Berita Jakarta
Isu Penyesuaian Tiket KRL Berbasis NIK Bikin Pelajar Ikutan Was-was, Uang Jajan Bakal Berkurang
Para pelajar mengaku tak tahu apakah nantinya dia mendapatkan subsidi atau tidak pasca penyesuaian tarif KRL, sebab belum memiliki KTP
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, PALMERAH — Isu penyesuaian tarif commuterline (KRL) berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) rupanya tidak hanya dikhawatirkan oleh kalangan pekerja, tetapi juga pelajar.
Para pelajar mengaku tak tahu apakah nantinya dia mendapatkan subsidi atau tidak pasca penyesuaian tarif KRL, sebab belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
Seperti yang disampaikan siswi SMP bernama Najwa Salsabila (15), dirinya mengaku was-was usai mendengar kabar tersebut lantaran KRL adalah transportasinya tiap hari dari Parung Panjang ke Palmerah.
Najwa mengaku takut uang jajannya berkurang karena tingginya kenaikan tarif tiket kereta.
BERITA VIDEO : PELAJAR KHAWATIR TARIF KRL DIATUR BERDASARKAN NIK
"Aku biasa top up (isi ulang) kartu KRL Rp 10.000 sehari. Jadi kalau nanti beneran naik agak was was apalagi buat orang yang kurang dari ekonominya," kata Najwa saat ditemui di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (3/9/2024).
"Saya was was juga soalnya uang jajan pas-pasan, belum buat bayar uang kas, nabung," imbuhnya.
Najwa mengaku, ia setiap hari diberi bekal oleh orang tuanya sebesar Rp 50.000 lantaran jarak rumahke sekolah yang jauh.
Namun, Rp 50.000 tersebut harus dibagi-bagi oleh Najwa untuk kebutuham makan, sekolah, dan transportasi.
Sehingga, ia berharap wacana kenaikan tarif itu tidak juga melibatkan para pelajar sepertinya.
Baca juga: Wacana Tarif KRL Jabodetabek Naik, Pengguna: Enggak Setuju, Nanti Orang Malas Naik Transportasi Umum
"Kalau fasilitas KRL udah oke, cuma memang untuk (pemangkasan) subsidi jangan dulu sih," kata Najwa.
Pasalnya, lanjut dia, rangkaian gerbong KRL saat ini masih sedikit, tidak 12 gerbong dalam 1 rangkaian.
Sehingga tak jarang, Najwa dan penumpang lainnya sering berdesakan hingga sulit bernapas di dalam KRL.
"Memang padat sekali, kadang juga enggak dapat duduk, apalagi kalau pagi. Soalnya penumpangnya main serobot, jadi suga kejepit," pungkas Najwa.
Sebelumnya, polemik kenaikan tarif commuter line (KRL) berbasis nomor induk kependudukan (NIK) kian menguat di masyarakat, terutama pengguna aktif KRL.
Sejak November 2024, 1.500 Warga Binaan Berbahaya Dipindah ke Nusa Kambangan |
![]() |
---|
Kesulitan Bawa Jenazah Obesitas Seberat 210 Kg, Warga Pulogadung Minta Tolong Tim Damkar |
![]() |
---|
Hujan Sejak Pagi, Sejumlah Titik di Wilayah Jakarta Macet Parah, Berikut Lokasinya |
![]() |
---|
LRT Jabodebek Digunakan 78.287 Penumpang saat Pasang Tarif Rp 80 |
![]() |
---|
Begini Alasan Dua Orang Lulusan S1 Mau Melamar Kerja Jadi Anggota Damkar DKI Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.