Hari Raya Waisak
Jelang Waisak 2023, Pedagang Bunga di Bekasi Keluhkan Sepi Pembeli
Menjelang Hari Raya Waisak 2023 biasanya menjadi momentum bagi pedagang bunga mendulang pendapatan yang lebih besar dibandingkan hari-hari biasanya.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI TIMUR ----- Menjelang Hari Raya Waisak 2023 biasanya menjadi momentum bagi pedagang bunga mendulang pendapatan yang lebih besar dibandingkan hari-hari biasanya.
Bunga menjadi salah satu persembahan di meja altar saat perayaan Waisak. Selain lilin, dupa, air, dan buah-buahan.
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada tahun ini, seperti yang dirasakan oleh pedagang bunga di sekitaran Vihara Buddha Dharma dan Kelenteng Hok Lay Kiong, Margahayu, Bekasi Timur.
Hamdali (27) misalnya, seorang pedagang bunga yang hingga hari ini, Sabtu (3/6) H-1 Waisak belum mengalami peningkatan penjualan.
Dia mengungkapkan, tahun ini tak banyak yang memburu bunga meski lokasi dagangannya berdekatan dengan vihara dan klenteng.
"Memang kalau Waisak itu tidak terlalu ramai, apalagi tahun ini. Biasanya ramai pada Imlek sama Lebaran," jelas dia saat ditemui di kawasan Margahayu, Bekasi Timur, Sabtu (3/6/2023).
Meski demikian, Hambali mengaku bunga yang paling laris menjelang Waisak biasanya bunga sedap malam.
"Dari bunga-bunga yang saya jual, biasanya yang paling laris itu bunga sedap malam meski yang beli memang tidak terlalu banyak," tambah dia.
Adapun harga yang dibanderol untuk satu tangkai bunga sedap malam yakni Rp 5.000.
Pria yang telah berjualan 7 tahun ini mengaku yang paling ramai belakangan ini yakni pemesanan bunga untuk pernikahan dan wisuda.
"Ya meski Waisak tidak ramai, Alhamdulillah bunga untuk pernikahan dan wisuda yang banjir orderan," jelas dia.
Baca juga: 4 Makna Menerbangkan Lampion dalam Perayaan Waisak
Baca juga: Vihara Khanti Paramita Kota Bekasi Tampung 350 Umat, Buku Pukul 08.30 saat Waisak
Sementara itu, Ketua Vihara Khanti Paramita, Yulianah menjelaskan makna dari bunga dalam perayaan Waisak.
Di mana bunga dirasa terlihat begitu indah, dan harum wanginya, akan tetapi lambat laun akan layu.
"Kaitannya sama seperti badan jasmani seseorang, siapapun dia, agamanya seperti apa, tinggal di mana, dan memiliki jabatan atau tidak, tetap saja badan jasmani perlahan akan hancur," ucap dia.
Selain bunga, ada pun persembahan di meja altar saat perayaan Waisak yakn lilin merupakan simbol penerang dan berani mengorbankan dirinya untuk penerangan orang lain sehingga tubuhnya akan hancur.
Baca juga: Wihara Tridharma Pondok Gede Lakukan Persiapan Sambut Waisak, Sediakan Air Berkah buat Seluruh Umat
Baca juga: Ritual Thudong Jelang Waisak, 32 Biksu Jalan Kaki ke Borobudur dan Singgah di Kota Bekasi
Air merupakan simbol kerendahan hati dan kegemaran untuk menolong orang lain.
Sebab, air bersifat suka mencari tempat yang lebih rendah.
Dupa merupakan wangi-wangian yang melambangkan nama baik.
Terakhir, ada buah buahan dan manisan sebagai pelengkap untuk altar. (m27)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.