Hari Raya Waisak
4 Makna Menerbangkan Lampion dalam Perayaan Waisak
Salah satu tradisi yang dilakukan pada perayaan Waisak adalah menerbangkan lampion atau lentera puja. Ada 4 makna dari simbol menerbangkan lampion
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNBEKASI.COM JAKARTA ----- Seluruh umat Buddha bakal merayakan Hari Raya Waisak yang jatuh pada Minggu (4/6/2023).
Hari Raya Waisak merupakan perayaan penting bagi umat Buddha di seluruh dunia.
Perayaan ini diadakan untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya (parinibhana).
Salah satu tradisi yang dilakukan pada perayaan ini adalah menerbangkan lampion atau lentera puja.
Lampion atau lentera puja yang diterbangkan pada perayaan Waisak memiliki makna yang mendalam bagi umat Buddha.
Lampion tersebut melambangkan pencerahan, kebijaksanaan, kebebasan, dan perdamaian.
Acara pelepasan lampion tersebut salah satunya diadakan di Candi Borobudur, Jawa Tengah, serta dihadiri oleh para biksu hingga masyarakat.
Oleh karena itu, menerbangkan lampion pada perayaan Waisak merupakan simbol dari upaya untuk mencapai tujuan hidup yang dijunjung tinggi dalam ajaran Buddha.
Baca juga: Vihara Khanti Paramita Kota Bekasi Tampung 350 Umat, Buku Pukul 08.30 saat Waisak
Baca juga: Ritual Thudong Jelang Waisak, 32 Biksu Jalan Kaki ke Borobudur dan Singgah di Kota Bekasi
Berikut adalah beberapa makna dari lampion pada perayaan Waisak.
1. Simbol pencerahan
Lampion pada perayaan Waisak melambangkan pencerahan batin atau pencerahan pikiran.
Dalam ajaran Buddha, pencerahan adalah saat ketika Siddharta Gautama mencapai kesadaran yang sempurna tentang kebenaran hidup dan mencapai keadaan yang disebut Nirwana.
Dengan menerbangkan lampion pada perayaan Waisak merupakan simbol dari upaya untuk mencapai pencerahan batin.
2. Simbol kebijaksanaan
Lampion pada perayaan Waisak juga melambangkan kebijaksanaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.