Berita Karawang

Potensi Jadi Pasar Global, Jokowi Setuju KKP Bikin Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

Budidaya ikan nila salin bisa menjadi peluang untuk pasar global. Apalagi, sepanjang Pantura di Pulau Jawa banyak lahan yang dapat dimanfaatkan.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TribunBekasi.com/Muhammad Azzam
Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) meresmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin milik Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Rabu, 8  Mei 2024. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi) meresmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin milik Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Rabu, 8 Mei 2024.

Presiden Jokowi menilai budidaya ikan nila salin bisa menjadi peluang untuk pasar global.

Apalagi, sepanjang Pantura di Pulau Jawa banyak lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi lokasi budidaya.

"Tadi disampaikan menteri KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) mengenai tambak udang di pantura yang telah lama kosong tidak ada kegiatannya di sana. Ada 78 ribu hektar sepanjang dari Serang sampai Banyuwangi, dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur," kata Presiden Jokowi.

Menurutnya, 78 ribu lahan tambak ini sudah tidak memungkinkan untuk pengembangan budidaya udang sehingga, inovasi KKP ini sangat bagus dengan mengalihkan menjadi budidaya ikan nila salin.

Bekas tambak udang itu bisa diubah menjadi tambak ikan nila salin karena memiliki permintaan pasar dunia yang sangat besar.

Baca juga: Anjlok Rp 10.000 per Gram, Emas Batangan Antam di Bekasi Rabu Ini Jadi Segini, Simak Detailnya

Baca juga: Cari Tersangka Lain Kasus Penganiayaan Taruna STIP Jakarta, Polisi Dalami Keterangan Saksi dan CCTV

Presiden Jokowi menyebutkan permintaan pasar ikan nila di dunia mencapai 14,4 miliar US atau 230 triliun.

"Itu nilainya gede sekali," kata Presiden Jokowi.

Dia mengungkapkan, kendati pasar global yang besar harus dimanfaatkan.

Dia menyetujui jika KKP harus membuat modeling terlebih dahulu, sehingga bisa menjadi percontohan untuk pemanfaatan area tambak bekas udang tersebut.

"Permintaan itu harus kita manfaatkan. Tetapi juga jangan langsung membuat yang gede. Saya setuju bahwa dibuat model dulu. Ada modelingnya dulu, modelingnya udah bener," kata dia. 

Baca juga: Juara Umum MTQ ke-38 Jabar, Ani Rukmini Minta Pemkab Bekasi Juga Perhatikan Pembangunan SDM

Baca juga: KPU Jakarta Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jalur Independen Mulai Rabu Ini Hingga 12 Mei 2024

Budidaya ikan air payau

Sebelumnya diberitakan bahwa para nelayan di pesisir utara Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi mengembangkan budidaya ikan air payau.

Pengembangan budidaya ikan air payau itu karena memiliki prospek pasar yang luas, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. 

Seperti yang dilakukan warga Kampung Biongbong, Desa Pantai Mekar, mereka berinovasi mengembangkan budidaya ikan air payau, sebagai komoditas baru dari sektor perikanan hasil tangkapan nelayan.

Pengembangan budidaya ikan air payau ini pun, dinilai mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat. 

BERITA VIDEO : HORE, LAHAN EKS ISLAMIC CENTER KABUPATEN BEKASI AKAN KEMBALI DIMANFAATKAN

Budidaya ikan air payau di pesisir utara ini bahkan menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Dimana, ikan yang biasa hidup di air laut, seperti bawal bintang, kerapu, bilah dan kakap putih, dikembangbiakan di akuarium dengan air payau. 

"Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan sempat berkunjung, melihat langsung pengembangan, budidaya ikan air ini, pada saat Safari Ramadan kemarin," ujar penggiat budidaya ikan payau, Anawan Suherman, pada Rabu (8/5/2024). 

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Rabu 8 Mei 2024 Ini

Baca juga: Apel HKB di Karangmulya, Pj Bupati Bekasi Ajak Masyarakat Aktifkan Kembali Kentongan Tanda Bencana

Tentang proses pengembangan ikan laut di air payau tidaklah mudah. Karena ikan harus beradaptasi, dan hal ini perlu keahlian tidak biasa dan perlu kesabaran ekstra. 

Anawan yang akrab disapa Aang, menjelaskan singkat proses ikan-ikan tersebut hingga mampu dikembangkan secara intens. 

"Prosesnya memakan waktu hingga delapan bulan. Itupun perlu sangat berhati- hati," katanya. 

Ikan yang dipilih untuk dibudidayakan memiliki nilai ekonomi tinggi. Karena, ikan yang dihasilkan merupakan produk yang biasa di ekspor ke luar negeri. 

Misalnya, ikan kakap putih yang saat ini masih menempati urutan pertama ekspor.

Bahkan untuk ekspor ke luar negeri atau kebutuhan dalam negeri, perlu kerjasama dengan pengembang air payau lain dari wilayah Jawa timur hingga Lampung. 

BERITA VIDEO : KERUPUK DARI LELE ASAL BEKASI INI TEMBUS PASAR EKSPOR

"Dengan banyaknya peminat jenis ikan air payau, dan peluang pasar yang prospektif, budidaya ini mampu mengembalikan rasa lelah dengan nilai ekonomi tinggi," lanjutnya. 

Selain itu, hal lain yang perlu di perhatikan yakni lokasi tambak, dengan kadar berbeda dari air laut hingga ke air payau. 

Selain ikan komersil, potensi yang ada di Muaragembong banyak, dari budidaya udang, kepiting dan bandeng.

"Inipun yang saat ini sudah maju, dan terus dikembangkan oleh nelayan di sini," terangnya. 

Baca juga: SIM Keliling Kabupaten Bekasi, Rabu ini 8 Mei 2024, di SGC Cikarang Utara

Baca juga: Layanan SIM Keliling Karawang, Rabu 8 Mei 2024 di Mall Cikampek, Simak Persyaratannya

Aang menambahkan, wilayah pesisir utara Muaragembong sangat memungkinkan menjadi lokasi pengembangan budidaya ikan air payau. Hal ini didasari pada banyaknya jenis ikan di sepanjang jalur laut Kabupaten Bekasi. 

Ia mengatakan, sudah seyogianya pengembangan ikan air payau mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi, sehingga dapat meningkatkan produksi yang lebih baik. 

"Dari sisi ekonomi, ikan air payau memiliki potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi. Selain untuk kebutuhan ekspor, untuk pasar lokal saja kita kurang. Untuk mengirim ke Jakarta saja kita mengambil dari wilayah lain, Jawa timur hingga Lampung," ujarnya.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved