Bea Cukai Bekasi Tingkatkan Monitoring dan Pengawasan Tempat Penimbunan Berikat

Bea Cukai Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jabar, menggelar sosialisasi kepada pengusaha Tempat Penimbunan Berikat, Kamis (11/7/2024).

Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Bea Cukai Cikarang menggelar acara internalisasi pelaksanaan Ins-01/BC/2024 dan sosialisasi kepada pengusaha Tempat Penimbunan Berikat di Aula Utama Bea Cukai Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (11/7/2024). Kegiatan ini dihadiri Direktur Fasilitas Kepabeanan, Padmoyo Triwikanto. 

TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG -  Untuk memastikan pemberian fasilitas Tempat Penimbunan Berikat (TPB) yang lebih tepat sasaran Bea Cukai kembali melakukan sejumlah program dan langkah penting.

Langkah ini diambil sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat sebagai pembayar pajak.

Hal tersebut disampaikan Direktur Fasilitas Kepabeanan, Padmoyo Triwikanto pada saat memberikan materi di acara Internalisasi pelaksanaan INS-01/BC/2024 dan sosialisasi kepada pengusaha Tempat Penimbunan Berikat di Aula Utama Bea Cukai Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jabar, pada Kamis (11/7/2024).

Acara dihadiri dan dibuka oleh Kepala kantor Wilayah DJBC Jakarta, Rusman Hadi.

Hadir juga para pimpinan Satuan Kerja di Wilayah Kanwil DJBC Jakarta, termasuk di dalamnya Bea Cukai Bekasi dan perwakilan 30 perusahaan penerima fasilitas Tempat Penimbunan Berikat.

Rusman Hadi pada saat pembukaan menegaskan arti pentingnya kegiatan monitoring fasilitas TPB.

"Melalui kegiatan monitoring fasilitas TPB diharapkan akan memberi manfaat bagi pengguna jasa sekaligus juga sebagai upaya menghindari potensi penyimpangan," katanya.

Program penguatan pelaksanaan monitoring dan peningkatan pengawasan tehadap Penerima Fasilitas TPB ini dituangkan dalam INS-01/BC/2024.

Latar belakang mengapa monitoring evaluasi perlu dilakukan adalah mengingat di tengah tuntutan akuntabilitas atas implementasi dan ketepatan sasaran atas kebijakan insentif fiskal oleh Dirjen Bea Cukai (DJBC) dan adanya upaya menyeimbangkan dua dimensi kebijakan fasilitas Kepabeanan.

Dimensi pertama berupa optimalisasi penerimaan negara di sektor Kepabenan dan Cukai dengan cara menghimpun penerimaan sebanyak-banyaknya dari kegiatan ekspor, impor, dan cukai.

Di sisi lain dimensi fasilitas perdagangan dan industri berupa pemberian insentif fiskal (Kepabeanan, Cukai dan Perpajakan) akan berpengaruh terhadap peneriman negara (short fall dan tax expenditure)

Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan pemaparannya.

Yanti menyatakan bahwa di tengah load pekerjaan yang banyak, optimalisasi kegiatan monitoring khusus dan umum dilaksanakan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan digital.

Dengan aplikasi mandiri Go Fast Super App, kegiatan monitoring dan pelaporan dapat dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Yanti juga menambahkan dalam pelaksanaan program kolaborasi menjadi kunci untuk mengoptimalkan tim sesuai dengan kompetensi dan bisa menyiasati keterbatasan jumlah sumber daya manusia yang kurang memadai.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved