Berita Jakarta
Harga Pangan Mulai Melambung Tinggi, PSI Desak Pemprov DKI Lakukan Stabilitasi
Dia mencontohkan, harga daging sapi has (paha belakang) tertinggi di wilayah Jakarta hari ini mencapai Rp 170.00 per kg di Pasar Petojo Ilir.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mendesak Pemerintah DKI Jakrta untuk melakukan langkah stabilitasi harga pangan. Soalnya harga pangan di Jakarta mulai melonjak.
Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mengatakan, sejumlah harga bahan pangan pokok di wilayah DKI Jakarta terpantau naik beberapa hari ini. Mulai dari beras, daging, hingga gula dan garam dapur.
Dia mencontohkan, harga daging sapi has (paha belakang) tertinggi di wilayah Jakarta hari ini mencapai Rp 170.00 per kg di Pasar Petojo Ilir.
Sedangkan harga terendah sudah di angka Rp 130.000 per kg di Pasar Mampang Prapatan. Kemudian harga gula pasir tertinggi di Jakarta mencapai Rp 17.000 per kg, di Pasar Glodok, dan terendah Rp 14.000 per kg di Pasar Pos Pengumben.
BERITA VIDEO : RIBUAN HEKTAR SAWAH DI SUKAWANGI BEKASI ALAMI KEKERINGAN
Menurutnya, stabilisasi harga pangan menjadi hal yang sangat penting, karena menimbulkan kekhawatiran warga DKI saat ini. Apalagi itu merupakan kebutuhan dasar manusia.
“Pengecekan seperti operasi pasar ini sangat penting dilakukan Pemprov DKI untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan stok pangan di lapangan aman,” ujar August pada Sabtu (7/10/2023).
Menurutnya, sebelum harga melonjak Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) sudah mengantisipasi adanya potensi lonjakan harga pangan.
Baca juga: Soroti Impor Pangan RI yang Bisa Tembus Rp 300 Triliun, Megawati Kutip Pernyataan Ir Soekarno
Apalagi masalah ini sudah sering terjadi setiap tahun, sehingga sudah ada langkah mitigasi daerah pemerintah.
“Di tengah Presiden menggalakkan ketahanan pangan, harusnya Pemprov DKI Jakarta sudah maju melangkah. Selain itu juga harus fokus pada penanaman tanaman produktif, manajemen dan penataan distribusi daging sapi, ayam, telur yang harus terus ditingkatkan,” ungkapnya.
Dia menilai DKPKP harus aktif mensosialisasikan harga dan stoknya melalui media sosial (medsos) yang bisa diakses warga DKI Jakarta.
Dengan begitu, para penjual maupun pembeli bisa mengetahui harga pasaran yang terbentuk, sehingga penjual tidak berspekulasi untuk menaikkan harga jual akibat keterbatasan informasi (Assymetric Information) terhadap stok maupun harga pasaran komoditas.
Menurut Anggota Komisi D DPRD DKI ini, informasi merupakan faktor penting bagi penjual untuk menaikkan atau menurunkan harga.
Karena itu, informasi terkait stok dan harga pasaran harus tersampaikan dengan maksimal dan masif kepada para penjual.
“Begitu juga kepada pembeli, dengan informasi harga yang akurat, pembeli akan menentukan sikap untuk membeli sekarang atau menunda, dan penundaan tersebut akan menstabilkan kembali harga pasar karena turunnya permintaan (demand). Jadi informasi sangatlah vital terhadap fungsi kontrol harga komoditas di pasar,” pungkasnya.
Atap Masjid di Cengkareng Disulap Jadi Kebun Hidroponik, Warga Bisa Panen 90 Kg Melon Tiap Bulan |
![]() |
---|
Bus Jakarta Heritage Mulai Beroperasi, Rano Karno Ajak Warga Nikmati Jakarta dengan Cara Berbeda |
![]() |
---|
Lestarikan Alam Pulau Tidung, Mahasiswa IPB Tanam Pohon Mangrove hingga Transplantasi Karang |
![]() |
---|
Keresahan Danu, Pengendara Motor, Soal Bunyi 'Tot Tot Wuk Wuk' Polisi saat Kawal Pejabat |
![]() |
---|
Dana RT RW Naik, Ketua RW 14 Palmerah Jakbar Bersyukur: Ingin Renovasi Posyandu Sudah Mau Ambruk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.