Virus Cacar Monyet

Waspada! Begini Cara Virus Cacar Monyet Bekerja, bisa Sebabkan Penularan Dalam 1 Hingga 21 Hari

Bahkan, ramai kiriman ulang di akun sosial media instagram tentang virus Mpox yang sudah dibagikan oleh lebih dari 20 ribu orang.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Kompas.com
Foto Ilustrasi Monkeypox atau Cacar Monyet --- Akhir-akhir ini publik dibuat khawatir dengan virus Monkey Pox (Mpox) atau virus cacar monyet yang dapat menular dengan cepat dari satu orang ke orang lainnya. 

TRIBUNBEKASI.COM, TAMANSARI — Akhir-akhir ini publik dibuat khawatir dengan virus Monkey Pox (Mpox) atau virus cacar monyet yang dapat menular dengan cepat dari satu orang ke orang lainnya.

Bahkan, ramai kiriman ulang di akun sosial media instagram tentang virus Mpox (virus cacar monyet) yang sudah dibagikan oleh lebih dari 20 ribu orang.

Kiriman tentang virus Mpox (virus cacar monyet) itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik agar berhati-hati ketika menaiki transportasi umum, terutama pesawat.

Lantas seperti apa sebenarnya virus Mpox itu dan bagaimana cara kerjanya? 

BERITA VIDEO : KETAHUI GEJALA MPOX DI JAKARTA, JIKA ADA LENTING AIR DI BADAN SEGERA PERIKSA

Diketahui, Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet pada sejumlah hewan, termasuk manusia. 

Menurut Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, Dokter Ngabila Salama, seseorang yang terpapar virus Mpox dapat merasakan gejalanya dalam 1-21 hari.

Hal itu dikarenakan masa inkubasi Mpox adalah 1-21 hari dengan tersering 5-7 hari.

"Masa inkubasi adalah waktu dari virus masuk ke dalam tubuh seseorang (tertular) sampai muncul gejala yang pertama kali," kata Ngabila saat dihubungi, Jumat (30/8/2024).

Dia menyampaikan, ada beberapa tanda yang akan dirasakan seseorang ketika tepapar Mpox.

Tanda itu diawali dengan demam yang diikuti munculnya lenting berisi air di tubuh pada 1-3 hari kemudian.

Baca juga: Dinkes Kabupaten Bekasi Minta Warga Waspada Penyakit Cacar Monyet, Simak Gejala dan Cara Mencegahnya

Selain itu, lanjut Ngabila, akan ada pembesaran kelenjar getah bening setelah lenting tersebut muncul.

"Indikasi dilakukan swab PCR pada orang bergejala atau kontak erat kasus positif (walau tidak bergejala)," kata Ngabila.

"Kontak eratnya baik seksual maupun kontak erat di rumah atau tempat kerja karena penularannya bisa dengan 3 cara sejauh ini: hubungan seksual berisiko, droplet, dan kulit dengan kulit," imbuhnya.

Ngabila menyebut, bagian tubuh yang di PCR akan sangat sensitif menemukan virus itu di lenting atau luka pada kulit. 

Tak main-main, akurasi PCR itu mencapai 90-100 persen.

"Lalu pada anus (pada yang riwayat kontak seksual anal) akurasi 50-70 persen, dan pada tenggorokan sekitar 30 persen," jelas Ngabila.

BERITA VIDEO : MASYARAKAT DIIMBAU TAK ABAI DENGAN CACAR MONYET

Sehingga menurutnya, pada kasus positif Mpox, lenting akan sembuh dalam waktu 2-4 minggu.

Adapun seseorang dinyatakan sembuh apabila luka lenting dan ruam di tubuh sudah mengering dan mengelupas.

"Tapi sembuh jika sudah tumbuh lapisan kulit baru yang utuh (intak)," pungkasnya.

Pada kasus ini, Ngabila menyebut jika seseorang perlu diberikan antivirus sesuai indikasi dan dosis dari dokter kulit penyakit dalam untuk mencegah timbulnya kembali virus tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Monkey pox tengah dikhawatirkan oleh Dinas Kesehatan DKI menyerang warga karena sejumlah negara banyak yang sudah terpapar.

Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama mengatakan, ada dua gejala khas pada penyakit Mpox yaitu keluarnya lenting isi air di kulit bagian wajah, badan, kemaluan dan anus.

Meski hanya ada satu butir yang terlihat, kata Ngabila, harus tetap diwaspadai agar tidak menular ke orang lain.

"Juga ada pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan, leher dan dagu," katanya, Kamis (29/8/2024).

Menurut Ngabila, pembesaran kelenjar getah bening pada gejala Mpox berbeda dengan cacar air atau varicella. 

Kendati demikian, Ngabila meminta warga jangan panik dan segera berobat ke dokter demi mendapatan obat.

"Tetap waspada. Cegah sakit dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan 3M memakai masker mencuci tangan menjaga jarak dan vaksinasi pada kelompok berisiko," terangnya.

Ngabila mengaku, vaksinasi massal atau untuk masyarakat umum belum disediakan oleh pemerintah pusat. 

Ia meminta agar warga mencegah dengan deteksi dini, jika ada keluhan segera ke puskesmas maupun ke rumah sakit untuk di PCR di tenggorokan, lenting, dan anus.

"Diobati segera dengan antivirus yang tersedia serta diisolasi. Gejala lainnya seperti infeksi virus pada umumnya demam diatas 38 derajat, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, lemah letih lesu, nafsu makan menurun," imbuhnya. 

(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/m40)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 


 

 

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved