Hari Raya Waisak
Wihara Tridharma Pondok Gede Lakukan Persiapan Sambut Waisak, Sediakan Air Berkah buat Seluruh Umat
Sebelum pelaksana Hari Raya Waisak, kata Lilawati, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Wihara Tridharma Pondok Gede.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, PONDOKGEDE --- Sejumlah persiapan mulai dilakukan oleh Wihara Tridharma Pondok Gede yang terletak di Jalan Raya Hamkam, Pondok Gede, Kota Bekasi untuk menyambut Hari Raya Waisak yang jatuh pada Minggu 4 Juni 2023.
Sekretaris Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia (MAGABUTRI) Cabang Wihara Tridharma Pondok Gede,
Lilawati menyampaikan berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut momen penting Hari Raya Waisak bagi umat Budhha itu.
"Kalau untuk persiapan kita sudah lakukan untuk menyambut umat besok yang akan hadir seperti bersih bersih Wihara, hingga pemasangan tenda di sekitar lokasi. Artinya kami sudah siap menyambut Hari Raya Waisak," kata Lilawati, Sabtu (3/6/2023).
Sebelum pelaksanaan Hari Raya Waisak, kata Lilawati, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Wihara Tridharma Pondok Gede.
BERITA VIDEO : PERAYAAN WAISAK DI VIHARA BUDHA DARMA AKAN DILAKSANAKAN SEDERHANA
Seperti memandikan rupang/patung Trinabi, membersihkan Altar, hingga membacakan doa/parita pensakralan air berkah yang akan dibagikan kepada umat saat acara peringatan detik-detik Waisak nanti.
"Nah untuk besok di Hari Minggu sendiri kegiatan itu dimulai sejak pukul 09.00 WIB itu ritualnya sampai siang. Kalau detik-detik itu sekitar pukul 10.41.19 WIB," katanya.
Diungkapkan oleh Lilawati, jika berkaca dua tahun terakhir memang pelaksanaan Hari Raya Waisak cukup berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, karena pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas masyarakat.
Baca juga: 4 Makna Menerbangkan Lampion dalam Perayaan Waisak
Namun seiring dicabutnya PPKM oleh Pemerintah, maka iya yakin Waisak tahun 2023 cukup meriah.
"Kalau kita lihat memang tahun ini kemungkinan umat cukup antusias. Karena kena sudah 2 tahun ini kami lakukan pembatasan karena Covid-19. Jadi tahun ini kami prediksi ada 200 umat yang datang ke Wihara Tridharma Pondok Gede besok," kata Lilawati.
Terkait tema Waisak 2023, disampaikan oleh Lilawati jika tema tahun ini 'Praktek Dharma Mendatangkan Kesejahteraan Bagi Semua Mahluk'.
Tema itu merupakan tema nasional yang dikeluarkan oleh pengurus pusat Magabutri.
Pedagang bunga keluhkan sepi pembeli
Menjelang Hari Raya Waisak 2023 biasanya menjadi momentum bagi pedagang bunga mendulang pendapatan yang lebih besar dibandingkan hari-hari biasanya.
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada tahun ini, seperti yang dirasakan oleh pedagang bunga di sekitaran Vihara Buddha Dharma dan Kelenteng Hok Lay Kiong, Margahayu, Bekasi Timur.
Hamdali (27) misalnya, seorang pedagang bunga yang hingga hari ini, Sabtu (3/6) H-1 Waisak belum mengalami peningkatan penjualan.
Dia mengungkapkan, tahun ini tak banyak yang memburu bunga meski lokasi dagangannya berdekatan dengan vihara dan klenteng.
"Memang kalau Waisak itu tidak terlalu ramai, apalagi tahun ini. Biasanya ramai pada Imlek sama Lebaran," jelas dia saat ditemui di kawasan Margahayu, Bekasi Timur, Sabtu (3/6/2023).
Meski demikian, Hambali mengaku bunga yang paling laris menjelang Waisak biasanya bunga sedap malam.
"Dari bunga-bunga yang saya jual, biasanya yang paling laris itu bunga sedap malam meski yang beli memang tidak terlalu banyak," tambah dia.
Adapun harga yang dibanderol untuk satu tangkai bunga sedap malam yakni Rp 5.000.
Pria yang telah berjualan 7 tahun ini mengaku yang paling ramai belakangan ini yakni pemesanan bunga untuk pernikahan dan wisuda.
"Ya meski Waisak tidak ramai, Alhamdulillah bunga untuk pernikahan dan wisuda yang banjir orderan," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Vihara Khanti Paramita, Yulianah menjelaskan makna dari bunga dalam perayaan Waisak.
Di mana bunga dirasa terlihat begitu indah, dan harum wanginya, akan tetapi lambat lau akan layu.
"Kaitannya sama seperti badan jasmani seseorang, siapapun dia, agamanya seperti apa, tinggal di mana, dan memiliki jabatan atau tidak, tetap saja badan jasmani perlahan akan hancur," ucap dia.
Selain bunga, ada pun persembahan di meja altar saat perayaan Waisak yakn lilin merupakan simbol penerang dan berani mengorbankan dirinya untuk penerangan orang lain sehingga tubuhnya akan hancur.
Air merupakan simbol kerendahan hati dan kegemaran untuk menolong orang lain. Sebab, air bersifat suka mencari tempat yang lebih rendah.
Dupa merupakan wangi-wangian yang melambangkan nama baik.
Terakhir, ada buah buahan dan manisan sebagai pelengkap untuk altar.
(Sumber : TribunBekasi.com, Joko Supriyanto/jos/Wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.