Berita Bekasi
Antisipasi Maraknya TPS Liar, UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah 2 Bentuk Tim Patroli Malam Hari
Sumardi menjelaskan sampah-sampah yang menumpuk di TPS liar tersebut, biasanya dibuang oleh warga pada saat malam hari.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, TAMBUN UTARA — Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah 2 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Sumardi menjelaskan pascalibur Lebaran 2023, tempat pembuangan sampah (TPS) liar di wilayahnya semakin menjamur.
"Hampir semua wilayah kami bisa sebutkan banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, baik di Kecamatan Tambun Selatan, Tambun Utara, Tambelang dan Sukawangi," kata Sumardi saat ditemui di Tambun Utara, Rabu (10/5/2023).
Sumardi menjelaskan sampah-sampah yang menumpuk di TPS liar tersebut, biasanya dibuang oleh warga pada saat malam hari.
Guna mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali, pihaknya berencana membentuk Tim Patroli Malem (Palem) bekerja sama dengan sejumlah instansi.
"Karena kebanyakan masyarakat buang sampah sembarangan di malam hari. Kedepannya, kami akan bentuk Tim Palem bersama TNI Polri untuk memberikan pemahaman yang baik ke masyarakat," ujarnya.
BERITA VIDEO: PEMKAB BEKASI MULAI ANGKUTI SAMPAH DI KALI JAMBE
Sepertinya namanya, Tim Palem akan bergerak di malam hari, utamanya di wilayah yang dijadikan lokasi TPS liar.
Sejumlah petugas akan menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai permasalahan darurat sampah di Kabupaten Bekasi.
"Kabupaten Bekasi masih berstatus darurat sampah di mana TPA Burangkeng sudah sangat overload diperparah dengan jumlah armada dan personel kami yang terbatas dan harus melayani masyarakat yang semakin banyak," tutur Sumardi.
Baca juga: Bikin Resah Buruh Kawasan Industri, Komplotan Begal Diringkus, Satu Pelaku Masih Buron
Baca juga: Naik Lagi, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Rabu Ini Jadi Rp 1.072.000 Per Gram, Ini Rinciannya
Selain edukasi, tim juga akan menyosialisasikan mengenai Perda Kabupaten Bekasi Nomor 4 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum dimana terdapat sanksi dendan sebesar Rp50 juta dan atau kurungan penjara maksimal 5 bulan bagi masyarakat yang kedapatan membuang sampah sembarangan.
"Kami UPTD sebagai monitoring, sedangkan penindakannya sendiri dari Satpol PP sebagai penegak perda. Ada aturan dalam Perda Nomor 4 tahun 2012, di sana ada sanksi pidananya bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan," ungkapnya.
Hamparan Sampah
Sebelumnya diberitakan, hamparan sampah sepanjang 150 meter tersumbat di aliran Kali Jambe di Kampung Kramat Mundu, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Sampah yang didominasi plastik dan batang kayu itu, tersangkut tepat di bawah jembatan Kramat Mundu sejak beberapa hari lalu.
Oleh sebab itu, UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah 2 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi melakukan pengangkutan sampah dengan mengerahkan satu unit alat berat.
Baca juga: Pohon Mahoni Setinggi 8 Meter Hanyut di Kali Jambe, Sumbat Aliran dan Picu Genangan Sampah
Baca juga: Viral, Pria Palak Pedagang Buah di Rengasdengklok, Pelaku Langsung Ditangkap
"Kami dari UPTD 2 bersama stakeholder lainnya menurunkan satu alat berat long arm untuk eksekusi pengangkutan sampah yang tersangkut di Kali Jambe, Kampung Kramat Mundu, Desa Satria Jaya, Kecamatan Tambun Utara," kata Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah 2 DLH Kabupaten Bekasi, Sumardi di lokasi, Rabu (10/5/2023).
Sumardi mengungkapkan sampah-sampah itu mayoritas berasal dari wilayah hulu dan terbawa arus sehingga tersangkut di Kramat Mundu yang notabene berada di wilayah hilir.
Pihaknya menurunkan sebanyak12 unit armada truk angkut sampah, di mana satu unit truk bisa membawa 7 ton sampah.
"Kami turunkan 12 unit truk untuk pengangkutan. Satu truk bisa bawa 7 ton. Jadi total sampah kurang lebih mencapai 84 ton. Ini didominasi sampah kiriman berupa platik dan batang pohon, paling banyak pohon pisang," ungkapnya.
Sampah tersebut akan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng di Kecamatan Setu.
Baca juga: Viral, Pria Palak Pedagang Buah di Rengasdengklok, Pelaku Langsung Ditangkap
Baca juga: BREAKING NEWS: Dody Prawiranegara, Anak Buah Teddy Minahasa, Divonis 17 Tahun Penjara
Sumardi berharap agar masyatakat lebih peduli terhadap lingkungan dan tidak membuang sampah ke aliran kali yang berpotensi menyebabkan bencana banjir dan kekeringan di Kabupaten Bekasi.
"Dampak sampah ini apabila tidak dibersihkan, sangat luar biasa. Di saat musim hujan bisa terjadi banjir, sehingga sampahnya nanti dikhawatirkan masuk ke permukiman warga. Sedangkan kalau musim kemarau, air kali bisa mengering di bagian hilir karena alirannya tersumbat sampah," kata Sumardi.

Berdasarkan pantauan di lokasi sampah-sampah di aliran Kali Jambe didominasi sampah plastik dan batang kayu. Bahkan petugas sempat kesulitan dalam proses pengangkutan.
Terdapat pula Pohon Mahoni setinggi 8 meter yang tersangkut di bawah jembatan sehingga menyebabkan aliran air di Kali Jambe menjadi tidak lancar.
Baca juga: Saut Situmorang Diperiksa Dewas KPK Terkait Dugaan Kebocoran Dokumen oleh Firli Bahuri
Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem, Bupati Karawang Nyaris Pingsan saat Upacara, Diduga Terserang Heat Stroke
Sumbat Aliran
Sebelumnya diberitakan, sampah yang menyumbat aliran Kali Jambe di titik crossing Kalimalang, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, sejak sebulan yang lalu, telah selesai diangkut.
Kepala UPTD Kebersihan Wilayah 2 Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bekasi, Sumardi menjelaskan pengangkutan sampah dilakukan sejak Minggu (31/10/2021) lalu.
"Dalam waktu 3 hari, kami sudah angkut sampah yang menyumbat di Kalijambe titik Jatimulya," ucap Sumardi saat ditemui di lokasi, Rabu (3/11/2021).
Sebanyak 40 petugas dikerahkan dalam proses pengakutan yang dilakukan secara manual.
Sedikit demi sedikit tim biawak mengangkut sampah dari bawah kali menuju ke atas.
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Rabu 10 Mei 2023 Ini
Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi Rabu, 10 Mei 2023 ini, di Dua Lokasi Satpas, Simak Syaratnya
Kontur tanah menuju ke kali yang begitu curam menyebabkan proses pengangkutan tak bisa dibantu menggunakan alat berat.
"Kami terkendala alat berat yang tidak bisa akses ke area bawah kali, ditambah banyak bangunan liar di pinggir kali," katanya.
Mayotitas sampah, sambung Sumardi, merupakan sampah rumah tangga beserta gelondongan kayu sehingga menyumbat aliran kali di bawah jembatan.
"Penyebabnya sama seperti di wilayah lain, biasanya karena kayu-kayu besar terbawa arus kali dan tertahan di bawah jembatan, sehingga sampah-sampah juga menumpuk di aliran," tutur Sumardi.
Banyak kendala
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi terus berbenah melakukan program pengendalian banjir menghadapi musim penghujan.
Termasuk program normalisasi Kali Jambe yang jadi faktor utama penyebab banjir di kawasan Tambun Selatan.
Namun, normalisasi Kali Jambe ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan.
Terdapat banyak kendala yang dihadapi Pemkab Bekasi untuk melakukan program pengentasan banjir di Kali Jambe.
"Proyek-proyek pengendalian banjir di antaranya yang kota kerjakan ini Kali Jambe mulai normalisasi di titik Dukuh Bima. Namun ada persoalan lain, seperti sampah. Ini sebenarnya kan mulai dari Kota Bekasi," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan saat dikonfirmasi, Rabu (13/10) lalu.
Baca juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Karawang, Rabu 10 Mei 2023, Berikut Lokasi dan Persyaratannya
Baca juga: Masih ada Upacara Adat lagi Pasca Menikah, Jessica Mila dan Yakup Hasibuan Lakoni ini
Banyaknya sampah lantaran Kali Jambe melewati tempat pembuangan sampah.
Ribuan ton sampah itu, beberapa di antaranya lantas masuk ke sungai. Kemudian sampah juga dibuang sembarangan oleh warga.
Alhasil, selain mencemari, sampah pun menghambat laju air.
"Di situ melewati TPA di mana sampahnya terbawa masuk ke sini. Artinya kami memang harus berkoordinasi dengan (Pemerintah) Kota Bekasi supaya bisa menanggulangi sampah tidak masuk ke Kalijambe," ucap dia.
Persoalan kedua yakni laju air Kalijambe terkendala pada persimpangan Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Zeno Tech Indonesia Butuh Operator Mesin EDM
Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Lotte Indonesia di Cikarang Barat Tawarkan Posisi Operator Boiler
Hal senada pun terjadi pada persimpangan dengan kanal Kalimalang yang menjadi persoalan ketiga.
"Setelah di sana dinormalisasi, masuk crossing tol, ada hambatan. Tapi sudah didiskusikan dengan jasa marga, akan ditangani 1-2 tahun kedepan, tapi ada lagi crossing tol di kalimalang dan itu harus dengan PJT yang terkait itu," katanya.
Karena persoalan tersebut banyak titik yang tidak bisa diakses oleh alat berat sehingga normalisasi Kalijambe tidak dapat dilakukan secara maksimal.
"Jadi alat berat kita enggak bisa masuk karena enggak ada aksesnya. Apalagi di crossing tol kalimalang juga terjadi halangan ya. Sehingga air jadi macet," ucap Dani
Persoalan keempat yakni keberadaan bangunan liar di sejumlah titik yang menghambat laju air di Kalijambe. Untuk mengantisipasi itu, rencananya akan dibuat kolam retensi yang mampu menampung air saat debit meningkat.
"Tadi pak camat mengusulkan kalau ini dirubah jadi kolam retensi. Maka akan kami kaji kemungkinannya dalam penyusunan APBD 2022," tuturnya.
Kemenhub Ungkap Biaya Transportasi di Kota Bekasi Tertinggi se-Indonesia, Ini Pemicunya |
![]() |
---|
Musim Kemarau Melanda, Wilayah Selatan Kabupaten Bekasi Berpotensi Alami Kekeringan |
![]() |
---|
Sekap Pemilik Rumah dan Gasak Barang Berharga, Komplotan Perampok Ditangkap |
![]() |
---|
Polisi Selidiki Dugaan Aksi Curanmor di Bekasi yang Membawa Benda Menyerupai Senpi |
![]() |
---|
Ma’had Aly Attaqwa Bukan Hanya Cetak Mahasantri Ahli Tafsir, Tapi Benar dalam Ucapan dan Perbuatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.