Kasus Pelecehan Seksual

Soal Kasus Dugaan Pelecehan Seksual, Edie Toet: Saya Malu dan Sedih Jadi Korban Pembunuhan Karakter

Tak hanya dirinya yang merasa dipermalukan, kasus dugaan pelecehan seksual ini, kata Edie Toet, juga berimbas pada istri dan anak-anaknya.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Rektor Non-aktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, yang dilaporkan dua pegawainya atas dugaan melakukan pelecehan seksual akhirnya, muncul ke publik. 

TRIBUNBEKASI.COM, KEBAYORAN BARU --- Rektor Non-aktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, yang dilaporkan dua pegawainya atas dugaan melakukan pelecehan seksual akhirnya, muncul ke publik.

Edie Toet pun buka suara soal kasus dugaan pelecehan seksual yang menjerat dan menghancurkan nama baiknya.

"Selama dua bulan ini saya mendapat hinaan cercaan tuduhan yang tidak beretika yang itu tidak saya lakukan sama sekali," tutur Edie Toet menanggapi kasus dugaan pelecehan seksual yang membuat dirinya dihentikan sementara dari jabatan sebagai Rektor, saat konferensi pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Tak hanya dirinya yang merasa dipermalukan, kasus dugaan pelecehan seksual ini, kata Edie Toet, juga berimbas pada istri dan anak-anaknya.

BERITA VIDEO : REKTOR UNIVERSITAS PANCASILA BANTAH LECEHKAN STAFNYA

"Saya punya keluarga, punya istri, anak yang sudah besar. Bisa dibayangkan betapa mereka sedih dan malu ayahnya diperlakukan seperti ini," tuturnya.

Selama 13 tahun mengabdi sebagai Rektor Universitas Pancasila, Edie mengaku baru kali ini menjadi korban pembunuhan karakter.

"Mungkin bapak ibu enggak bisa menggambarkan kesedihan saya, malu saya dan juga sedih saya karena apa? selama saya mengabdi di dunia pendidikan baru kali ini dijadikan korban pembunuhan karakter," kata dia. 

Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual Mencuat Jelang Pemilihan Rektor UP, Kuasa Hukum Sebut Ada Politisasi

Sementara itu, Edie menilai bahwa kasus yang saat ini menjeratnya, dapat menghancurkan nama baiknya.

Tak hanya itu, kasus ini juga menghancurkan prestasi dan kariernya, selama menjadi Rektor Universitas Pancasila.

"Tidak pernah terpikirkan oleh saya ada di titik ini, di titik nadir paling bawah, nama baik saya dipertaruhkan. Bukan cuma nama baik saya yang hancur, semua prestasi saya tiba-tiba harus lenyap," kata Edie.

Telusuri motif terduga korban pelecehan

Atas hal ini, Edie Toet Hendratno bersama kuasa hukumnya akan menelusuri terkait motif terduga korban pelecehan, melaporkan dirinya.

Edie pun menduga, kasus pelecehan ini sengaja dibuat, karena bertepatan dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila.

"Memang saya cari-cari apa motifnya mereka itu, tapi dugaan saya ini karena bertepatan sama pemilihan rektor UP mereka pingin jadi rektor. Saya rektor terpanjang," ungkapnya.

Sumber: Wartakota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved