Berita Daerah

Banyak Keanehan Dalam Kasus Temuan Mayat Ibu dan Anak di Cinere Depok, Polisi Bakal Olah TKP Lagi

Sikap aneh ditunjukkan oleh ibu dan anak tersebut yang hanya menerima galon air mineral setiap Selasa pagi pukul 08.00 WIB.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Tim Gabungan Polri melakukan penyelidikan lanjutan penemuan mayat ibu dan anak di perumahan BCI Cinere, Kota Depok. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Pihak kepolisian Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menemukan fakta baru dalam kasus penemuan mayat ibu dan anak di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, berdasarkan kesaksian tukang galon air minum, ibu dan anaknya itu masih menerima pesanan air galon pada 25 Juli 2023 sebelum ditemukan menjadi mayat.

Sikap aneh ditunjukkan oleh ibu dan anak tersebut yang hanya menerima galon air mineral setiap Selasa pagi pukul 08.00 WIB.

"Keluarga ini cukup saklek. Jadi kalau galon enggak diantar jam 8, atau jam 8 ke atas enggak diterima. Pada tanggal 25 Juli masih menerima galon," ujar Hengki, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2023).

BERITA VIDEO : BREAKING NEWS! SEKELUARGA DI DEPOK DITEMUKAN BERSIMBAH DARAH, IBUNYA TEWAS

"Selalu hari Selasa," ucap mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.

Tukang galon, tambah Hengki, menyebut keluarga itu sudah tak lagi menerima galon sejak 1 Agustus 2023.

"Ini pada saat diketok, tidak dibukakan lagi pintunya. Besoknya diketok, tidak dibukakan lagi. Hari Selasa berikutnya diketok tidak dibukakan lagi," kata dia.

Baca juga: Penemuan Jasad Ibu dan Anak di Cinere Depok, Polisi Belum bisa Simpulkan Penyebab Kematiannya

Terkait file berjudul 'To You Whomever' yang ditemukan di dalam laptop, Hengki mengatakan file tersebut dibuat pada 29 Maret 2023.

"Di-update (perbaharui) atau dimodifikasi file itu pada 27 Juli. Ini masih dalam penelitian," ucapnya.

Di sisi lain, pihaknya juga menemukan makanan berupa roti di lokasi penemuan kerangka mayat ibu dan anak.

BERITA VIDEO : MENGENASKAN! IBU DAN ANAK DITEMUKAN TEWAS MEMBUSUK DI CINERE DEPOK

"Ternyata ada sampah di dalam, ditemukan sisa makanan, termasuk roti yang masih utuh. Ini sedang kami teliti," ucap dia.

Saat ini, pihaknya sudah memeriksa 12 saksi dalam kasus tersebut.

Belum dapat disimpulkan penyebab kematian ibu dan anak itu.

"Kami masih bekerja. Tim daripada laboratorium forensik sedang menganalisis penyelidikan di lokasi kejadian yang sudah dilakukan sekali, dua kali," kata Hengki.

"Bahkan nanti akan kita adakan lagi olah TKP lanjutan sampai kita benar benar yakin apa yang terjadi di TKP ini," lanjutnya.

Tinggalkan sepucuk surat

Polisi temukan pesan "To You Whomever" pada laptop milik ibu dan anak yang ditemukan membusuk di perumahan BCI Cinere, Kota Depok pada Kamis (7/9/2023) lalu.

Menurut keterangan ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, pesan yang ditinggalkan kedua korban tidak merujuk ke siapapun secara spesifik.

Jika diasumsikan peristiwa tersebut bunuh diri dan surat tersebut ditulis oleh korban maka tindakan ini amat serius dilakukan oleh korban.

"Jadi 'aneh' bahwa surat tentang suatu keputusan yang amat sangat serius itu tidak dialamatkan ke pihak tertentu, melainkan ditujukan ke siapapun," kata Reza saat dikonfirmasi, Senin (11/9/2023).

BERITA VIDEO : IBU DAN ANAK TEWAS MEMBUSUK DI CINERE DEPOK, DIPERKIRAKAN LEBIH DARI SEBULAN

"Seolah tidak ada orang tertentu, baik itu keluarga, sahabat, dokter pribadi, atau siapa pun yang dipandang layak menjadi tempat curhat," sambungnya.

Ada hal janggal dalam insiden penemuan dua jasad ibu dan anak tersebut, di mana surat yang berisi keputusan yang amat serius tidak ditunjukkan ke pihak tertentu.

"Seolah tidak ada orang tertentu, baik itu keluarga, sahabat, dokter pribadi, atau siapa pun yang dipandang layak menjadi tempat curhat," ungkapnya.

Karena surat tersebut tertuju ke siapapun, Reza memandang media dan masyarakat berhak tahu duduk permasalahan kematian ibu dan anak tersebut.

"Itu yang diinginkan pelaku, yakni bunuh dirinya pelaku bukan peristiwa pribadi, melainkan kejadian yang harus menjadi perbincangan khalayak luas," ujarnya.

Surat yang ditujukan untuk siapapun itu menjadi properti publik, bukan benda yang boleh disikapi oleh instansi tertentu termasuk pihak kepolisian.

Dengan demikian, semua orang terbebani dengan surat yang ditulis oleh kedua korban.

Reza menambahkan, bunuh diri bukan isu yang intisarinya berada di ranah penegakkan hukum.

Reza mengusulkan, pemangku kebijakan perlu turun langsung melakukan pencegahan peniruan dan wabah bunuh diri.

"Sekian banyak pemangku kepentingan kudu ikut 'cawe-cawe', termasuk dalam rangka pencegahan agar tidak terjadi peniruan (copycat suicide) dan wabah bunuh diri (suicide epidemic)," pungkasnya. 

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31/M Rifqi Ibnu Masy/m38)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved