Berita Jakarta
Aksesoris Ketupat Lebaran di Pasar Asemka Diburu Pembeli, ada Berbagai Ukuran dan bisa Dipesan
Diborong Pembeli hingga Rp 9 Juta, Andi Buka Lapak Aksesoris Ketupat Lebaran di Pasar Asemka
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA — Ketupat identik dengan Lebaran.
Tidak hanya sebagai makanan tapi juga sebagai asesoris yang menandai Ramadan-Lebaran.
Berjualan pernak-pernik lebaran saat bulan Ramadan tiba, menjadi pilihan Andi Firmanto (37) sejak tahun 1995.
Salah satu yang dijualnya ialah kreasi aksesoris ketupat yang terbuat dari pita jepang.
Adapun lokasi berjualannya itu berada di depan Pos Koramil Pasar Asemka, Tamansari, Jakarta Barat.
Andi bercerita, aksesoris ketupat itu dibuat menggunakan tangannya sendiri. Mulanya, gulungan pita jepang berukuran lebar lima sentimeter (cm) berwarna hijau tua dan kuning dipotongnya menjadi beberapa bagian ukuran panjang.
Ada yang berukuran 20 cm, 30 cm, 45 cm, 50 cm, satu meter, dan seterusnya tergantung pesanan yang diterimanya.
Kemudian, pita-pita tersebut akan dianyamnya secara berselang-seling hingga menyerupai bentuk ketupat yang biasa dikonsumsi saat lebaran tiba.
Tak lupa, usai ketupat selesai dianyam, ia memasukkan dakron putih untuk mengisi ruang di dalam ketupat lebaran tersebut hingga seluruh volumenya penuh dan memiliki berat.
Baca juga: Warga Keturunan Tionghoa di Bekasi Gelar Tradisi Cheng Beng, Bawa Makanan dan Bakar Hio
Baca juga: Tradisi Palang Pintu Sambut Kedatangan Kapolda Metro Jaya Baru Irjen Karyoto
Andi mengatakan, keterampilannya itu ia pelajari secara otodidak serta berkaca dari almarhum mertua yang lebih dulu berjualan dibandingkan dirinya.
"Ya, saya tiap tahun kalau musim lebaran ini memang jualan ketupat (aksesoris), nerusin almarhum mertua," ujar Andi saat ditemui di lapak dagangannya, depan Pos Pantau Koramil di Pasar Asemka, Tamansari, Jakarta Barat, Senin (3/4/2023).
Kendati begitu, lapak aksesoris dagangannya yang terbuat dari sambungan bambu-bambu di atas gerobak kayu, menjadi salah satu lapak yang paling digandrungi pembeli.
Ia bahkan menjadi penjual aksesoris ketupat lebaran paling dicari di Pasar Asemka.
Pasalnya, belum mendekati lebaran saja, lapaknya itu sudah dipesan pembeli hingga Rp 9 juta.
"Kadang pelanggan sebelum lebaran udah ada yang nelepon, 'Mas dagang enggak, soalnya mau pesen', nah kami kan ngikutin pelanggan aja. Di dalam juga ada, kami masuk-masukin ke toko juga," kata dia.
"Jadi kalau di sini orang dah pada tau saya. Ini aja ada pesenan Rp 9 juta lebih. (Pesanannya) ini ukuran 45 cm, harganya Rp 55.000 dikalikan saja 186 buah, jadi totalnya Rp 9 juta lebih," imbuhnya.
Baca juga: Awalnya Dianggap Tradisi, Perang Sarung Membuat Pria di Jatipulo Kena Bacok hingga Tewas
Pria asal Jepara itu mengatakan, Pasar Asemka dipilihnya sebagai tempat berjualan lantaran merupakan pusat perbelanjaan mainan serta aksesoris.
Selain itu, sudah sejak puluhan tahun ia mengikuti langkah mertuanya berjualan di tempat tersebut.
Sehingga, sudah banyak pembeli yang tahu serta tempat jualannya itu sangatlah strategis sebab berada di bawah jembatan layang yang ramai lalu lalang warga.
"Karena di sini kan pusatnya mainan juga, dari mertua juga. Kan kami dah ada tempat dari mertua, jadi nerusin aja," ujar dia.
Andi mengatakan, selama 28 tahun berjualan, ia sudah bisa mempercantik rumahnya di Cirebon dan menghidupi istri serta dua anaknya.
Bahkan, ia kini sudah bisa merangkul teman-temannya untuk berjualan aksesoris serupa, sehingga mendapatkan pendapatan juga.
"Saya di sini merantau, sebulan saja bareng teman-teman yang saya suruh bisa bikin ini (ketupat) cepat, saya ajak," kata Andi.
Baca juga: Pasca Pandemi, Dewan Masjid Attaqwa Kembali Hidupkan Tradisi Itikaf Berjamaah
Selain ketupat, Andi juga berjualan parsel serta aksesoris lainnya yang dibuat menggunakan pita jepang.
Biasanya, pernak-pernik lain yang dijualnya di luar ketupat lebaran, merupakan pesanan pembeli yang telah memesan sejak jauh-jauh hari.
"Ini ada parsel pesanan. Kalau ini paling yang kecil-kecil itu buat anak sekolah. Soalnya katanya dari gurunya harus bawa ketupat hiasan gitu," ujar dia.
Pria berambut hitam cokelat itu mengatakan, kebanyakan pembelinya itu membeli dalam jumlah banyak. Bahkan, ada yang sampai mengirimnya ke luar daerah.
Orang yang membeli dagangannya pun beragam, mulai dari warga biasa hingga pejabat.
Tak heran, dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 500.000 sampai 1,5 juta.
"Dalam sebulan, bisa sampai Rp 10 juta lebih," tandasnya. (m40)
Lestarikan Alam Pulau Tidung, Mahasiswa IPB Tanam Pohon Mangrove hingga Transplantasi Karang |
![]() |
---|
Keresahan Danu, Pengendara Motor, Soal Bunyi 'Tot Tot Wuk Wuk' Polisi saat Kawal Pejabat |
![]() |
---|
Dana RT RW Naik, Ketua RW 14 Palmerah Jakbar Bersyukur: Ingin Renovasi Posyandu Sudah Mau Ambruk |
![]() |
---|
Soal Parkir Liar Depan Labschool Rawamangun, Pramono: Mobil Mewah Jangan Merasa Memiliki Tempat Itu |
![]() |
---|
Ajak Viralkan Mobil Pelat Merah Terobos Jalus Busway, Pramono: Bukan Zamannya Lagi Langgar Aturan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.