Jokowi Ingatkan Ancaman Kekeringan Juli-Oktober, Bisa Berpengaruh ke Harga Pangan

Indonesia berpotensi mengalami dampak gelombang panas dan kekeringan selama Juli-Oktober mendatang.

Editor: Ign Prayoga
Tito Isna/Tribun Jateng
Ilustrasi persawahan yang dilanda kekeringan di Kabupaten Demak, Jateng. 

TRIBUNBEKASI.COM -- Indonesia berpotensi mengalami dampak gelombang panas dan kekeringan selama empat bulan mendatang.

Ancaman ini diungkap Presiden Joko Widodo agar seluruh masyarakat mewaspadai kondisi alam dalam beberapa bulan ke depan, tepatnya antara Juli sampai Oktober 2024.

Jokowi memperingatkan bahwa kondisi cuaca tersebut dapat berdampak pada ketersediaan pangan di dalam negeri.

Menurutnya, beberapa negara pengekspor beras kini telah menahan pengiriman beras ke luar negeri karena komoditas tersebut akan dipakai di dalam negeri.

"Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober," kata Jokowi di Desa Bapeang, Kalimantan Tengah, Rabu (26/6/2024), dikutip dari siaran pers.

Jokowi menuturkan, pemerintah sudah menyiapkan antisipasi dalam menghadapi potensi gelombang panas, yakni pompanisasi.

Ia menjelaskan, lewat kebijakan pompanisasi, pemerintah akan menyalurkan puluhan ribu unit pompa ke seluruh Indonesia.

"Untuk apa? Ya seperti ini, air yang di bawah sawahnya agak ke atas, enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil, pompa. Tapi ini menjadi sangat krusial," kata dia.

Jokowi mengeklaim keberadaan pompa tersebut mampu meningkatkan frekuensi panen. "Ya yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga," ujarnya.

Sejauh ini, pemerintah sudah mendistribusikan 31 pompa di Kotawaringin Timur yang bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi sawah tadah hujan yang ada.

Jokowi mengatakan, Kementerian Pertanian akan berupaya memenuhi kebutuhan pompa secara keseluruhan untuk memastikan seluruh area dapat tercukupi.

Presiden juga menyampaikan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depannya.

Menurut dia, jika produksi padi di kabupaten sekitar naik, surplusnya akan dibawa ke IKN.

"Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali jadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN," kata Jokowi.

Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com  

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved