Info Kuliner

Rindu Jajanan Kue Rangi, bisa Datangi Pedagang yang Mangkal tak Jauh dari Kebun Binatang Ragunan

Jajanan Kue Rangi Sudah Jarang Ditemui, Sudah Tetap Bertahan Jualan di Dekat Ragunan

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Bekasi/Miftahul Munir
Kue Rangi, jajanan khas suku Betawi pernah berjaya di era tahun 1990 sampai 2010an dan saat ini sangat jarang dijumpai penjualnya. Ada pedagang yang mangkal di dekat Kebun Binatang Ragunan 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ---- Kue Rangi, jajanan khas suku Betawi pernah berjaya, namun kini sudah sangat jarang dijumpai penjualnya.

Bagi yang masa kecilnya suka makan Kue Rangi tentu akan kesulitan mencari penjualnya.

Nah, untuk menuntaskan kerinduan makan Kue Rangi bisa sambangi pedagang yang menjual panganan ini yang mangkal tak jauh dari tempat wisata Kebun Binatang Ragunan

Jajanan berbahan kelapa muda dan sagu ini harus dimasak menggunakan kayu bakar.

Jika menggunakan kompor gas, rasanya tak seenak memasak menggunakan kayu bakar.

Sudar, sudah 16 tahun jualan kue rangi di sekitar Jalan RM Harsono dekat Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan.

Ia masih bertahan jualan kue rangi karena ingin mempertahankan jajanan khas sukunya yaitu Betawi.

Menurutnya, penjual kue rangi saat ini bisa dihitung jari karena banyak yang pedagang gulung tikar dan meninggal dunia.

Saat lebaran Idul Fitri seperti ini, ia bisa menghabiskan bahan baku sekira lima buah kelapa dan lima kilogram sagu.

Namun, hari biasa Sudar hanya membeli bahan pokok lebih sedikit sekira tiga kilogram sagu dan tiga buah kelapa.

Apabila ia bisa menjual habis di hari biasa, bisa bawa pulang uang Rp 400.000 dan lebaran ini bisa sampai Rp 600.000.

"Saya keluar dagang itu biasanya jam 09.00 WIB, biasa jualan di sekitar sini saja (menuju Ragunan), pulang selepas magrib," tegasnya.

Baca juga: Polisi Terapkan Sistem Ganjil Genap Jalur Puncak Bogor hingga 1 Mei 2023

Baca juga: Kuliner Bekasi: Laksa Betawi Murnadi di Pekayon dengan Aroma Rempah yang Kuat


Sudar mengaku, ingin mempertahankan jajanan khas Betawi yang mulai terlupakan oleh generasi saat ini.

Apalagi Sudar merupakan warga asli suku Betawi dan kalau bukan dirinya yang pertahankan siapa lagi.

Dari hasil jualan kue rangi, ia sudah bisa sekolahkan anaknya sampai ke jenjang SMP.

Ia berharap, hasil jualannya terus laris agar anaknya mendapatkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi.

"Anak saya baru SMP kelas 3, harapan saya ke depannya supaya dagangan kue rangi laris terus," ungkapnya. (m26)

 

Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved