Kasus Pelecehan Seksual

Belum Tuntas, Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Bakal Jalani Pemeriksaan Lagi Pekan Depan

Kuasa hukum Edie Toet Hendratno, Faizal Hafied, tak menjelaskan secara detail terkait apa pemeriksaan lanjutan tersebut.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Ichwan Chasani
Warta Kota/Ramadhan LQ
Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan kasus dugaan pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Selasa siang, 5 Februari 2024. 

"Kami sedang mempersiapkan semunya, dan kami akan melakukan upaya hukum, untuk membela kepentingan kami," kata dia.

Akan tempuh jalur hukum

Rektor Non-aktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno, melalui tim kuasa hukum sebut akan melakukan upaya hukum, dalam kasus dugaan pelecehan seksual.

Kuasa hukum Edie Toet Hendratno, Raden Nanda Setiawan menuturkan, upaya hukum itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

"Melakukan langkah-langkah hukum lain terhadap hal ini untuk membela kepentingan klien kami, apa yang kami lakukan mungkin bisa ditunggu beberapa hari ke depan," kata dia saat konferensi pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Raden mengatakan, pihaknya akan segera mempersiapkan langkah hukum tersebut, untuk membela kepentingan Edie Toet Hendratno.

BERITA VIDEO : REKTOR NON-AKTIF UP EDIE TOET: INI GAME UNTUK MENISTAKAN TUDUHAN TAK BERDASAR

"Kami sedang mempersiapkan semunya, dan kami akan melakukan upaya hukum, untuk membela kepentingan kami," kata dia.

Di sisi lain, Rektor Non-aktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno mengaku sedih atas kasus dugaan pelecehan seksual, yang menyeret namanya.

Selama 13 tahun mengabdi sebagai Rektor Universitas Pancasila, Edie mengaku baru kali ini menjadi korban pembunuhan karakter.

"Mungkin bapak ibu enggak bisa menggambarkan kesedihan saya, malu saya dan juga sedih saya karena apa? selama saya mengabdi di dunia pendidikan baru kali ini dijadikan korban pembunuhan karakter," kata dia sata konferensi pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Usai tersandung kasus pelecehan seksual ini, Edie mengatakan selama 2 bulan mendapat hinaan dan cercaan.

Baca juga: Dua Pelaku Perampasan Motor di Underpass Cibitung, Ditangkap di Lokasi Terpisah, Begini Tampangnya

Baca juga: Usai KPU Tantang Publik Hadirkan Bukti, Beredar Data Penggelembungan Suara PSI, Angkanya Beda Jauh

"Selama 2 bulan ini saya mendapat hinaan cercaan tuduhan yang tidak beretika yang itu tidak saya lakukan sama sekali," tutur dia.

Sementara itu, Edie menilai bahwa kasus yang saat ini menjeratnya, dapat menghancurkan nama baiknya.

Tak hanya itu, kasus ini juga menghancurkan prestasi dan karirnya, selama menjadi Rektor Universitas Pancasila.

"Tidak pernah terpikirkan oleh saya ada di titik ini, di titik nadir paling bawah, nama baik saya dipertaruhkan. bukan cuman nama baik saya yang hancur semua prestasi saya tiba-tiba harus lenyap," kata dia kepada wartawan, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Tak hanya dirinya yang merasa dipermalukan, kasus dugaan pelecehan ini juga berimbas pada istri dan anak-anaknya.

"Saya punya keluarga saya punya istri, anak yang sudah besar. Bisa dibayangkan betapa mereka sedih dan malu ayahnya diperlakukan seperti ini," tutur dia.

Atas hal ini, dia bersama kuasa hukumnya, akan menelusuri terkait motif terduga korban pelecehan, melaporkan dirinya.

Edie pun menduga, kasus pelecehan ini sengaja dibuat, karena bertepatan dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila.

"Memang saya cari-cari apa motifnya mereka itu, tapi dugaan saya ini karena bertepatan sama pemilihan rektor UP mereka pingin jadi rektor. Saya rektor terpanjang," ungkapnya. (Wartakotalive.com, Ramadhan L Q/Nurma Hadi)

Sumber: Wartakota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved