Polisi Sulit Tangkap Pengeroyok Satpam Apartemen Kemang View Kota Bekasi, Korban Tak Kenal Pelaku

Polisi menyelidiki kasus pengeroyokan terhadap anggota satpam Apartemen Kemang View, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ign Prayoga
TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Polisi belum berhasil menangkap pelaku pengeroyokan terhadap anggota satuan pengamanan (satpam) Apartemen Kemang View, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Korban pengeroyokan adalah Gerzon Petrus Lekatompessy yang merupakan anggota satpam Apartemen Kemang View yang berlokasi di Jalan Raya Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan.

Korban telah melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polres Metro Bekasi Kota.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, setelah polisi mendalami kasusnya, ternyata korban tidak mengenali pelaku.

Hal ini membuat pelacakan terhadap terduga pelakunya tidak bisa segera dilakukan.

"Kendalanya korban tidak mengenali para pelaku, namun kami sedang melakukan identifikasi terhadap pelaku,” kata Firdaus, Jumat (24/5/2024).

Firdaus menegaskan jika data yang dibutuhkan sudah memenuhi syarat, pihaknya langsung segera menangkap pelaku.

"Ketika sudah dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan lalu cukup alat bukti kami akan tetapkan tersangka dan tersangka kami akan tangkap,” ujarnya.

Luka Serius

Sebagai informasi, Gerzon dikeroyok sejumlah orang saat bertugas di apartemen kemang view Jalan Raya Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Gerzon mengatakan dirinya mengalami luka serius pada bagian kepala akibat pengeroyokan tersebut.

Bahkan perlu mendapatkan tindakan medis tiga jahitan pada kepala bagian sisi kiri belakang imbas timpukan batu dari pelaku.

“Luka hanya di kepala berdarah dan langsung diberikan tindakan medis tiga jahitan waktu dibawa ke rumah sakit,” kata Gerzon, Jumat (24/5/2024).

Gerzon menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Rabu (22/5/2024) sekira pukul 00.10 WIB saat dirinya bertugas.

Kala itu ia diarahkan atasannya untuk membeli obat nyamuk di sebuah warung dan perlu meninggalkan pos jaga.

Seusai membeli obat nyamuk dan berjalan kembali menuju pos jaga, ia melihat ada dua pria tengah duduk di dekat hotel yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya bertugas.

Tanpa ada curiga apapun, dua orang tersebut secara membingungkan berpindah posisi dengan mendekat kepadanya.

Satu di antaranya bahkan langsung menghadang laju jalan Gerzon menuju pos tugas yang berada persis di lobi apartemen.

“Saya dihadang sama yang parasnya kurus kecil orangnya, dengan kondisi mereka mabuk, terus saya langsung ngeluarin uang untuk menawarkan udah buat beli tahu bulat supaya mereka juga pikirannya tidak konsentrasi atau fokus ke saya,” katanya.

Kemudian Gerzon melanjutkan perjalanan menuju pos jaga.

Sesampainya di depan pintu masuk lobi, Gerzon ditarik oleh orang berparas tubuh kecil itu dan menahan lajunya kembali sembari membalikkan uang miliknya yang sebelumnya diberikan.

Tiba-tiba datang seorang pria lain yang merupakan kelompok dua pria itu dengan nama panggilan Alam langsung menghampirinya.

“Alam ini langsung menghadang saya dan menanyakan 'Kamu ya yang menceritakan pergerakan kami dan segala macam?' lalu saya menjawab pak Taufik sudah lama tinggal di sini dan saya hanya menjalankan tugas seperti apa yang sudah kami tugaskan dan tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang,” imbuhnya.

Gerzon mengaku diancam akan dibunuh oleh Alam.

Namun ia menghiraukan perkataan tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju pos jaga.

Kemudian aksi pengeroyokan itu pun langsung terjadi persis di depan pintu lobi.

“Alam ini semakin emosi langsung mengancam saya akan memotong-motong dan membunuh saya, secara tiba-tiba di belakang saya kepala saya kena pukulan, saya pikir itu entah balok atau entah apa saya tidak tahu tapi karena saking kencangnya saya hampir jatuh dan saya larinya arah ke lobi dan temannya yang kecil itu mungkin tersulut emosi langsung ikut memukul saya tapi saya menangkis,” ujarnya.

Tidak sampai di situ, Gerzon setelah menangkis langsung dilempar sebuah batu dengan berat lebih kurang 1 kilogram ke bagian kepala oleh satu diantara orang tersebut.

Kepala Gerzon pun langsung mengeluarkan banyak darah, bahkan hingga berceceran di lantai dan baju tugas miliknya.

“Waktu saya lagi menangkis dilempar lagi batu ke kepala saya, di situlah mungkin berdarah akhirnya kepala saya dan saya lihat waduh kepala saya udah berdarah dan saya tidak konsentrasi lalu saya juga masih diserang hingga ke dalam lobi, kemudian datang satu lagi rekan saya menolong saya untuk melerai dan memisahkan,” ucapnya.

Ketika berhasil dilerai, Gerzon langsung dibawa ke rumah sakit (Rs) terdekat guna diberikan tindakan medis.

Perihal motif, Gerzon mengungkapkan adanya sikap tidak suka dari kelompok orang tersebut terhadap kehadiran petugas keamanan di lokasi setempat.

Tapi ia belum mengetahui secara pasti motifnya, dan Gerzon justru mempercayai penyelesaian kasus dapat diusut segera ke pihak berwajib dengan langsung melaporkannya ke Polres Metro Bekasi Kota.

“Kalau motif ini bisa jadi dendam tapi juga bisa mereka tidak suka dengan keberadaan kami (satpam) ada di sini, karena kami kan selalu menjalankan tugas kalau misalkan di dalam lobi ataupun di dalam lift tidak boleh merokok ataupun dan kami tegur juga secara baik-baik tapi ya mungkin seperti itu,” pungkasnya

Kejadian Serupa

Peristiwa serupa rupanya tidak hanya menimpa Gerzon, melainkan rekannya sebagai satpam di lokasi serupa dengan nama Akhmad.

Kejadian Akhmad berlangsung terlebih dahulu, yakni pada Senin (6/4/2024) pukul 03.30 WIB di lokasi yang sama.

Kronologinya bermula dari dua orang yang kala itu menghampirinya untuk meminta akses apartemen.

Akhmad pun tidak memberikannya, karena secara Standard Operasional Prosedur (SOP) akses tersebut tidak dapat diberikan kepada siapapun kecuali petugas.

“Tiba-tiba orang itu memaksa saya untuk meminta akses sampai terjadinya pemukulan, dan saya dipukul sampai dua kali di pipi sebelah kanan,” kata Akhmad, Jumat (24/4/2024).

Menilai dirugikan, Akhmad langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolres Metro Bekasi Kota.

Namun sudah berjalan lewat satu bulan kasus tersebut masih mandek alias belum ada kejelasan lebih lanjut.

Ia pun berharap petugas kepolisian dapat bersikap tegas dan cepat menangani perkara tersebut.

“Saya sudah melaporkan ke pihak Polres Metro Bekasi Kota dan sebulan ini belum ada tanggapan dari polres dan juga belum ada olah TKP maupun di hubungi oleh penyidik,” kata Akhmad.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved