah sepak bola Indonesia agar tetap hidup.

"Sudahlah, yang sudah biarlah berlalu, kemarin kasus Kanjuruhan aja belum selesai, terus sekarang baru aja Timnas Indonesia gagal tampil di Piala Dunia U-20, denda apa yang disanksi FIFA aja kita belum tentu kelar, apalagi ditambah ada kasus kerusuhan ini," kata dia.

Baca juga: Muhammad Ferarri Fokus ke Laga kontra Persib, usai Piala Dunia U-20 Batal Bergulir di Indonesia

Baca juga: Pita Hitam Tanda Duka Cita Batal Gelar Piala Dunia U-20, Arkha Kaka Ogah Larut dalam Kesedihan


Menurutnya peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang memakan korban tewas hingga ratusan jiwa, seharusnya menjadi pemantik untuk suporter sepak bola Indonesia bersatu.

Sebab, apabila FIFA memberi sanksi yang berat akibat kisruh yang terus terjadi bertubi-tubi, dunia sepak bola bukan tidak mungkin hilang dari Indonesia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved